Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PERUBAHAN iklim yang susah ditebak sekarang ini menjadi tantangan tersendiri bagi para petani kopi. Menghadapi tantangan tersebut, Paguyuban Tani Sunda Hejo, yang berasal dari daerah Jawa Barat, dan Kelompok Tani Kopi Aceh melakukan beberapa cara agar kualitas kopi mereka tetap terjaga.
Salah satu brand kopi ternama, yaitu Nespresso, menjalin kerja sama dengan kelompok petani kopi asal Jawa Barat dan Aceh. Kerja sama tersebut memiliki tujuan untuk memastikan pasokan kopi berkualitas tinggi yang berkelanjutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan dari para petani kopi Indonesia.
Dalam perkembangannya, tidak sedikit tantangan yang dihadapi oleh para petani demi menciptakan kualitas biji kopi yang unggul. Salah satunya adalah perubahan iklim.
Baca juga : Mengantisipasi Dampak Buruk El Nino, Petani Kopi perlu Melakukan Mitigasi
Agronomis dari Paguyuban Tani Sunda Hejo, Dadang Hendrayah, mengatakan perubahan iklim yang sedang terjadi sekarang ini memberikan dampak besar bagi budidaya kopi.
“Perubahan iklim itu sangat berdampak sekali terhadap budidaya, terutama kebun kopi,” ungkap Dadang dalam acara talk show yang digelar Nespresso di Park Hyatt Jakarta, Rabu (2/10).
Ia melanjutkan, kebun kopi yang ada di Jawa Barat banyak terdapat di wilayah hutan dan itu memberikan keuntungan tersendiri untuk menghadapi perubahan iklim yang terjadi.
Baca juga : Hadapi Cuaca Ekstem, Petani Bisa Manfaatkan Asuransi Parametriks Indeks Cuaca
“Keberuntungan di Jawa Barat itu, kebun kopi itu ditanam di wilayah hutan. Jadi, ketika ada perubahan cuaca kita bisa menjaga untuk kelembapan karena curah hujan yang dibutuhkan kopi itu adalah 2.800 ml/tahun,” ujarnya.
Ia menjelaskan, ketika curah hujan lebih tinggi atau rendah, mereka menjaga tanaman kopi lewat pohon naungan yang ada di sekitar tanaman kopi.
“Ketika curah hujan lebih tinggi atau curah hujan lebih rendah, kita me-maintenance lewat pohon naungan. Pohon naungan itu dengan cara memangkas pohon-pohon naungan yang ada di pagar area kopi, jadi ketika kopi membutuhkan cahaya 40% dan itu yang harus petani lakukan untuk merawat dengan cara melakukan pemangkasan pohon (potong ranting) naungan ketika curah hujan lebih tinggi. Hal ini agar terjadi fotosintesis,” jelasnya.
Baca juga : Kopi Asal Aceh Kembali Jawara Cup of Excellence Indonesia 2022
Dadang menambahkan cara seperti itu memiliki tujuan agar kelembapan tanaman kopi tetap terjaga dan produktifitasnya tetap berjalan.
“Agar komoditi, kelembapannya itu tetap terjaga dan produktifitasnya berjalan, pembungaan berjalan ketika curah hujan begitu banyak, bunga, ketika berbunga itu tidak jatuh,” tambahnya.
Berbeda halnya kelompok tani kopi di Aceh. Dalam menghadapi perubahan iklim yang sedang terjadi, mereka melakukan dua cara, yaitu memberikan nutrisi pada tanaman kopi serta mengadakan asuransi iklim bagi para petani kopi.
Baca juga : Kenduri Bubur Beras Sambut Panen Raya di Aceh
Agronomis dari kelompok Tani Kopi Aceh, Mentari Amanda, mengatakan paling penting juga memberikan nutrisi yang baik bagi tanah karena dapat meningkatkan kualitas kopi.
“Yang paling penting juga bagaimana si tanaman kopi itu dapat nutrisi yang terbaik, karena ibarat kata ia bisa bertahan kalau dia sehat, seperti manusia juga. Oleh karena itu, kita di Aceh lagi fokus memperbaiki tanah, mengapa tanah penting karena kita di Aceh punya masalah dimana petani melakukan pemupukan setahun cuma sekali, padahal kita harus mengembalikan bahan organik untuk meningkatkan kualitas tanah dan nutrisi tanahnya,” jelas Mentari.
Selain itu, Mentari menambahkan, kelompok tani di Aceh itu mendapatkan Asuransi iklim yang diberikan oleh Nespresso sebagai bentuk kerja sama.
Hal ini bertujuan untuk memberikan bantuan kepada petani kopi yang mengalami kendala selama proses pengembangan tanaman kopi yang diakibatkan oleh perubahan cuaca. (Z-1)
MENU kopi hitam dan singkong rebus seringkali menjadi kombinasi yang cocok untuk santap pagi hari atau sebagai cemilan mengobrol dengan kerabat.
Dosen Gizi Masyarakat IPB University merekomendasikan waktu yang tepat untuk minum kopi
Singkong rebus dan kopi aman dikonsumsi bersama bagi orang sehat. Simak manfaat, nutrisi, serta tips agar tetap sehat dan seimbang.
Menambahkan kayu manis ke dalam secangkir kopi tidak hanya memperkaya cita rasa minuman, tapi juga bisa menghadirkan sejumlah manfaat kesehatan
SATUAN Reserse Kriminal Polres Garut berhasil mengungkap dan menangkap dua orang pelaku penggelapan kopi seberat 7.922 kg biji kopi kering senilai lebih dari Rp760 juta.
Jenis kopi ini sering disebut juga sebagai kopi hitam atau kopi pahit, tergantung metode penyajiannya.
Studi ungkap letusan vulkanik Franklin dan pelapukan batuan cepat 720 juta tahun lalu memicu peristiwa Snowball Earth yang membekukan seluruh planet.
Tahun 2023 catat gelombang panas laut terbesar dan terlama. Fenomena ini rusak ekosistem, ganggu perikanan, dan jadi sinyal titik balik iklim.
Penelitian ungkap lahan gambut Amazon Peru berubah dari penyerap karbon menjadi netral karbon akibat cahaya berlebih dan penurunan muka air.
ICJ mengeluarkan putusan bagi negara-negara untuk saling menggugat terkait perubahan iklim.
Indonesia menghadapi ancaman krisis planetari, termasuk perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
INDONESIA memperkuat posisinya menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 yang ditegaskan dalam Conference of the Parties (COP26) di Glasgow, Skotlandia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved