Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
KASUS anak di Sukabumi yang meninggal dunia akibat cacingan menjadi perhatian serius pemerintah dalam forum Rapat Tingkat Menteri (RTM) bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) terkait penanganan kesehatan dan peningkatan kualitas kesehatan balita.
Dalam forum RTM yang berlangsung melalui zoom, Jumat (22/08/2025), Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno menekankan bahwa tragedi di Sukabumi tidak boleh terulang kembali. “Tidak boleh ada kejadian serupa lagi di bagian anak-anak Indonesia di mana pun berada. Kita harus bergerak cepat dari tingkat nasional ke daerah, dari semua sektor,” tegasnya.
Menteri Pratikno juga mengingatkan bahwa isu kesehatan anak tidak hanya terkait sektor kesehatan semata, tetapi juga berkaitan erat dengan pemukiman, perumahan, sanitasi, edukasi, gizi, serta perlindungan keluarga rentan. Menurutnya, keluarga miskin harus memperoleh jaminan bantuan yang memadai agar anak-anak mereka dapat tumbuh sehat dan berkualitas.
Lebih lanjut, Menteri Pratikno menegaskan pentingnya kolaborasi antar kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. Semua pihak harus saling bahu-membahu untuk memastikan setiap anak Indonesia memperoleh haknya atas kesehatan dan kesejahteraan.
15 RIBU ORANG TUA ASUH
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, menegaskan pentingnya percepatan penanganan kesehatan balita melalui kolaborasi lintas sektor.
“Kita punya Gerakan Orang Tua Asuh (Genting), yang barangkali kita ambilkan dari orang tua asuh kita untuk bantu. Silahkan nanti di titik mana, dan nanti kita bangunkan sanitasinya. Kita ada, tapi dari stakeholders terkait, bukan dari pemerintah, yang memang dari program kita,” ungkap Menteri Wihaji.
Menurutnya, langkah percepatan sangat diperlukan mengingat birokrasi pemerintah seringkali membutuhkan waktu lebih lama, sementara masyarakat menuntut solusi cepat. “Kita langsung hadir saja, titiknya di mana, super prioritasnya apa, yang bisa kita lakukan apa, khususnya oleh kementerian kita,” jelasnya.
Menteri Wihaji menambahkan bahwa saat ini terdapat sekitar 15 ribu orangtua asuh yang siap diturunkan untuk mendukung program super prioritas di lapangan. “Kebetulan punya 15 ribu orang tua asuh yang mungkin bisa saya turunkan di program super prioritas,” ujarnya.
Dalam forum tersebut, Menteri Wihaji juga menegaskan komitmen Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN untuk mengambil tanggung jawab langsung dalam penyelesaian persoalan sanitasi dan rumah layak huni. “Sudah saya nyatakan, saya selesaikan dua yang sanitasi sama rumahnya, biar tanggung jawab dari kementerian kita,” tegasnya.
Melalui forum RTM ini, pemerintah menegaskan komitmennya untuk hadir secara nyata dalam menangani isu kesehatan balita, sesuai arahan Presiden agar setiap persoalan mendesak ditangani dengan cepat, tepat, dan berdampak langsung bagi masyarakat. (H-1)
Turunnya angka stunting tak terlepas dari peran lintas sektor. Sebab, penanganan stunting tak bisa hanya dilakukan Dinas Kesehatan.
Anggota DPRD DKI Jakarta, Alia Noorayu Laksono, menyoroti minimnya dukungan Pemprov terhadap kader posyandu.
Turunnya angka stunting mengindikasikan implementasi aksi konvergensi berjalan sesuai rencana.
Berbagai kegiatan sosial, edukasi kesehatan dan seminar digelar dalam rangka Bulan Bakti Istri Dokter.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah menegaskan, penanganan stunting harus maksimal. Bila tidak, berdampak pada masa depan sumber daya manusia (SDM).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved