Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Inovasi Terapi Sel Punca dalam Pengobatan Ortopedi

Alya Putri Abi
21/12/2024 07:30
Inovasi Terapi Sel Punca dalam Pengobatan Ortopedi
Kemajuan teknologi kedokteran membuka peluang baru dalam pengobatan ortopedi, salah satunya melalui penggunaan terapi sel punca (stem cells). (freepik)

KEMAJUAN teknologi kedokteran terus membawa harapan baru dalam perawatan berbagai penyakit, termasuk dalam bidang ortopedi. Salah satu inovasi yang menjanjikan adalah penggunaan stem cells sebagai solusi terapi regeneratif.  

Stem cells, atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai sel punca, telah diakui sebagai metode legal melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07/MENKES/1359/2024 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terapi Sel Punca di Bidang Ortopedi dan Traumatologi.

Pengakuan terapi sel punca membuka peluang baru, khususnya dalam pengobatan penyakit muskuloskeletal (sistem yang melibatkan tulang, sendi, otot, saraf, dan jaringan ikat), seperti cedera, penuaan, atau osteoartritis, yang dapat mengganggu kualitas hidup pasien. 

Spesialis Orthopedi dan Traumatologi Sub Spesialis Panggul Lutut Konsultan, Ismail Hadi Soebroto Dilogo menjelaskan pendekatan ini tidak hanya berfokus pada perbaikan cedera, tetapi juga memberikan harapan bagi pasien dengan kondisi ortopedi yang sebelumnya memiliki pilihan pengobatan terbatas. 

"Terapi stem cells membuka peluang baru dalam pengobatan regeneratif. Ini bukan hanya tentang memperbaiki cedera, tetapi juga tentang memberikan harapan bagi pasien dengan kondisi ortopedi yang sebelumnya mungkin terbatas dalam hal pilihan pengobatan," ujar Ismail dalam seminar awam bertema New Paradigm in Orthopedic Treatment: The Role of Stem Cells and Metabolites in Orthopedic Diseases yang diselenggarakan RS Siloam Mampang di Jakarta, Jumat (20/12).

Stem cells adalah sel yang dapat memperbarui dan memperbanyak dirinya sendiri, sehingga berpotensi digunakan untuk menggantikan jaringan tubuh yang rusak. 

Selain itu, sel punca memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan sel di lokasi yang dituju, memperbaiki kerusakan, dan berkembang menjadi jenis sel yang diperlukan sesuai dengan fungsinya.

Stem cells

Sel punca mesenkimal (MSC) adalah sel punca multipotensi yang ditemukan di sumsum tulang. MSC memiliki peran dalam membentuk dan memperbaiki jaringan rangka seperti tulang rawan, tulang, dan lemak, serta berpotensi dalam pengobatan ortopedi.

Terapi ini menggunakan sel dari tubuh pasien itu sendiri, dengan mengambil sampel sel dari sumsum tulang atau jaringan lemak pasien. Sel tersebut kemudian diolah di laboratorium dan disuntikkan ke area yang membutuhkan perawatan.  Setelah penyuntikan, pasien akan menjalani pemantauan intensif untuk memastikan hasil terapi yang optimal.

Ismail menambahkan terapi sel punca dilakukan setelah tahapan-tahapan pengobatan yang sudah dilalui, bukan sebagai pilihan terakhir, melainkan sebagai langkah tambahan (on top) untuk meningkatkan hasil pengobatan.

Misalnya, pada kasus non-union atau patah tulang yang gagal menyatu meski sudah dioperasi dan diberikan pen serta bone graft. Terapi sel punca dapat membantu dengan kemampuan imunomodulasi dan regenerasi jaringan, asalkan prosedur operasi seperti pemasangan pen dan penjajaran tulang dilakukan dengan benar. Dalam kasus seperti ini, terapi sel punca bisa mempercepat proses penyambungan tulang.

"Artinya, cedera-cedera direkonstruksi, ditambahin macam-macam, tergantung kasusnya lagi. Tapi artinya bukan hanya itu saja. Jadi, seharusnya kalau memang tidak perlu operasi, tidak perlu operasi lagi, kasih stem cell saja sudah nyambung. Jangan sampai berpikir begitu, karena justru ada tahapan-tahapan lainnya," ujarnya.

Pentingnya Perubahan Gaya Hidup Setelah Terapi Stem cells  

Perlu diingat, meskipun terapi sel punca berpotensi dalam penyembuhan, penyakit bisa kambuh jika pasien tidak mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. 

Ismail menyatakan setelah menjalani terapi sel punca untuk kasus ortopedi, olahraga diperbolehkan. Namun sebaiknya memilih jenis olahraga yang tepat, seperti mengayuh sepeda. 

Olahraga yang melibatkan banyak gerakan naik turun tangga atau berjalan jauh tidak dianjurkan. Selain itu, disarankan mengonsumsi makanan yang dapat meningkatkan kolagen, seperti kolang-kaling, ikan laut, brokoli, susu, keju, dan yogurt. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya