Headline
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.
TEMPE sudah menjadi makanan khas Indonesia yang sering disajikan dalam menu masakan sehari-hari. Berbagai olahan tempe banyak diminati, mulai dari tempe mendoan hingga keripik tempe. Namun, pernahkah Anda membayangkan jamur tempe dapat dijadikan daging?
Ya, daging vegetarian yang rasanya sangat mirip dengan daging unggas. Selain itu, jamur tempe yang dapat dijadikan alternatif memiliki gizi yang baik, protein tinggi, tidak mengandung anti-gizi, dan mudah ditumbuhkan.
Seperti Apa Bentuk Jamur Tempe?
Jika Anda membeli tempe dan melihat ada serabut halus yang membaluti kacang kedelai, itulah jamur tempe. Daging vegetarian yang dihasilkan dari jamur tempe memiliki kandungan nutrisi yang tak kalah dengan daging pada umumnya. Mari kita telusuri keajaiban dari jamur tempe ini.
Rachma Wikandari, S.T.P., M.Biotech, Ph.D., salah satu peneliti pemenang dari L'Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) 2024, berhasil mengembangkan penemuannya mengenai jamur tempe yang dapat diolah menjadi daging vegetarian dengan rasa yang sangat mirip dengan daging unggas. Ia mengembangkan sumber protein dan mineral berbasis jamur benang (Rhizopus oligosporus) sebagai solusi nabati yang lebih terjangkau dan bergizi. Penelitiannya berpotensi mengurangi stunting dan mendukung ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah pabrik tempe.
“Jadi, ini namanya mikroprotein. Tadi yang daging tiruan yang berasal dari tubuh jamur itu namanya mikroprotein. Mikroprotein ini memang di Indonesia belum ada, dan biasanya yang digunakan adalah jamur Fusarium venenatum, di mana itu jamurnya berasal dari tanah,” ujar Rachma.
Pengembangan jamur tempe menjadi daging tiruan ini merupakan hal yang baru dan belum dilakukan sebelumnya. Rachma mengatakan, “penggunaan jamur untuk membuat daging tiruan memang sudah ada di luar negeri, namun untuk jamur tempe sendiri baru dilakukan di Indonesia.”
Dosen dari Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Universitas Gadjah Mada ini memanfaatkan limbah kedelai untuk menghasilkan mikroprotein dengan kandungan gizi tinggi yang dapat mendukung ketahanan pangan dan ekonomi sirkular.
“Penelitian saya sebelumnya telah berhasil menemukan jamur tempe pada sisa rebusan kedelai di pabrik tempe untuk menghasilkan mikroprotein, dan kami menganalisis kandungan gizinya. Hasilnya menunjukkan bahwa proteinnya tinggi, seratnya tinggi, rendah lemak, dan mengandung asam amino esensial yang lengkap,” ujarnya.
Hasil dari penelitian ini sudah melalui uji konsumen atau uji pasar dan mendapatkan respon yang positif. Pengujian ini telah dilakukan terhadap 200 orang masyarakat umum di Alun-Alun Kidul Yogyakarta. Hasil pengujian ini disambut dengan baik oleh para konsumen, bahkan ada yang tidak bisa membedakan antara daging yang terbuat dari jamur tempe dan daging sebenarnya.
“Kami sudah mencoba kepada 200 orang, dan dari segi rasa mereka juga menerima. Kami sudah melakukan uji pasar yang dilakukan kepada masyarakat umum di wilayah Alun-Alun Kidul Jogja. Mereka bilang mereka akan membeli karena manfaat kesehatannya. Kami juga sudah mengujikan, dan dari beberapa orang bahkan tidak tahu itu bukan dari daging. Jadi, kami mengujikan produknya ada tiga: satu dari mikroprotein dan dua lagi dari daging ayam. Tapi ada beberapa orang yang salah menebak,” jelas Rachma.
Besar harapannya agar daging tiruan dari jamur tempe ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat. Sayangnya, saat ini peraturan agar daging ini bisa dinikmati oleh masyarakat luas belum selesai. Namun, hal ini sudah menjadi pembicaraan dengan pihak industri.
“Ini juga sudah ada pembicaraan dengan industri juga. Jadi, kalau secara peraturan bisa disetujui, ini bisa cepat. Yang lama adalah mengurus peraturan itu yang saya di luar bisa. Kalau dari riset dan teknologi-nya semuanya sudah siap,” ujar Rachma.
Untuk perkiraan waktu, Rachma memperkirakan bahwa produksi secara luas agar masyarakat Indonesia dapat menikmatinya akan terlaksana sekitar 5 tahun mendatang. Bagi Anda yang penasaran dengan rasanya, mohon bersabar, dan semoga penelitian ini terus berkembang serta berpotensi menjadi superfood bagi Indonesia yang tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga ekonomi sirkular. (Z-3)
Sebanyak 60 dosen dan peneliti universitas hadir dalam workshop Advancing A.I. Capacity in Indonesian Universities, yang dilaksanakan pada 26–27 Juli 2025 di Perpustakaan Nasional.
Inovasi yang diusung adalah Biscatur (Biskuit Cangkang Telur) yang diformulasikan untuk membantu pencegahan stunting pada anak-anak dan osteoporosis pada orang dewasa.
Menciptakan tes berbiaya rendah dinilai sangat penting karena dapat mempermudah pemeriksaan tahunan untuk penyakit Alzheimer
Peneliti menginginkan pengukuran yang lebih objektif dari asupan makanan cepat saji untuk mempelajari hubungan antara pola makan tinggi energi dari makanan olahan ultra dan hasil kesehatan.
Perjalanan Rahayu Oktaviani meneliti Owa Jawa dimulai pada 2008 ketika dia sedang menyusun skripsi.
OsRKD3 mampu mengaktifkan kembali potensi sel somatik atau sel tubuh tanaman biasa untuk berkembang menjadi embrio lengkap.
Layanan yang disediakan dalam program Speling, antara lain poli spesialis anak, penyakit dalam, kandungan, paru, dan spesialis jiwa
Angka pernikahan dini di Kalsel jauh di atas rata-rata nasional 18%, sementara angka stunting nasional 19,8%.
Pajanan rokok pada ibu hamil berdampak risiko stunting seperti kelahiran bayi dengan berat badan rendah (BBLR) hingga zat berbahaya yang dapat menghambat pertumbuhan janin.
Sulawesi Selatan sebagai provinsi dengan penurunan stunting terbaik kedua secara nasional, setelah Jawa Barat.
Mengonsumsi makanan seperti ikan yang kaya omega-3 dapat membantu perkembangan otak dan mata janin.
PMT diperkenalkan sebagai salah satu metode untuk mendidik orangtua, khususnya di Posyandu, tentang cara membuat makanan yang menarik dan unik agar anak mau makan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved