Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Rehabilitasi untuk Pecandu Judi Online Butuh Waktu Minimal 3 Bulan

Basuki Eka Purnama
28/11/2024 09:26
Rehabilitasi untuk Pecandu Judi Online Butuh Waktu Minimal 3 Bulan
Ilustrasi(Freepik)

PSIKOLOG Sani Budiantini Hermawan mengatakan rehabilitasi pecandu judi online memerlukan waktu minimal tiga bulan dengan dia benar-benar berhenti bermain sama sekali.

"Penanganan melibatkan tiga aspek utama. Medikasi dari psikiater untuk mengatasi stres atau depresi, psikoterapi dari psikolog untuk membantu memulihkan pola pikir dan perilaku, hingga dukungan keluarga yang memberikan kontrol dan pengawasan selama masa pemulihan," kata psikolog lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu, Rabu (27/11).

Menurut Sani, penanganan kecanduan judi online membutuhkan pendekatan intensif dan terpadu. Selain terapi psikologis, pendekatan spiritual seperti mendekatkan diri kepada Tuhan juga dilakukan saat rehabilitasi untuk memperkuat mental.

Pendekatan-pendekatan tersebut dilakukan untuk menetralisasi efek kecanduan judi online dan agar individu yang terjerat dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat, baik secara fisik, mental, maupun sosial.

Sani menegaskan penanganan harus dilakukan secara paralel dan konsisten, agar pecandu judi online bisa keluar dari lingkaran gelap
tersebut.

Pecandu judi online, kata Sani, mengalami dampak psikologis yang serius misalnya akibat utang. Judi online, tidak hanya menguras keuangan, tapi, juga bisa merusak mental dan hubungan sosial.

"Orang yang terlilit utang dari judi online biasanya mengalami kekurangan finansial, kehilangan kepercayaan dari lingkungan, hingga
konflik dengan keluarga, pasangan, atau teman. Akibatnya, mereka terisolasi, dimusuhi, dan menjadi stres berat atau depresi. Bahkan, tidak jarang tekanan ini mendorong mereka melakukan tindakan nekat seperti bunuh diri," kata Sani.

Menurut Sani, ada kekeliruan pemikiran pada orang yang terus bermain juga online, meskipun sudah terlilit utang. Orang itu merasa bahwa judi online bisa diperhitungkan, padahal untung-untungan.

Kemenangan yang pernah diraih justru memicu kecanduan karena mereka tergiur janji mendapatkan uang lebih besar dan membuat mereka sulit berhenti, apalagi jika sudah kecanduan. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya