Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kolaborasi Lintas Sektor Bantu Komitmen Indonesia Capai Net Zero Emission

Media Indonesia
06/9/2024 22:59
Kolaborasi Lintas Sektor Bantu Komitmen Indonesia Capai Net Zero Emission
Penandatanganan Memorandum Saling Pengertian dengan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi tentang reboisasi dan revitalisasi lahan kritis di Indonesia.(Dok pemprov Jawa Barat)

DEPUTI Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kemenko Kemaritiman dan Investasi Nani Hendiarti menyatakan kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk memenuhi komitmen Indonesia dalam mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat. Keterlibatan sektor swasta juga menggarisbawahi dedikasi kuat bangsa Indonesia terhadap keberlanjutan.

"Kami berterima kasih kepada AstraZeneca atas kolaborasi strategis dan aksi nyata yang mencapai hasil terukur dan berdampak signifikan pada lingkungan dan masyarakat setempat serta berkontribusi pada upaya aksi iklim global,” ungkap Nani pada ajang Indonesia Sustainability Forum (ISF), di JCC, Jakarta, Kamis (5/9).

Nani juga mendorong semua pemangku kepentingan untuk terus memperkuat kolaborasi penta-helix, antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, masyarakat, dan media, untuk memastikan keberlanjutan dapat dicapai secara komprehensif.

Baca juga : Konservasi Tanam Bibit Mangrove Tumbuhkan Kepedulian Lingkungan

"Hanya dengan sinergi kuat, semua upaya akan berjalan dengan baik dan membawa manfaat jangka panjang,” imbuh Nani.

AstraZeneca Indonesia, sebagai sustainability knowledge partner dari industri farmasi, jadi bagian ISF 2024 untuk menyelenggarakan sesi bertema Championing environmental protection and biodiversity restoration for healthy people, society and the planet.

ISF 2024 merupakan ajang yang mempertemukan pemimpin dari berbagai sektor untuk mendorong diskusi tentang keberlanjutan dan aksi iklim.
Kali ini ISF menyoroti kebutuhan mendesak bagi pemangku kepentingan untuk berkontribusi melindungi lingkungan dan keanekaragaman hayati.

Baca juga : Pertagas Niaga dan Reethau Group Teken Kerja Sama Regasifikasi LNG di Kaltim

Perubahan iklim memperburuk tingkat kesehatan, termasuk peningkatan penyakit kronis. Sektor kesehatan juga merupakan kontributor signifikan terhadap perubahan iklim yang bertanggung jawab atas sekitar 5% dari emisi gas rumah kaca (GRK) global.

Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia Esra Erkomay mengatakan kesehatan adalah fondasi bersama yang memungkinkan masyarakat untuk berkembang dan perekonomian tumbuh pesat.

Di AstraZeneca, pihaknya menyadari mengambil tindakan untuk mendorong keberlanjutan adalah hal mendasar untuk membangun masa depan yang sehat bagi manusia, masyarakat, dan bumi.

Baca juga : Ridwan Kamil Bakal 3 Kali Lipat Tanam Pohon di Jakarta

"Kami juga percaya kolaborasi adalah kunci utama karena kita tidak dapat menyelesaikan masalah perubahan iklim sendirian.”

“Melalui program unggulan global kami, AZ Forest, kami menanam lebih dari 7,5 juta pohon di lahan seluas 19.000 hektare dan lebih dari 21.000 keluarga petani serta kesempatan peningkatan keterampilan yang diberikan, yang berdampak pada 71.000 petani," ujar dia.

Pada Agustus lalu, tambah Esra, pihaknya baru saja menandatangani perpanjangan Memorandum Saling Pengertian dengan Kemenko Marves untuk memperluas komitmen menanam hingga 20 juta pohon di sekitar Sungai Citarum, Jawa Barat.

Baca juga : Tiga Bahasa Asing Kawasan Asia Timur Bekal Mahasiswa Hadapi Pasar Global

Sebagai tindak lanjut Penandatanganan Memorandum Saling Pengertian dengan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi tentang reboisasi dan revitalisasi lahan kritis di Indonesia, AstraZeneca menandatangani kesepakatan bersama dengan Pemprov Jawa Barat tentang revitalisasi daerah aliran sungai (DAS) Citarum melalui penyediaan bibit pohon dan penyusunan studi kelayakan terkait percontohan karbon.

Kesepakatan bersama itu kian menegaskan komitmen AstraZeneca mendukung upaya Pemprov Jawa Barat untuk memerangi deforestasi dan meningkatkan ekosistem lokal.

“Penting bagi kita untuk memiliki rasa tanggung jawab bersama dan mendorong kolaborasi multisektor. Karena itu, mari kita mendorong kolaborasi dan berinovasi dalam solusi memperjuangkan perlindungan lingkungan dan pemulihan keanekaragaman hayati,” tutup Esra.

Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan sebagai sumber kehidupan vital bagi hampir 25 juta orang, Sungai Citarum tidak boleh dibiarkan tercemar.

"Kami mendukung penuh inisiatif Hutan A-Z sebagai langkah penting merevitalisasi DAS Citarum sebagai bagian tujuan kami dalam program Citarum Harum. Kolaborasi ini akan mempercepat pengelolaan kerusakan lingkungan di DAS Citarum,” pungkas Bey. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya