Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
PSIKOLOG Novi Poespita Candra mengingatkan perilaku doom spending atau belanja berlebihan bisa membahayakan kalau segera tidak disadari dan diatasi.
Menurut psikolog dari Universitas Gadjah Mada itu, orang yang melakukan doom spending biasanya sedang stres, cemas, bosan, atau kesepian.
"Doom spending jika tidak disadari maka akan sangat berbahaya. Orang yang melakukan doom spending biasanya sedang mengalami stres, kecemasan, kebosanan, atau bahkan kesepian," katanya, dikutip Sabtu (12/10).
Baca juga : Burnout di Tempat Kerja? Ini Solusinya Menurut Sang Ahli
Orang yang berbelanja secara impulsif dan berlebihan, menurut dia, biasanya ingin mendapatkan kebahagiaan dengan mencari kesenangan atau kepuasan sementara.
Orang yang demikian mungkin menjadikan kesenangan dari perilaku yang demikian sebagai penutup rasa sakit atau masalah yang sedang dihadapi.
Namun, kondisi ini juga bisa membuat orang ingin terus melakukan tindakan-tindakan yang membuat mereka sedang dan merasakan kepuasan.
Baca juga : Sering Dianggap Sama, Apa Sih Perbedaan Antara Psikolog dan Psikiater?
Oleh karena itu,Novi menyarankan orang yang terindikasi melakukan doom spending untuk melatih diri agar menemukan kebahagiaan dan ketenangan dengan cara yang sehat.
"Manusia yang bahagia bukan yang selalu senang, tapi yang punya kecerdasan memaknai dengan positif setiap peristiwa, baik senang ataupun
sedih," katanya.
Novi menyampaikan kebahagiaan bisa hadir saat melakukan hal baru atau mempelajari hal baru. Pencapaian dalam melakukan aktivitas dan kegiatan pembelajaran baru bisa menghadirkan kebahagiaan.
Baca juga : Psikolog: Sulitnya Situasi Ekonomi Pengaruhi Angka Kekerasan pada Anak
Menurut dia, interaksi dan hubungan baik dengan keluarga dan teman serta kegiatan sosial juga bisa mendatangkan kebahagiaan.
Kesenangan dan kepuasan yang hadir secara alami melalui kegiatan-kegiatan semacam itu akan lebih bermakna.
"Jika manusia bisa menemukan kebahagiaan sejati dengan kesadaran diri maka ia tidak akan mencari kesenangan dengan cara mengejar kehedonan dengan dopamine hit," kata Novi.
Baca juga : Ini Tips Agar Anda Bisa Membatasi Diri dalam Mengikuti Tren Hiburan
Dopamine adalah neurotransmitter, yang mengirimkan pesan dari satu sel syaraf ke sel syaraf yang lain. Peran senyawa kimia ini dalam fungsi otak mencakup kontrol gerakan, emosi, pembelajaran, memori, dan penyelesaian masalah.
Kadar dopamine yang tinggi dapat menyebabkan kesulitan dalam mengendalikan impuls. Akibatnya, seseorang mungkin mengambil tindakan yang kemudian disesali atau melakukan tindakan agresif.
Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia A Kasandra Putranto menyampaikan bahwa tampilan iklan dan konten di platform media sosial dapat memicu perilaku konsumtif.
"Platform e-commerce dan iklan digital dapat mendorong konsumerisme digital," kata Kasandra.
Dia mengemukakan perlunya mengenali pemicu emosional yang membuat orang berbelanja secara impulsif dan berlebihan, termasuk membeli barang atau jasa yang sebenarnya tidak diperlukan.
Guna mencegah perilaku belanja yang impulsif dan berlebihan, dia melanjutkan, orang juga perlu menetapkan batasan dan prioritas pengeluaran serta mencari cara untuk mengelola stres dan emosi.
"Tetapkan batasan pengeluaran berdasarkan prioritas dan pastikan memiliki dana darurat untuk menghadapi situasi yang tidak terduga,"
katanya.
"Cari bantuan profesional jika merasa tidak bisa mengelola stres dan emosi diri sendiri," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Perilaku menyimpang tidak semata-mata merupakan bentuk kenakalan, melainkan "sinyal" dari ketidakseimbangan dalam ekosistem kehidupan anak.
Meskipun pertanyaan soal kapan hamil terlihat sederhana, tetapi tidak bisa dipungkiri ada beberapa perempuan yang tersinggung. Ini cara menanggapinya menurut psikolog.
Orang yang melakukan flexing biasanya ingin terlihat sukses dari apa yang dia miliki untuk membangun citra orang terhadap dirinya atau agar dia mendapat pengakuan dari komunitasnya.
SEJUMLAH anak tampak kerap memegang genital atau alat kelaminnya sehingga tak jarang orangtua merasa khawatir melihat kebiasaan tersebut. Ini penyebabnya kata psikolog.
Tawuran merupakan suatu pelampiasan yang dilakukan remaja karena kurangnya kegiatan yang bermakna pada keseharian mereka.
Psikolog Klinis dari Universitas Indonesia Teresa Indira Andani mengatakan sebaiknya anak diberikan bimbingan dari orangtua soal manfaat dan risiko media sosial ketimbang melarangnya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved