Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PRESIDEN RI Prabowo Subianto menghadiri parade Peringatan Ke-76 Hari Republik India di New Delhi, India, Minggu (26/1) waktu setempat. Di antara kontingen India, hadir pula kontingen Indonesia yang menjadi sorotan dan membawa semangat persahabatan serta kehormatan atas undangan dari pemerintah India.
Dengan komposisi 352 anggota, ini merupakan delegasi terbesar yang diundang dalam sejarah peringatan Hari Republik India. Para perwakilan Indonesia, termasuk Genderang Suling Canka Lokananta (GSCL) dan pasukan defile TNI, mencuri perhatian masyarakat dengan kekompakan dan keunikan atribut mereka.
Sersan Mayor Dua Taruna (Sermadatar) Lintang Myzard dari Akademi Militer Magelang memimpin GSCL sebagai Penatarama 1 dengan bangga. Lagu Maju Tak Gentar yang dibawakan GSCL menjadi simbol semangat perjuangan Indonesia di mata dunia.
“Saya sangat bangga terhadap almamater saya terutama Akademi Militer mewakili dari sekian banyak akademi atau drumben yang ada di Indonesia. Saya cukup berkesan di hidup saya, mungkin tidak bisa terulang kedua kalinya,” ujar Lintang.
Latihan intensif yang dilakukan selama lebih dari sebulan, baik di Magelang maupun Cilodong, membuahkan hasil dengan penampilan yang memukau. Menurut Lintang, tantangan terbesar bagi GSCL adalah perbedaan suhu.
"Di Indonesia suhunya 28 derajat, 30 derajat. Di India cukup dingin mungkin karena lagi musim dingin, pagi 5 derajat sampai 10 derajat, sehingga itu membuat kami agak kaget tapi kami dapat mengatasi dengan cepat,” ungkapnya.
Sementara itu, Letda Arm Joshua Mahulette, Komandan Peleton pasukan defile, mengungkapkan kebanggaannya dapat tampil langsung di hadapan Presiden Prabowo, PM Modi, dan Presiden Murmu. Bahkan, ia mengatakan bahwa parade tersebut merupakan momen bersejarah.
"Secara pribadi saya sangat amat bangga karena ini pertama kali dalam sejarah Indonesia tampil diundang bahkan sampai kurang lebih 352 orang. Ini bahkan terbanyak selama India mengundang negara-negara lain. Jadi ini adalah suatu kebanggaan dan suatu kehormatan bagi saya," ujar Joshua.
Joshua juga menceritakan bahwa pasukan defile telah menjalani latihan selama tiga bulan untuk memastikan langkah, tempo, dan harmoni yang sempurna. Menurut Joshua, kontingen Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat India.
"Tentara India tuh banyak banget pernak-perniknya kan. Nah pas kita tampil, kita kasih lah yang mereka mau gitu loh pernak pernik Lokananta mulai dari yang tenor pake macan, bussdrum pake macan, genderang, belira segala macam dengan keunikan masing-masing,” katanya bangga.
Bagi Sermadatar Tasya Putri Dwifina dari Akademi Militer Magelang, kebanggaan menjadi bagian dari GSCL tidak hanya dirasakan secara pribadi, tetapi juga sebagai kontribusi untuk hubungan bilateral antara Indonesia dan India. Tasya turut menyoroti tantangan teknis dalam memainkan lagu Maju Tak Gentar dengan tempo 120 ketukan per menit untuk menyesuaikan dengan tradisi parade India.
"Dari latihan yang keras, dari latihan kami sehari-hari dan latihan yang terus menerus, kami bisa mengikuti," katanya penuh syukur.
Ketiga perwakilan Indonesia pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas perhatian dan dukungan yang diberikan. Mereka berharap akan mendapatkan lebih banyak kesempatan dan momen serupa di masa mendatang.
"Untuk Bapak Presiden Prabowo Subianto, saya harap kedepannya sama seperti tadi akan banyak event-event seperti ini untuk mempererat hubungan antar suatu negara, hubungan bilateral,” ucap Joshua.
Dengan semangat kebanggaan dan persahabatan, kontingen Indonesia berhasil mempersembahkan penampilan terbaiknya, membawa nama bangsa semakin dihormati di kancah internasional. Parade Hari Republik India ini menjadi bukti bahwa kerja keras, persiapan matang, dan kolaborasi dapat membawa prestasi gemilang. (P-5)
Prabowo kemudian naik ke saluting base atau podium kehormatan dan lagu kebangsaan India dikumandangkan diiringi dengan 21 dentuman meriam.
Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke India pada 25-26 Januari 2025 yakni melakukan konsolidasi mitra geopolitik Indo-Pasifik.
Kunjungan Presiden Prabowo Subianto memberi peluan kerja sama Indonesia dan India dalam pengendalian Tuberkulosis (Tb)
Setelah meletakkan karangan bunga, Presiden Prabowo kemudian melakukan prosesi khidmat dengan memutari makam Mahatma Gandhi
Kautsar Widya Prabowo
Prabowo Subianto menyoroti hubungan Indonesia dan India yang didasari sejarah panjang. Menurut presiden salah satunya bahasa nasional Indonesia yang berkembang dari bahasa Sanskerta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved