Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
Siapa sangka, dinosaurus yang pernah hidup jutaan tahun lalu bisa begitu mirip dengan penguin atau burung penyelam modern? Baru-baru ini, ilmuwan menemukan spesies theropoda yang sangat unik, yang tampaknya telah berkembang untuk hidup di air.
Dikenal sebagai Natovenator Polydontus, dinosaurus ini memiliki tubuh ramping, leher panjang seperti angsa, dan adaptasi yang mirip dengan penguin dalam berenang.
Fosil Natovenator Polydontus ditemukan di Gurun Gobi, Mongolia, sekitar 71 juta tahun yang lalu, pada periode Cretaceous. Bentuk tubuhnya yang seperti burung penyelam modern menunjukkan bahwa ia mungkin merupakan predator yang menyelam di perairan laut. Berukuran sekitar sebesar bebek mallard, dinosaurus ini memiliki tubuh yang ramping dan leher panjang yang menyerupai genus theropoda Halszkaraptor, yang diperkirakan juga hidup di lingkungan akuatik.
Kerangka fosil ini ditemukan dalam kondisi luar biasa, dengan tengkorak hampir lengkap, memberikan ilmuwan wawasan baru tentang kehidupan dinosaurus yang tidak hanya berjalan di darat, tetapi juga mengarungi air. Salah satu fitur menonjol dari fosil ini adalah tulang rusuk yang berorientasi menuju ekor, sebuah ciri yang ditemukan pada burung penyelam modern dan menunjukkan bahwa Natovenator kemungkinan besar berenang dengan efisien di air.
Dari segi bentuk tubuh, Natovenator memiliki tubuh ramping yang mengurangi hambatan saat berenang, serupa dengan penguin yang dapat menyelam dengan cepat. Selain itu, struktur gigi yang rapat dan banyak menunjukkan bahwa dinosaurus ini memangsa ikan atau serangga, menjadikannya predator yang tangguh di air. Adaptasi seperti tungkai depan yang mungkin digunakan untuk mendayung di air, bukan untuk terbang, semakin memperkuat dugaan bahwa ia adalah penyelam yang handal.
Selain itu, bentuk tulang rusuk yang melengkung ke arah ekor seperti burung penyelam menunjukkan bahwa tubuh Natovenator telah berevolusi untuk mempermudah pergerakan di perairan. Hal ini membuktikan bahwa dinosaurus ini beradaptasi dengan sangat baik untuk kehidupan semi-akuatik.
Penemuan ini membuka pandangan baru tentang keanekaragaman hidup dinosaurus. Selama ini, kita lebih sering mengasosiasikan dinosaurus dengan kehidupan darat, tetapi Natovenator Polydontus menunjukkan bahwa beberapa dinosaurus bahkan telah berevolusi untuk hidup di air atau dekat air. Temuan ini menambah daftar panjang evolusi dinosaurus yang mengadopsi gaya hidup semi-akuatik, yang sebelumnya dipertanyakan oleh para ilmuwan.
Sebelumnya, dinosaurus seperti Spinosaurus dianggap sebagai perenang, namun klaim tersebut masih kontroversial di kalangan ahli paleontologi. Berbeda dengan Spinosaurus, Natovenator dengan bentuk tubuhnya yang ramping dan adaptasi yang jelas untuk berenang, memberikan bukti lebih kuat bahwa beberapa dinosaurus memang menguasai dunia air pada masa Cretaceous.(Live Sience/Z-11)
Sejak fosilnya ditemukan, Diplodocus—dinosaurus berleher panjang dari zaman Jurassic—telah membangkitkan rasa ingin tahu ilmuwan sekaligus memikat publik.
Sebuah studi mengungkapkan bahwa dinosaurus mungkin tidak mengalami penurunan populasi sebelum asteroid datang untuk menghancurkan mereka 66 juta tahun yang lalu.
Para ilmuwan menemukan spesies dinosaurus baru bernama Khankhuuluu mongoliensis, dijuluki “pangeran naga”.
Ilmuwan menemukan isi perut fosil sauropoda Diamantinasaurus matildae, mengungkap pola makan herbivora dan sistem pencernaan berbasis fermentasi yang mirip gajah modern.
Hadrosaurus, yang dikenal sebagai dinosaurus berparuh bebek, bukan hanya sekadar pemakan tumbuhan, tetapi juga hewan sosial yang berinteraksi dalam kelompok-kelompok berdasarkan usia.
Ilmuwan akhirnya mengungkap salah satu misteri terbesar dalam dunia paleontologi: mengapa dinosaurus raksasa seperti sauropoda hanya bertelur kecil?
Burung cenderawasih kuning-besar diketahui hidup di pedalaman hutan Papua, berbeda dari spesies lain yang bisa ditemukan di pulau-pulau atau wilayah pesisir.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Animal Behaviour menemukan kebisingan lalu lintas meningkatkan agresi pada burung Galápagos yellow warblers.
Setelah lebih dari sebulan memotret di Lough Ennell, fotografer olahraga James Crombie, berhasil menangkap gambar spektakuler dari ribuan burung yang membentuk sosok burung besar.
Para ilmuwan di Antartika menemukan fosil burung modern tertua berusia 69 juta tahun, yang dapat mengakhiri perdebatan mengenai asal usul burung modern.
Mitigasi bird strike tidak hanya soal keselamatan penerbangan, tetapi juga melibatkan upaya untuk memastikan kelestarian burung dan habitatnya.
Berikut contoh hewan yang melakukan migrasi dengan memanfaatkan medan magnet bumi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved