Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
YAYASAN pendidikan memainkan peran penting dalam memiliki dan mengelola lembaga pendidikan tinggi di Indonesia. Melalui peran yayasan yang signifikan, sebuah lembaga pendidikan dapat melahirkan alumni-alumni yang berkualitas dan berdaya saing. Yayasan juga berperan penting mengenalkan berbagai bentuk keilmuan melalui proses pembelajaran atau perkuliahan yang diselenggarakannya.
Hal itu disampaikan Ketua Pembina Yayasan Universitas Krisnadwipayana (Unkris) yang juga mantan Hakim Agung Prof Gayus Lumbuun di sela Stadium Generale yang digelar Unkris, Selasa (9/10).
Mengambil tema Yayasan Sebagai Badan Penyelenggara Pendidikan: Menuju Unkris Unggul, kegiatan tersebut menghadirkan pembicara penting Ketua Pembina Yayasan Unkris yang sekaligus mantan Hakim Agung Prof Gayus Lumbuun, Advokat senior sekaligus Ketua Pengurus Yayasan Unkris Amir Karyatin, Alumni Program Doktor Ilmu Hukum Donny Cahyadi Foeng, dan alumni program doktor Prof Firmanto Laksana.
Baca juga : Kolaborasi Global Kunci Penting untuk Dunia Pendidikan
Menurut Prof Gayus, sebagai lembaga yang sifatnya pengabdian kepada masyarakat, yayasan merupakan lembaga bisnis nirlaba.
“Ini harus dipahami oleh masyarakat bahwa yayasan menyelenggarakan kegiatan tidak berfokus mencari untung. Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan seperti Yayasan Unkris bisa menghasilkan produk berupa alumni-almuni yang berkualitas,” kata Prof Gayus.
Ia mengakui, pada praktiknya, hampir semua yayasan pendidikan pernah mengalami kegoncangan. Ini terkait dengan banyaknya persaingan-persaingan di dalam tubuh yayasan itu sendiri.
Baca juga : Bonus Demografi, STIE Arlindo Siap Hasilkan Lulusan Siap Kerja
“Tetapi sejauh secara akademik baik-baik saja, tidak apa, fine. Justeru persaingan-persaingan itu bisa saling membangun. Pro kontra selalu ada tetapi tujuannya sama,” lanjut Prof Gayus.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Unkris Amir Karyatin menyampaikan bahwa Unkris didirikan pada 1952 oleh 12 tokoh, yang dua diantaranya adalah menteri.
Ke-12 tokoh tersebut mewakili banyak suku di Indonesia, sehingga banyak yang menyebut sebagai miniatur Indonesia.
Baca juga : Bertemu IKA UPH, Dubes India Siap Kerja Sama Pendidikan dan Kepemudaan
“Kalau kemudian Unkris banyak melahirkan pejabat menteri atau pejabat public lainnya, memang sejarahnya dari dulu seperti itu,” jelas Amir.
Ia memastikan keberadaan Yayasan adalah untuk mendukung operasional universitas. Dukungan tersebut tidak sekadar membangun kampus dan melengkapi sarana parasarana, tetapi juga membuat sejumlah terobosan seperti kerja sama minimarket, pembangunan klinik kesehatan, gedung pertemuan atau pendopo dan lainnya.
“Semuanya itu kami bangun untuk mendukung mindset sivitas akademika untuk jadi entrepreneur yang dikemas dalam bentuk yang produktif dan inovatif,” katanya.
Baca juga : Majukan Program Keguruan dengan Perkembangan Teknologi Pendidikan
Dalam kegiatan stadium generale tersebut, Prof Gayus membawakan makalah berjudul Keraguan yang Masuk Akal versus Tidak Masuk Akal yang diambil dari tulisan David B Allison, Gregory Pavela, Ivan Oransky berjudul Reasonable Versus Unreasonable Doubt yang merupakan ilmu baru dalam bidang keilmuan yang muncul dan diakui oleh kelompok akademisi pada abad ke-17. Keraguan timbul karena merupakan sifat manusia yang melingkupi kehidupan manusia.
Menurut Prof Gayus, masih sangat langka orang membahas tentang ‘keraguan’. Padahal ‘keraguan’ itu bisa saja timbul dalam kehidupan kita sehari-hari, termasuk dalam proses pengelolaan Unkris.
Dalam kesempatan tersebut Prof Gayus Lumbuun menantang para mahasiwa bahwa pembahasan mengenai ‘keraguan’ merupakan tawaran keilmuan yang masih sangat langka yang disampaikan melalui Studium Generale ini.
Sementara itu, Donny Cahyadi Foeng dan Prof Firmanto Laksana yang hadir sebagai alumni program Doktor Unkris lebih banyak menyampaikan testimoni bagaimana selama kuliah di Unkris dan kenggulan-keunggulan yang dimiliki Unkris yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi Unkris menuju Perguruan Tinggi Unggul.
Mereka juga diharapkan menjadi motivasi dan panutan bagi mahasiswa Unkris untuk terus belajar guna meraih kemajuan dan kesuksesan. (Z-1)
ALUMNI dari Fikom Unpad akan menghadiri acara pengukuhan pengurus IKA Fikom Unpad periode 2024-2028 di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tengah melanda industri media massa
Keberadaan jaringan HA IPB yang lengkap di seluruh provinsi dan hampir 200 cabang di tingkat kota/kabupaten, tentu bisa membantu mensukseskan program Makan Bergizi Gratis.
Alumni yang hadir secara kompak menegaskan pentingnya solidaritas untuk saling membantu serta mendorong terciptanya jaringan yang solid dan bermanfaat.
Hingga batas akhir masa verifikasi, Maman Abdurrahman tercatat sebagai satu-satunya bakal calon yang memenuhi seluruh syarat pencalonan ketua umum Ika Trisakti secara sah dan lengkap.
Australia memiliki jaringan alumni terbesar di Indonesia, dengan lebih dari 200.000 alumni di seluruh nusantara.
IKAFEB telah mengambil kesepakatan dan keputusan dalam Rapat Pleno Pengurus yang pada Senin, 14 April 2025 untuk memilih Maman Abdurrahman sebagai Caketum IKA Trisakti.
Ilmu Hukum menjadi salah satu program studi unggulan yang dimiliki oleh Unkris baik untuk jenjang S1, program magister maupun program doctor.
Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan terhadap komitmen Unkris dalam membangun budaya mutu yang berkelanjutan di lingkungan akademiknya.
Rektor Unkris Ayub Muktiono mengajak seluruh sivitas akademika Unkris untuk adaptif dan inovatif terhadap perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved