Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
DI tengah dinamika kekuatan yang terus berubah dan kompleksitas geopolitik yang semakin meningkat, dialog dan kolaborasi menjadi semakin penting. Oxford Society Indonesia (OXSI) mengadakan Community of Practice (CoP) Discussion Series on Foreign Policy and Geopolitics – Indonesia Perspective bekerja sama dengan Pijar Foundation, menghadirkan tokoh-tokoh terkemuka dari akademisi, kebijakan publik, dan jaringan internasional untuk membahas posisi dan peluang Indonesia di panggung global.
Pijar Foundation bergabung untuk menyelaraskan acara ini dengan misinya dalam mendorong dialog publik yang terbuka, inklusif, dan berorientasi masa depan, yang menghubungkan berbagai sektor dalam menghadapi tantangan nasional dan global yang kompleks.
Para pembicara meliputi Dr Vishnu Juwono, alumnus Oxford yang saat ini menjabat sebagai Ketua UI Greenmetric dan Associate Professor di bidang Public Governance di Universitas Indonesia, serta Abid Abdurrahman Adonis, Peneliti di Oxford Internet Institute dan Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia di Oxford (2022–2023).
Mereka membahas posisi strategis Indonesia di tengah pergeseran dinamika kekuatan, warisan kebijakan luar negeri pasca-Trump, dan meningkatnya relevansi middle powers dalam tatanan dunia yang terfragmentasi.
Acara dibuka dengan sambutan dari Alfi Naufida, Presiden OXSI, dan Cazadira Fediva Tamzil, Direktur Eksekutif Pijar Foundation. Alfi Naufida menekankan nilai yang dibawa OXSI kepada masyarakat Indonesia melalui jaringan alumni dan diaspora.
“OXSI pada dasarnya adalah wadah bagi mereka yang pernah menempuh studi di Oxford untuk saling bertukar pengetahuan — baik secara internal maupun kepada publik. Kami percaya bahwa diaspora dan returnee Indonesia memiliki peran penting dalam memperkaya wacana kebijakan dan mendorong solusi atas tantangan nasional. Acara seperti ini adalah salah satu sarana bagi kami untuk menghubungkan perspektif global dengan prioritas lokal,” kata Alfi.
Berkolaborasi dengan OXSI sejalan dengan misi Pijar Foundation untuk memperkuat perannya sebagai organisasi nirlaba dan ekosistem yang bekerja mengakselerasi visi Indonesia Maju 2045, dengan fokus pada Future Talent dan Future Planet.
Melalui tiga pilar programnya — pengembangan talenta, inkubasi kewirausahaan inovatif, dan advokasi kebijakan publik — Pijar Foundation mempertemukan pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat untuk bersama-sama menciptakan solusi bagi masa depan Indonesia. Mewakili Pijar Foundation, Cazadira Fediva Tamzil memperkenalkan organisasi tersebut dan menjelaskan keselarasan misinya dengan tujuan acara ini.
“Di Pijar Foundation, kami berkolaborasi lintas sektor — mulai dari pemerintah, industri swasta, hingga akademisi dan masyarakat — untuk mendorong inovasi dan menjawab tantangan yang mendesak. Cakupan kerja kami beragam, termasuk kolaborasi dengan perusahaan modal ventura untuk program khusus kecerdasan buatan, mengingat perannya yang krusial dalam membentuk masa depan industri. Kami juga bekerja sama dengan pemerintah Inggris melalui E-Tech Hub untuk mengembangkan solusi berbasis teknologi, serta melalui program kebijakan publik kami memfasilitasi diskusi mengenai tantangan kebijakan Indonesia — tidak hanya untuk menjawab kebutuhan saat ini, tetapi juga mengantisipasi kompleksitas masa depan,” ujar Cazadira.
Diskusi ini menyoroti perlunya Indonesia menyeimbangkan ketahanan domestik dengan diplomasi proaktif, memperkuat keamanan ekonomi dan kemampuan teknologi, serta membangun koalisi strategis middle power untuk mempertahankan multilateralisme. Para pembicara juga menekankan peran diaspora Indonesia sebagai jembatan menuju kolaborasi global, khususnya dalam menghadapi dampak berkepanjangan dari kebijakan “America First”, ketegangan AS–Tiongkok, dan perubahan geopolitik lainnya.
Abid Abdurrahman Adonis juga menekankan prinsip dasar dalam memahami kebijakan luar negeri. Dia mengatakan, “Ketika kita berbicara tentang kebijakan luar negeri, prinsip pertama adalah memahami apa yang terjadi di dalam negeri suatu negara — karena itulah yang membentuk apa yang mereka inginkan di kancah internasional. Prinsip kedua adalah bahwa keamanan ekonomi dan teknologi kini menjadi kunci utama dalam kebijakan luar negeri, mirip dengan dinamika yang kita lihat selama Perang Dingin.”
Ini adalah kolaborasi kedua antara OXSI dan Pijar Foundation. Awal tahun ini, kedua organisasi bermitra dalam Kartini Day Talk 2025: Networking Brunch, yang merayakan kepemimpinan perempuan dan pembangunan komunitas. Bersama-sama, OXSI dan Pijar Foundation berkomitmen untuk menciptakan ruang bermakna bagi dialog dan pertukaran pengetahuan yang memperkuat peran Indonesia di kancah global. (I-3)
Isu performing rights bukan sekadar persoalan legal, tetapi juga refleksi dari tantangan budaya, ekonomi, dan teknologi yang harus dijawab bersama termasuk oleh perguruan tinggi.
Kerja sama antara aparat penegak hukum, lembaga pemerintah terkait dan masyarakat sipil sangatlah penting untuk melindungi anak-anak di wilayah kita.
Komnas Perempuan mencatat sepanjang 2024 telah terjadi 330.097 kasus kekerasan berbasis gender (KBG), meningkat sejumlah 14,17% dibandingkan 2023.
CALON Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun, melakukan kampanye dalam bentuk dialog langsung dengan masyarakat di Komplek DDN II RW 05, Kelurahan Pondok Labu
PEOPLE to people connection menjadi pilar penting kerja sama ASEAN-China yang telah terjalin selama lebih dari tiga dekade. Untuk meningkatkan pemahaman serta memperkuat relasi antarpemuda
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved