Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DEWAN Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri Darmansjah Djumala mengatakan Indonesia dan India mempunyai kepentingan bersama yang dapat digunakan sebagai modal meningkatkan kerja sama bilateral. Hal itu ia sampaikan menanggapi kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke India pada 25-26 Januari 2025 yakni melakukan konsolidasi mitra geopolitik Indo-Pasifik.
Lebih jauh Djumala menjelaskan bahwa pada abad 21, berdasarkan sejumlah studi terjadi pergeseran titik ekonomi ke kawasan Asia yang melibatkan Tiongkok, India, dan Indonesia sebagai salah satu negara besar di ASEAN. Hal itu ditandai dengan pertumbuhan ekonomi di negara-negara kawasan Asia, investasi, dan perdagangan.
"India dan Indonesia yang sama-sama memiliki pasar domestik yang luas dengan pertumbuhan ekonomi relatif tinggi dan stabil dibanding kawasan lain akan menjadi mitra dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan Indo-Pasifik," ujarnya, Senin (27/1).
Selain itu, sambung Djumala, kedua negara sama-sama anggota BRICS sehingga kemitraan di bidang ekonomi, investasi dan perdagangan lebih mudah untuk dikembangkan di masa depan. Dalam hubungan diplomatik sejarah persahabatan kedua negara menurutnya sudah ada fondasi kokoh bagi pengembangan kerja sama di bidang lain.
Dia mengingatkan bahwa Indonesia pun pernah membantu India ketika negara tersebut mengalami krisis pangan pada 1946. Setelah Perang Dunia II selesai banyak negara mengalami krisis pangan, akibat berkurangnya suplai gandum dari Eropa yang mengalami kerusakan dahsyat akibat perang.
Pada saat itu Indonesia mengirimkan bantuan beras sebanyak 500.000 ton untuk India. Menurutnya, diplomasi beras ini ternyata sangat efektif dalam membangun citra dan eksistensi Indonesia sebagai negara baru merdeka. Berkat diplomasi beras itu banyak negara yang memberi pengakuan kemerdekaan Indonesia.
Presiden Prabowo melakukan kunjungan kenegaraan ke India dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Kunjungan tersebut juga dilakukan untuk menghadiri perayaan Hari Republik India yang ke-76 sebagai tamu negara utama. Selama kunjungan dua hari tersebut, pemimpin kedua negara sepakat untuk mengembangkan kerja sama bilateral dalam beberapa bidang, antara lain dari perdagangan, pariwisata, kesehatan, energi, keamanan, pertahanan, dan teknologi digital.
Selain itu, salah satu kesepakatan yang ditandatangani yakni kerja sama di bidang pertahanan. Kedua negara akan bekerja sama dalam sektor produksi pertahanan, manufaktur alutsista dan rantai pasokan, serta meningkatkan kerja sama di bidang keamanan maritim.
Djumala mengaitkan kerja sama militer ini dengan situasi geopolitik di Indo-Pasifik, terutama keamanan di Selat Malaka dan Laut China Selatan, sebagai kemitraan strategis.
"Sebagai dua negara besar dalam konstelasi geopolitik Indo-Pasifik, Indonesia dan India dapat berperan aktif dalam menjaga keamanan maritim di kawasan yang menjadi kepentingan bersama. Lebih luas lagi, kerja sama pertahanan kedua negara dapat mempererat konsolidasi kemitraan strategis dalam menjaga stabilitas keamanan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik," imbuh dia. (Ant/H-3)
Prabowo kemudian naik ke saluting base atau podium kehormatan dan lagu kebangsaan India dikumandangkan diiringi dengan 21 dentuman meriam.
Para perwakilan Indonesia, termasuk Genderang Suling Canka Lokananta (GSCL) dan pasukan defile TNI, mencuri perhatian masyarakat dengan kekompakan dan keunikan atribut mereka
Kunjungan Presiden Prabowo Subianto memberi peluan kerja sama Indonesia dan India dalam pengendalian Tuberkulosis (Tb)
Setelah meletakkan karangan bunga, Presiden Prabowo kemudian melakukan prosesi khidmat dengan memutari makam Mahatma Gandhi
Kautsar Widya Prabowo
Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana mengungkapkan, stabilitas ekonomi bakal sulit terwujud tanpa adanya stabilitas dalam geopolitik dunia.
Johnny mengatakan Indonesia memahami dampak situasi geopolitik global seperti konfik Rusia dengan Ukraina. Hal itu bahkan memengaruhi kondisi ekonomi dunia.
Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung di Uzbekistan, kedua pemimpin negara akan membahas situasi konflik di Ukraina dan Taiwan.
Pengamat militer Connie Bakrie menilai Presiden Rusia Vladimir Putin adalah ‘edisi baru’ dari perwujudan figur kekuatan pikiran founding father Presiden Soekarno
Hubungan antara Tiongkok dan Amerika Serikat kian memanas. Tiongkok memberi peringatan agar Amerika Serikat menghentikan konfrontasi dan mau mengikuti aturan.
Dalam makalah Integrated Review (IR), pemerintah Inggris menyebut Tiongkok sebagai ancaman nyata bagi Inggris dan tatanan dunia saat ini. Terutama karena Tiongkok makin dekat dengan Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved