Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

60 Dosen dan Peneliti Hadir dalam Workshop Soal Integrasi AI

Basuki Eka Purnama
30/7/2025 10:57
60 Dosen dan Peneliti Hadir dalam Workshop Soal Integrasi AI
Sebanyak 60 dosen dan peneliti universitas hadir dalam workshop Advancing A.I. Capacity in Indonesian Universities.(MI/HO)

UNIVERSITAS Kristen Indonesia (UKI), University of Southern California (USC), dan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) memfasilitasi integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI) di universitas-universitas, dengan mengadakan workshop bagi dosen, sebagai garda terdepan dalam pendidikan bagi mahasiswa, penelitian dan ekosistem A.I. di Indonesia.

Sebanyak 60 dosen dan peneliti universitas hadir dalam workshop Advancing A.I. Capacity in Indonesian Universities, yang dilaksanakan pada 26–27 Juli 2025 di Perpustakaan Nasional Indonesia, Jakarta Pusat. 

Para peserta datang dari berbagai wilayah Indonesia seperti Batam, seluruh bagian Pulau Jawa, Makassar, Kupang, dan dari luar negeri, yaitu Malaysia. Workshop ini menghadirkan pembicara dari universitas di dalam maupun luar negeri.

Workshop secara teknis dilaksanakan oleh ALMI, sejalan dengan misi utama ALMI dalam mendorong peningkatan kapasitas dosen Indonesia, khususnya dalam penguasaan dan pengembangan teknologi A.I. di lingkungan pendidikan tinggi. 

Pramudita Satria Palar, anggota ALMI yang juga merupakan salah satu steering committee workshop, menekankan bahwa, “Workshop ini dirancang untuk memberikan pengalaman praktis dan koneksi lintas institusi. ALMI memandang pentingnya peningkatan kapasitas dosen sebagai bagian dari strategi nasional dalam menghadapi tantangan revolusi teknologi, termasuk A.I.”

Kegiatan yang diprakarsai oleh UKI dan USC ini juga didukung oleh Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi Kemendikti Saintek.

“Teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin memiliki peran dalam pendidikan tinggi di Indonesia, sehingga kolaborasi akademisi lintas negara dan benua diperlukan dalam memformulasikan strategi integrasi kurikulum A.I. untuk universitas di Indonesia. Para dosen pun berada dalam garda depan dalam ekosistem AI, dengan mempersiapkan generasi yang mampu memahami, menggunakan, dan mengembangkan A.I. secara etis dan tepat guna,” Rektor Universitas Kristen Indonesia, Prof Dhaniswara K Harjono.

“AI bukan lagi merupakan hal yang hanya dibicarakan di laboratorium atau forum teknologi. Dunia pendidikan berperan strategis sebagai ekosistem A.I. agar Indonesia tidak tertinggal dan kehilangan kesempatan dalam mengoptimalkan AI,” lanjut Prof Dhaniswara..

Selama workshop Advancing AI Capacity in Indonesian Universities, para dosen mendapatkan paparan tren terbaru dalam bidang AI dan mengikuti diskusi intensif dan penyusunan kerangka kurikulum berbasis pengalaman nyata serta kebutuhan lokal. 

Workshop pun menjadi platform penting dalam membekali para dosen dengan pemahaman praktis dan strategis serta membangun kolaborasi antara perguruan tinggi Indonesia dan mitra internasional dalam membangun ekosistem AI di Indonesia.

Dukungan dari USC sebagai mitra internasional dalam penyelenggaraan workshop ini memberikan dimensi global yang kuat. 

Prof Glenn Melnick, Professor of Public Policy and Health Economics di USC Sol Price School of Public Policy, menyampaikan: “Kami melihat potensi luar biasa dari para dosen dan institusi pendidikan di Indonesia. Kolaborasi semacam ini sangat penting untuk menciptakan konektivitas antara dunia akademik dan tantangan teknologi masa kini. Melalui workshop ini, kami di USC ingin berbagi praktik terbaik dan membangun jembatan pengetahuan antara USC dan universitas-universitas di Indonesia yang memiliki semangat inovatif dan inklusif dalam membangun ekosistem A.I. di Indonesia.”

Holip Soekawan, Project Advisor UKI AI Center yang juga alumni USC dan anggota Dewan Pembina Yayasan Alumni USC Indonesia, menambahkan: “Saat kerja sama ini dimulai tahun lalu, perjalanan AI menuju AGI (Artificial General Intelligence), ketika mesin mampu berpikir seperti manusia, masih terasa seperti sebuah fatamorgana. Namun hanya dalam kurun waktu 12 bulan, A.G.I. kini semakin mendekati realita. Fatamorgana terbaru adalah A.S.I. (Artificial Superintelligence), atau the new frontier, di mana A.I. diproyeksikan akan melampaui kemampuan manusia. Pemahaman tentang A.I. sudah selayaknya dimulai dari komunitas pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan menghadirkan para pakar dari USC dan institusi lainnya, kita tidak hanya saling belajar, tetapi juga memperluas ruang kolaborasi yang saling memperkuat.”

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, UKI, USC dan ALMI menegaskan komitmen bersama untuk menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang lebih siap menghadapi perkembangan teknologi, membangun talenta unggul di bidang A.I., serta menjalin kemitraan akademik yang berkelanjutan demi masa depan pendidikan Indonesia.

“Penguatan kapasitas pengajaran serta penelitian di bidang A.I. bagi dosen di beragam universitas sejalan dengan dengan komitmen UKI dalam mendorong transformasi pendidikan tinggi dan membangun ekosistem A.I. di Indonesia, sebagai bagian dari ekosistem global,” tutup Prof Dhaniswara. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya