Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Apa Itu Stem Cell? Kenali Level Penilaiannya, Inovasi, dan Perbedaannya dengan Obat

Alya Putri Abi
06/12/2024 20:44
Apa Itu Stem Cell? Kenali Level Penilaiannya, Inovasi, dan Perbedaannya dengan Obat
Memahami Stem cell(Ilustrasi)

STEM cell atau sel punca adalah sel induk yang memiliki kemampuan unik untuk memperbanyak diri dan berubah menjadi berbagai jenis sel tubuh.

Kemampuan luar biasa ini membuat stem cell menjadi salah satu terobosan besar dalam dunia medis, khususnya dalam pengobatan regeneratif, di mana sel punca dapat memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.

Potensi Stem Cell dalam Pengobatan Regeneratif

Stem cell menawarkan potensi besar dalam mengobati berbagai penyakit, namun, sangat penting untuk tidak membuat klaim berlebihan tanpa bukti ilmiah yang jelas.

MI/Alya Putri Abi--Acara Beyond Stem Cell: Where Are We?, yang diselenggarakan oleh PIT Rejaselindo di Hotel Aryaduta, Jakarta, pada Jumat (6/12).

Penelitian mendalam sangat dibutuhkan untuk memastikan efektivitas terapi stem cell, guna mencegah masyarakat terjebak dalam klaim yang belum terbukti.

Menurut Ketua Indonesia Association of Tissue Engineering and Cell Therapy (REJASELINDO) Bintang Soetjahjo dalam acara Beyond Stem Cell: Where Are We? yang diselenggarakan oleh PIT Rejaselindo di Hotel Aryaduta, Jakarta pada 6 Desember 2024, stem cell memang memiliki potensi besar, namun bukti ilmiah yang kuat sangat diperlukan.

"Tidak bisa memberikan klaim berlebihan tanpa bukti yang jelas," tegasnya.

Level Penilaian Terapi Stem Cell

Terapi stem cell dapat dinilai pada beberapa level, di antaranya:

1. Level Molekuler:

Stem cell dapat mengubah ekspresi gen dan jalur sinyal untuk regenerasi dan perbaikan sel yang rusak.

2. Level Seluler:

Stem cell dapat menggantikan atau memperbaiki sel yang rusak, seperti dalam penyembuhan jaringan otot atau tulang rawan.

3. Level Jaringan:

Stem cell dapat digunakan untuk meregenerasi atau memperbaiki jaringan yang rusak, misalnya pada tulang rawan atau hati.

4. Level Organ:

Stem cell dapat membantu mengembalikan fungsi organ yang rusak, seperti hati atau jantung.

5. Level Sistem Organ:

Terapi stem cell dapat memengaruhi beberapa organ dalam satu sistem, seperti pada penyakit autoimun atau gangguan kardiovaskular.

6. Level Fungsi:

Potensi terapi stem cell diukur dari pemulihan fungsi tubuh, seperti kemampuan bergerak atau fungsi kognitif.

Pemberian terapi stem cell harus dilakukan dengan pengawasan yang ketat dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Terapi secara sistemik hanya boleh dilakukan di rumah sakit, sementara terapi regional dan topikal sudah diatur oleh Kementerian Kesehatan.

Inovasi dalam Pengobatan Regeneratif Menggunakan Stem Cell

Inovasi terbaru dalam pengobatan regeneratif menggunakan stem cell meliputi:

  1. Regenerative Orthopaedi: Terapi untuk sendi, saraf, dan otot.
  2. Kardiovaskular: Regenerasi jantung untuk mengurangi kerusakan dan meningkatkan fungsi jantung.
  3. Diabetes: Pengobatan diabetes dengan merangsang sinyal tertentu melalui stem cell.
  4. Chronic Wound Healing: Penyembuhan luka kronis dengan terapi stem cell.
  5. Penyakit Autoimun: Modifikasi sistem imun melalui imunoterapi inovatif seperti CAR T-cell.
  6. Pengeditan Gen dengan iPSC: Pengeditan gen menggunakan Induced Pluripotent Stem Cells (iPSC) untuk mengganti atau memperbaiki jaringan tubuh.

Stem Cell vs Obat: Apa Perbedaannya?

Menurut Ketua Pelaksana acara tersebut Huntal Napoleon, stem cell bukanlah obat seperti tablet atau sirup yang dapat diminum.

Sebaliknya, stem cell adalah sel hidup yang memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi dan memperbaiki jaringan tubuh.

Ketika disuntikkan ke dalam tubuh, stem cell akan mencari sel yang rusak dan memperbaikinya, berbeda dengan obat yang bekerja dengan cara lain.

Sebagai contoh, dalam pengobatan diabetes melitus (DM), stem cell tidak hanya bekerja pada gangguan utama, tetapi juga akan memperbaiki area lain yang rusak, seperti pada hati.

Namun, jika tindakan dilakukan pada organ target tertentu, stem cell akan fokus pada organ tersebut.

Terapi stem cell yang dilakukan secara medis sudah teruji dan aman, termasuk melalui tes HLA (Human Leukocyte Antigen) untuk memastikan tidak ada masalah dengan sistem kekebalan tubuh.

Dengan demikian, terapi stem cell tidak menyebabkan masalah penolakan seperti yang terjadi pada transfusi darah. (Z-10)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya