Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PERUBAHAN iklim yang susah ditebak sekarang ini menjadi tantangan tersendiri bagi para petani kopi. Menghadapi tantangan tersebut, Paguyuban Tani Sunda Hejo, yang berasal dari daerah Jawa Barat, dan Kelompok Tani Kopi Aceh melakukan beberapa cara agar kualitas kopi mereka tetap terjaga.
Salah satu brand kopi ternama, yaitu Nespresso, menjalin kerja sama dengan kelompok petani kopi asal Jawa Barat dan Aceh. Kerja sama tersebut memiliki tujuan untuk memastikan pasokan kopi berkualitas tinggi yang berkelanjutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan dari para petani kopi Indonesia.
Dalam perkembangannya, tidak sedikit tantangan yang dihadapi oleh para petani demi menciptakan kualitas biji kopi yang unggul. Salah satunya adalah perubahan iklim.
Baca juga : Mengantisipasi Dampak Buruk El Nino, Petani Kopi perlu Melakukan Mitigasi
Agronomis dari Paguyuban Tani Sunda Hejo, Dadang Hendrayah, mengatakan perubahan iklim yang sedang terjadi sekarang ini memberikan dampak besar bagi budidaya kopi.
“Perubahan iklim itu sangat berdampak sekali terhadap budidaya, terutama kebun kopi,” ungkap Dadang dalam acara talk show yang digelar Nespresso di Park Hyatt Jakarta, Rabu (2/10).
Ia melanjutkan, kebun kopi yang ada di Jawa Barat banyak terdapat di wilayah hutan dan itu memberikan keuntungan tersendiri untuk menghadapi perubahan iklim yang terjadi.
Baca juga : Hadapi Cuaca Ekstem, Petani Bisa Manfaatkan Asuransi Parametriks Indeks Cuaca
“Keberuntungan di Jawa Barat itu, kebun kopi itu ditanam di wilayah hutan. Jadi, ketika ada perubahan cuaca kita bisa menjaga untuk kelembapan karena curah hujan yang dibutuhkan kopi itu adalah 2.800 ml/tahun,” ujarnya.
Ia menjelaskan, ketika curah hujan lebih tinggi atau rendah, mereka menjaga tanaman kopi lewat pohon naungan yang ada di sekitar tanaman kopi.
“Ketika curah hujan lebih tinggi atau curah hujan lebih rendah, kita me-maintenance lewat pohon naungan. Pohon naungan itu dengan cara memangkas pohon-pohon naungan yang ada di pagar area kopi, jadi ketika kopi membutuhkan cahaya 40% dan itu yang harus petani lakukan untuk merawat dengan cara melakukan pemangkasan pohon (potong ranting) naungan ketika curah hujan lebih tinggi. Hal ini agar terjadi fotosintesis,” jelasnya.
Baca juga : Kopi Asal Aceh Kembali Jawara Cup of Excellence Indonesia 2022
Dadang menambahkan cara seperti itu memiliki tujuan agar kelembapan tanaman kopi tetap terjaga dan produktifitasnya tetap berjalan.
“Agar komoditi, kelembapannya itu tetap terjaga dan produktifitasnya berjalan, pembungaan berjalan ketika curah hujan begitu banyak, bunga, ketika berbunga itu tidak jatuh,” tambahnya.
Berbeda halnya kelompok tani kopi di Aceh. Dalam menghadapi perubahan iklim yang sedang terjadi, mereka melakukan dua cara, yaitu memberikan nutrisi pada tanaman kopi serta mengadakan asuransi iklim bagi para petani kopi.
Baca juga : Kenduri Bubur Beras Sambut Panen Raya di Aceh
Agronomis dari kelompok Tani Kopi Aceh, Mentari Amanda, mengatakan paling penting juga memberikan nutrisi yang baik bagi tanah karena dapat meningkatkan kualitas kopi.
“Yang paling penting juga bagaimana si tanaman kopi itu dapat nutrisi yang terbaik, karena ibarat kata ia bisa bertahan kalau dia sehat, seperti manusia juga. Oleh karena itu, kita di Aceh lagi fokus memperbaiki tanah, mengapa tanah penting karena kita di Aceh punya masalah dimana petani melakukan pemupukan setahun cuma sekali, padahal kita harus mengembalikan bahan organik untuk meningkatkan kualitas tanah dan nutrisi tanahnya,” jelas Mentari.
Selain itu, Mentari menambahkan, kelompok tani di Aceh itu mendapatkan Asuransi iklim yang diberikan oleh Nespresso sebagai bentuk kerja sama.
Hal ini bertujuan untuk memberikan bantuan kepada petani kopi yang mengalami kendala selama proses pengembangan tanaman kopi yang diakibatkan oleh perubahan cuaca. (Z-1)
Langkah ini diambil Starbucks karena persaingan semakin ketat dan konsumen lebih berhati-hati dalam berbelanja di Tiongkok, pasar terbesar kedua Starbucks setelah AS.
Biji kopi berasal dari tanaman kopi, yang umumnya tumbuh di daerah tropis seperti Amerika Selatan, Afrika, dan Asia.
PELATIHAN membuat makanan dan minuman Toffin Masterclass akan digelar mulai Juni hingga Agustus 2025. Tur lokakarya (roadshow workshop) ini akan berlangsung di 10 kota besar.
Agar lebih aman minum kopi, batasi hingga 2–3 cangkir sehari, hindari kopi tinggi gula dan krimer. Lalu hangan minum kopi saat perut kosong dan minum air putih yang cukup.
Kopi Banten bangkit berkat gerakan petani muda, dukungan komunitas, dan perhatian pemerintah daerah terhadap potensi kopi lokal.
Dia dapat memastikan pendidikan kedua putrinya itu mendapat kehidupan yang layak serta pendidikan yang baik.
Tanah tak lagi dipandang sekadar media tanam, tapi sebagai fondasi keberlangsungan hidup dan benteng terakhir ketahanan pangan.
Sebanyak 73% sekolah di Indonesia berada di area rawan banjir.
"Karena Pulau Gag masuk dalam kategori pulau kecil, kegiatan penambangan bukan kegiatan yang diprioritaskan, serta dilarang sebagaimana Pasal 1 angka 3, Pasal 23 ayat (2) dan Pasal 35 huruf K,"
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Salah satu penyebab utama banjir rob adalah kondisi geologi tanah di wilayah tersebut yang masih berupa aluvial muda dan dominan lempung, sehingga air pasang sulit meresap ke dalam tanah.
Pada 2024, Climate Hack mengangkat isu-isu iklim krusial seperti pengelolaan sumber daya alam, limbah, transportasi, hingga pertanian dan kehutanan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved