Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Presiden Ajak Perguruan Tinggi Siapkan SDM Unggul, Hadapi Bonus Demografi

Devi Harahap
15/1/2024 16:14
Presiden Ajak Perguruan Tinggi Siapkan SDM Unggul, Hadapi Bonus Demografi
Ilustrasi(Antara)

PRESIDEN RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan perguruan tinggi memiliki peran penting dan strategis dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul guna menyongsong bonus demografi pada 10 tahun ke depan.

“Lembaga pendidikan tinggi memiliki peran yang sangat strategis untuk mencetak SDM unggul dan berkualitas. Inilah yang harus kita persiapkan secara riil dan konkret karena 5 sampai dengan 10 tahun yang akan datang, kita akan mendapatkan bonus demografi,” ujar Presiden Jokowi dalam pidato pembukaan Konvensi Kampus XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Universitas Negeri Surabaya, Jawa Timur pada Senin (15/1).

Pada forum tahunan kali ini yang bertajuk Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Unggul, Inovatif, dan Adaptif Menuju Indonesia Emas 2045, Presiden menekankan pentingnya SDM berkualitas agar pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang melimpah dapat memberikan nilai tambah yang maksimal bagi masyarakat.

Baca juga : Jokowi Janjikan Kenaikan Anggaran Pendidikan

“Berbagai SDA seperti batubara kita cangkul saja dan langsung dijual, nikel juga dicangkul saja dan dieksploitasi semua tanpa ada nilai tambah. Bauksit juga dicangkul saja dan diekspor (mentah). Semua negara mau mengambilnya, tapi kita tidak memiliki nilai tambah,” ujarnya.

Menurut Presiden, sumber daya alam yang melimpah tidak cukup untuk menjadikan Indonesia negara maju, tetapi SDM dan iptek berkualitas. Untuk itu, disampaikan bahwa perguruan tinggi memiliki andil besar sebagai kunci lembaga riset.

Baca juga : Pengertian Bonus Demografi serta Dampak Positif dan Negatif

“SDM harus menguasai ilmu pengetahuan tetapi juga harus maju secara fisik, mental dan moral serta inovatif agar menghasilkan karya-karya yang berkualitas. Kita butuh Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan inovasi yang juga berkualitas. Keduanya menjadi tugas penting lembaga pendidikan tinggi, khususnya para dosen dan para rektor serta dosen,” ujar Presiden Jokowi.

Pada kesempatan tersebut, Jokowi menceritakan lawatannya ke Amerika Serikat (AS) pada bulan lalu. Dalam kunjungannya ke AS, Jokowi berkesempatan mengunjungi dua perguruan tinggi dan merasa terkejut karena separuh mahasiswa berasal dari China dan India,

“Saya berpikir inilah yang menyebabkan China melompat maju di 20 tahun terakhir, melampaui negara-negara yang sudah maju. Kemudian saya dibawa ke fakultas jurusan robotik, ternyata separuh mahasiswa yang ada di sana juga dari Tiongkok,” ujar Jokowi.

Kemudian, Jokowi juga melihat banyaknya mahasiswa asal India yang juga menempuh pendidikan di Amerika. Sementara itu, jumlah mahasiswa asal Indonesia terlihat masih sangat sedikit.

“Yang saya lihat kedua ini mahasiswa yang paling banyak, India. Saya cari lagi mahasiswa dari Indonesia dan ternyata ada lima orang. Sangat kecil sekali," katanya.

Jokowi juga mengunjungi kampus jurusan robotik dan kecerdasan buatan (AI). Di sana, dia kembali melihat banyaknya mahasiswa Tiongkok yang belajar mengenai AI dan robotik untuk sektor laut, robotik untuk agrikultur, robotik untuk kesehatan, hingga robotik untuk manufaktur, dan lainnya.

Selain itu, Jokowi berharap berharap penerima beasiswa LPDP bisa ditingkatkan sampai lima kali lipat melalui dana abadi LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) yang saat ini sudah mencapai Rp 139 triliun.

“Kalau kita lihat APBN untuk pendidikan dari 2009-2024, berarti 15 tahun, mencapai Rp 6.400 triliun. Dana abadi LPDP pada saat dibuka Rp 1 triliun. Sekarang sudah mencapai, di 2023 kemarin, sudah mencapai Rp 139 triliun,” kata Jokowi.

Menurut Jokowi, upaya peningkatan penerima LPDP juga membutuhkan anggaran yang besar. Namun, anggaran ini harus dikejar sebagai solusi dari rasio penduduk berpendidikan tinggi terhadap populasi produktif yang masih rendah.

“Memang butuh, sekali lagi, butuh anggaran besar dan pembiayaan yang besar tetapi tetap ini menjadi kewajiban kita untuk mencarikan jalan agar rasio kita tadi bisa terangkat naik,” ungkapnya.

Lebih kanjut, Jokowi menjelaskan terdapat trend yang positif terkait penerima beasiswa LPDP. Dikatakan bahwa jumlah penerima beasiswa LPDP sudah meningkat tujuh kali lipat sejak awal dibuka. Jokowi ingin jumlah penerima ini ditingkatkan.

“Jumlah penerima beasiswa juga sudah meningkat tujuh kali lipat dari awal LPDP dibuka, tapi ini masih jauh, masih sangat kurang. Saya kira perlu ditingkatkan paling tidak lima kali lipat dari yang sudah ada sekarang,” tandasnya. (Z-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya