Toilet Training yang Tertunda Bisa Sebabkan Masalah pada Anak

Basuki Eka Purnama
02/1/2025 05:34
Toilet Training yang Tertunda Bisa Sebabkan Masalah pada Anak
Ilustrasi(Freepik)

PELATIHAN cara buang air kecil maupun buang air besar di toilet atau toilet training yang tertunda bisa menimbulkan masalah kesehatan pada anak. Hal itu dikatakan anggota Unit Kelompok Kerja Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Meitha Pingkan Esther T, dikutip Kamis (2/1).

"Hal ini akan menimbulkan kekhawatiran adanya peningkatan penyebaran penyakit baik infeksi, diare, maupun hepatitis A," kata Meitha.

"Toilet training yang tertunda juga pada anak menyebabkan penolakan untuk buang air besar dan bisa terjadi konstipasi, juga masalah-masalah pencapaian dan pemeliharaan kontrol kandung kemih," lanjut dokter konsultan tumbuh kembang pediatri sosial lulusan Universitas Indonesia itu.

Meitha mengatakan pembelajaran toilet training yang tertunda juga berpeluang menyebabkan stres pada orangtua, anggota keluarga, petugas di tempat penitipan anak, dan guru di sekolah.

Kehadiran anak-anak yang belum terlatih menggunakan toilet untuk buang air kecil maupun buang air besar bisa menambah beban kerja petugas tempat penitipan anak dan taman bermain anak.

Meitha menyampaikan, toilet training dimaksudkan untuk melatih anak supaya bisa secara mandiri buang air kecil maupun buang air besar di toilet.

Menurut dia, ada dua tujuan utama pelatihan menggunakan toilet secara mandiri bagi anak, yakni memampukan anak mengenali sensasi buang air kecil serta menguasai tata cara buang air kecil maupun buang air besar di toilet.

"Misalnya, begitu anak merasa ada sensasi untuk buang air kecil, dia akan menuju toilet, dia akan duduk di toilet, buang air kecil, setelah itu dia akan membersihkan dirinya sendiri, menyiram toiletnya, cuci tangan, dan seterusnya," katanya.

Pada intinya, pelatihan dilakukan supaya anak menguasai seluruh tata laku yang menyertai kunjungan ke toilet, termasuk memakai celana sendiri.

Orangtua bisa memberikan contoh untuk membiasakan anak berkemih atau buang air besar di toilet.

Meitha menyarankan orangtua memberikan apresiasi jika anak berhasil menjalani fase pelatihan menggunakan toilet secara mandiri, mengingat proses belajar menggunakan toilet secara mandiri merupakan tonggak penting dalam perkembangan anak.

Selain dapat memudahkan orangtua, anggota keluarga, maupun pengasuh anak, melatih kemandirian anak menggunakan toilet bisa mengurangi biaya penyediaan popok. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya