Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
TANTANGAN bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia menjadi perhatian serius bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Arlindo atau Arlindo School of Management. Sebagai ikhtiarnya, pola pendidikan yang dikembangkan merujuk pada kebutuhan industri sehingga bisa menciptakan lulusan yang siap kerja dan pakai.
"Kurikulum STIE Arlindo didesain dengan konsep link and match untuk merespons tuntutan perkembangan industri yang ada di Indonesia. Kami juga menghadirkan para pakar di bidangnya untuk membuat mahasiswa memiliki pengalaman berharga selama menempuh pendidikan di STIE Arlindo," kata Ketua STIE Arlindo Prof Dr Dra Hj Endang Dwi Amperawati MM di Bekasi, Minggu (21/1/2024).
Endang mengatakan visi dari STIE Arlindo ialah menjadi salah satu lembaga pendidikan tinggi manajemen dan ekonomi yang unggul dan bermartabat di ASEAN pada 2030. Momen tersebut, kata dia, bertepatan dengan bonus demografi. Karenanya, STIE Arlindo siap menjadi salah satu penyumbang SDM unggul dan berdaya saing.
Baca juga: Wapres Minta Perguruan Tinggi Tidak Hanya Fokus pada Jumlah Lulusan
"STIE Arlindo hadir dengan inovasi dan modern. Basis kurikulum kami menanamkan prinsip bahwa alumninya siap menjadi pengusaha dan profesional yang berbasis pada triple bottom line, yakni profit, planet, dan people," ujarnya.
Sebagai lembaga pendidikan yang berada di Bekasi--yang menampung sejumlah kawasan industri terbesar di Asia Tenggara dan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Endang melihat STIE Arlindo memiliki peran strategis untuk mencetak SDM yang siap menjawab kebutuhan industri. "Kami siap menjadi inkubator untuk mengembangkan kemampuan para mahasiswanya dengan kedalaman ilmu manajemen dan apabila telah lulus siap mendedikasikan keilmuannya untuk industri setempat sehingga terwujud link and match antara dunia industri dan pendidikan," tuturnya.
Dengan latar belakangnya sebagai pengusaha bersama Arlindo Group dan pernah menjadi guru, Endang mengatakan usaha yang dilakukannya bersama STIE Arlindo menjadi bentuk nyata dalam memberi kontribusinya untuk mencerdaskan anak bangsa. Ia bertekad untuk merealisasikan impiannya dengan mendirikan institusi pendidikan perguruan tinggi yang bergerak di bidang manajemen.
Baca juga: Presiden Ajak Perguruan Tinggi Siapkan SDM Unggul, Hadapi Bonus Demografi.
"Tentu ini bukanlah proses yang mudah dalam mendirikannya. Ada banyak proses dan tantangan yang membentuk saya sehingga saya berhasil mendirikan institusi ini. Harapan kami lembaga pendidikan ini bisa siap mencetak para ekonom dan pengusaha yang dibutuhkan bangsa saat ini," ujarnya. "Saya juga berharap pada tahun ini sudah bisa juga berdiri universitasnya."
Wakil Ketua 3 Darmawangsa menambahkan nama STIE Arlindo merupakan akronim nama dari putra-putri Endang Dwi Amperawati yaitu Ardani dan Revlian. STIE Arlindo merupakan institusi perguruan tinggi swasta sebagai hasil alih kelola salah satu perguruan tinggi di Jawa Timur. Karenanya, STIE Arlindo bagian dari re-branding yang membawa nuansa baru terutama untuk masyarakat Jawa Barat. STIE Arlindo memiliki satu program studi tunggal yakni Manajemen yang terdiri dari beberapa konsentrasi yaitu Management of Financial and Financial Inclusion, Management of Marketing and Digital, Management of Human Resource and Time Project, dan Management of Operation and Sustainable. (RO/Z-2)
SOSIALISASI Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila merupakan bagian dari sosialisasi strategis BPIP
KEMENTERIAN Agama RI dengan meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai wajah baru pendidikan Islam yang lebih humanis, inklusif, dan spiritual.
Dialog kebijakan antara Australia dan Indonesia merupakan langkah penting menuju pembangunan kemitraan yang lebih dinamis dan saling menguntungkan.
Aspek demografis ialah wilayah kajian yang kompleks karena di dalamnya kita berhadapan dengan jumlah, persebaran, dan perpindahan penduduk.
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat setidaknya 76% anak-anak yang tidak bersekolah disebabkan oleh faktor ekonomi.
MARI kita mulai dengan pertanyaan apakah mungkin ada sekolah rakyat tanpa rakyat yang menjadi subjek?
Jika bonus demografi ini bisa dikapitalisasi dengan benar, negara akan bisa melakukan saving dan reinvestasi setiap tahun.
Saat bonus demografi, terjadi surplus usia produktif yang sangat tinggi. Angkanya rata-rata 70% dari keseluruhan jumlah penduduk usia produktif.
Meski tingkat pengangguran terbuka turun ke angka 4,7%, jumlah absolut pengangguran justru meningkat.
Masih terlalu fokus mencetak ijazah, bukan menyiapkan talenta, baik dari sisi keterampilan, etos kerja, maupun literasi digital.
SULIT menjadi Indonesia. Bukan lantaran tak punya sumber daya, melainkan karena harapan selalu membuncah melebihi kapasitas institusi yang mengelola.
Proses mempertemukan pelaku usaha atau business matchmaking dianggap menjadi jurus ampuh bagi Indonesia untuk bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved