Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Mengontrol Kadar Gula Darah Cegah Retinopati Diabetik

Indriyani Astuti
11/10/2024 07:47
Mengontrol Kadar Gula Darah Cegah Retinopati Diabetik
ilustrasi(freepik)

 

Retinopati diabetik merupakan salah satu bentuk komplikasi diabetes yang dapat dicegah dengan mengontrol kadar gula darah. Kadar gula yang tinggi pada akhirnya mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah retina mata, terutama di jaringan-jaringan yang sensitif terhadap cahaya. Kondisi ini dapat diderita oleh siapapun yang menderita diabetes tipe 1 maupun 2, terutama mereka yang gula darahnya tidak terkontrol dan telah menderita diabetes dalam jangka waktu yang lama. Pada awalnya, retinopati diabetik sering kali hanya menunjukkan gejala ringan atau bahkan tidak bergejala sama sekali. Namun, apabila tidak ditangani, retinopati diabetik dapat menyebabkan kebutaan.


Gejala retinopati diabetik
Anda mungkin tidak mengalami gejala pada tahap awal retinopati diabetik. Seiring perkembangan kondisi, Anda mungkin mengalami:

Baca juga : Deteksi Dini Cegah Retinopati Diabetik, Komplikasi pada Mata

Bintik-bintik atau benang gelap yang mengambang di penglihatan Anda (floaters)
Penglihatan kabur
Visi yang berfluktuasi
Area gelap atau kosong dalam penglihatan Anda
Kehilangan penglihatan


Kapan harus ke dokter mata?
Pengelolaan diabetes yang cermat adalah cara terbaik untuk mencegah kehilangan penglihatan. Jika Anda menderita diabetes, kunjungi dokter mata untuk pemeriksaan mata tahunan dengan pelebaran — meskipun penglihatan Anda tampak baik-baik saja.

Penyebab retinopati diabetik
Seiring berjalannya waktu, kadar gula yang terlalu tinggi dalam darah dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah kecil yang memberi nutrisi pada retina, sehingga pasokan darahnya terputus. Akibatnya, mata berusaha menumbuhkan pembuluh darah baru. Namun, pembuluh darah baru ini tidak berkembang dengan baik dan dapat bocor dengan mudah.

Baca juga : Retinopati Diabetik, Gangguan Penglihatan pada Diabetes

Ada dua jenis retinopati diabetik:

Retinopati diabetik dini. Dalam bentuk yang lebih umum ini — disebut retinopati diabetik nonproliferatif (NPDR) — pembuluh darah baru tidak tumbuh (berproliferasi).

Bila Anda menderita retinopati diabetik nonproliferatif (NPDR), dinding pembuluh darah di retina Anda melemah. Tonjolan kecil menonjol dari dinding pembuluh darah yang lebih kecil, terkadang mengeluarkan cairan dan darah ke dalam retina. Pembuluh darah retina yang lebih besar dapat mulai melebar dan menjadi tidak beraturan diameternya. NPDR dapat berkembang dari ringan hingga parah karena lebih banyak pembuluh darah yang tersumbat.

Baca juga : Kemenkes Luncurkan Peta Jalan Upaya Kesehatan Penglihatan Indonesia 2025–2030

Terkadang kerusakan pembuluh darah retina menyebabkan penumpukan cairan (edema) di bagian tengah (makula) retina. Jika edema makula mengurangi penglihatan, diperlukan pengobatan untuk mencegah kehilangan penglihatan permanen.

Retinopati diabetik tingkat lanjut. Retinopati diabetik dapat berkembang menjadi jenis yang lebih parah, yang dikenal sebagai retinopati diabetik proliferatif. Pada jenis ini, pembuluh darah yang rusak menutup, menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah baru yang abnormal di retina. Pembuluh darah baru ini rapuh dan dapat bocor ke dalam zat bening seperti jeli yang mengisi bagian tengah mata Anda (vitreus).

Akhirnya, jaringan parut akibat pertumbuhan pembuluh darah baru dapat menyebabkan retina terlepas dari bagian belakang mata Anda. Jika pembuluh darah baru tersebut mengganggu aliran normal cairan keluar dari mata, tekanan dapat terbentuk di bola mata. Penumpukan ini dapat merusak saraf yang membawa gambar dari mata ke otak (saraf optik), yang mengakibatkan glaukoma.

Baca juga : Waspada Penyakit Jantung di Usia Muda, Lakukan Cek Segitiga

Komplikasi

Retinopati diabetik melibatkan pertumbuhan pembuluh darah abnormal di retina. Komplikasi dapat menyebabkan masalah penglihatan yang serius:

Perdarahan vitreus. Pembuluh darah baru dapat berdarah ke dalam zat bening seperti jeli yang mengisi bagian tengah mata Anda. Jika jumlah perdarahannya kecil, Anda mungkin hanya melihat beberapa bintik hitam (floater). Dalam kasus yang lebih parah, darah dapat mengisi rongga vitreus dan sepenuhnya menghalangi penglihatan Anda.

Pendarahan vitreus sendiri biasanya tidak menyebabkan kehilangan penglihatan permanen. Darah sering kali hilang dari mata dalam beberapa minggu atau bulan. Kecuali retina Anda rusak, penglihatan Anda kemungkinan akan kembali jernih seperti sebelumnya.

Ablasi retina. Pembuluh darah abnormal yang terkait dengan retinopati diabetik merangsang pertumbuhan jaringan parut, yang dapat menarik retina menjauh dari bagian belakang mata. Hal ini dapat menyebabkan bintik-bintik mengambang dalam penglihatan, kilatan cahaya, atau kehilangan penglihatan yang parah.
Glaukoma. Pembuluh darah baru dapat tumbuh di bagian depan mata (iris) dan mengganggu aliran normal cairan keluar dari mata, yang menyebabkan tekanan di mata meningkat. Tekanan ini dapat merusak saraf yang membawa gambar dari mata ke otak (saraf optik).
Kebutaan. Retinopati diabetik, edema makula, glaukoma, atau kombinasi dari kondisi-kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya penglihatan secara total, terutama jika kondisi-kondisi tersebut tidak ditangani dengan baik.

Pencegahan
Retinopati diabetik tidak selalu dapat dicegah. Namun, pemeriksaan mata secara teratur, pengendalian gula darah dan tekanan darah yang baik, serta penanganan dini terhadap masalah penglihatan dapat membantu mencegah kehilangan penglihatan yang parah.

Jika Anda menderita diabetes, kurangi risiko terkena retinopati diabetik dengan melakukan hal berikut:

Kelola diabetes Anda. Jadikan pola makan sehat dan aktivitas fisik sebagai bagian dari rutinitas harian Anda. Usahakan untuk melakukan aktivitas aerobik sedang, seperti berjalan kaki, setidaknya 150 menit setiap minggu. Minum obat diabetes oral atau insulin sesuai petunjuk.


Pantau kadar gula darah Anda. Anda mungkin perlu memeriksa dan mencatat kadar gula darah Anda beberapa kali sehari — atau lebih sering jika Anda sakit atau sedang stres. Tanyakan kepada dokter seberapa sering Anda perlu menguji gula darah Anda.


Tanyakan kepada dokter Anda tentang tes hemoglobin glikosilasi. Tes hemoglobin glikosilasi, atau tes hemoglobin A1C, mencerminkan kadar gula darah rata-rata Anda selama periode dua hingga tiga bulan sebelum tes. Bagi kebanyakan penderita diabetes, target A1C adalah di bawah 7%.


Jaga tekanan darah dan kolesterol Anda tetap terkendali. Makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan menurunkan berat badan berlebih dapat membantu. Terkadang, obat-obatan juga diperlukan.


Jika Anda merokok atau menggunakan jenis tembakau lainnya, mintalah bantuan dokter untuk berhenti merokok. Merokok meningkatkan risiko berbagai komplikasi diabetes, termasuk retinopati diabetik.


Perhatikan perubahan penglihatan. Segera hubungi dokter mata jika penglihatan Anda tiba-tiba berubah atau menjadi kabur, berbintik-bintik, atau berkabut. (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya