Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MEWUJUDKAN pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, para dosen rumpun Ilmu Kesejahteraan Keluarga (IKK) Universitas Negeri Jakarta ( UNJ) dari empat Program Studi antara lain, Pendidikan Tata Boga, Pendidikan Tata Rias, Kosmetik dan Perawatan Kecantikan, dan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga menggelar pengabdian masyarakat sasar pekerja migran Indonesia di Gayatri Beauty Academy dan Sekolah Indonesia Singapura ,belum lama ini .
Dalam keterangannya hari ini, Nurul Hidayah Koorprodi Pendidikan Tata Rias sekaligus tim pengabdian masyarakat mengatakan kegiatan ini dilakukan dalam rangka membekali pekerja migran terampil untuk persiapan Kembali ke Indonesia.
“Mereka harus dibekali keterampilan yang bisa mereka lakukan dan dapat menjadi nilai ekonomi kelak jika kembali ke tanah air selepas bekerja di luar negeri,” ujarnya.
Baca juga : Menteri PPPA: Berdayakan Perempuan Rentan agar Mandiri secara Ekonomi
Nurul mengungkapkan berdasarkan hasil riset menunjukan masalah kemandirian dan ekonomi menjadi problem yang dihadapi pekerja migran terutama bagi mereka yang sekembalinya ke tanah air dari bekerja di luar negeri.
“Dengan pembekalan keterampilan kecantikan ini diharapkan mereka bisa berdaya baik secara keterampilan dan juga menjadi peluang perbaikan finansial keluarga,” tuturnya.
Dyah Puspita selaku mitra kegiatan pengabdian masyarakat sekaligus sebagai pendiri Gayatri Beauty Academi mengapresiasi kegiatan pengabdian masyarakat tersebut. Menurutnya kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pekerja migran sebagai upaya penambahan ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Baca juga : Menaker Resmikan Asosiasi Pengelola Pelatihan Pekerja Migran Indonesia
“Para pekerja umumnya ketika kembali ke tanah air dan tidak menjadi pekerja migran merasa kewalahan mencari sumber finansial bagi keluarganya,” kata Dyah.
Menurutnya dengan adanya kegiatan ini tentu tidak hanya skill yang akan di asah melainkan juga peluang-peluang ekonomi yang bisa dilakukan ketika kembali ke tanah air seperti membuka bisnis kecantikan mandiri.
Neneng Siti Silfi Ambarwati dosen Pendidikan Tata Rias dan tim pengabdian mengutarakan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya UNJ mendukung pencapaian visi untuk menjadi universitas berkelas dunia melalui Pemberdayaan Kepada Masyarakrat Kalaboratif Internasional yang didukung oleh LPPM dan Fakultas Teknik UNJ.
Baca juga : Tim P2M Prodi Humas dan Komunikasi Digital UNJ Goes to Pondok Pesantren
Menurutnya melalui kegiatan internasional ini UNJ semakin dikenal tetapi juga dapat berkontribusi dan selalu memberi dampak baik kepada masyarakat Indonesia dimanapun berada.
Pada kesempatan itu dilakukan juga kegiatan pengabdian di Sekolah Indonesia Singapura (SIS) dihadiri dan dibuka oleh I Gusti Agung Ketut Satrya Wibawa selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Singapura. Berikutnya kegiatan pengabdian dihadiri dan dibuka oleh Noeri Widowati selaku istri dari Dubes RI untuk Singapura.
Pada kesempatan itu Noeri Widowati menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kerjasama kegiatan pengabdian masyarakat ini. Menurutnya pekerja migran perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya yang berguna dalam mendukung kariernya ke depan.
Baca juga : BRI Dorong Kesejahteraan dan Pemberdayaan Perempuan
Adapun beberapa materi yang tersaji dalam pembekalan dan pelatihan ini diantaranya seperti materi Improving Adolescents' Healthy Food Selection Knowledge Through Flipbook Media yang terlaksana di Sekolah Indonesia Singapore (SIS) yang menjadi bekal penting pengetahuan para pekerja kecantikan di Singapura yang diberikan oleh Nur Riska Koordinator Program Studi Pendidikan Tata Boga bersama Dr. Rusilanti tim pengabdian.
Selain itu juga materi improving Entrepreneurial Knowledge of Making Bridal Boreh sebuah upaya edukasi membuat boreh pengantin yang disampaikan oleh Nurul Hidayah koordinator Program Studi Pendidikan Tata Rias.
Ada juga materi Improving The Skills of Female Co-workers Through Traditional Bridal Body Scrub Making Workshop sebuah eduaksi dan pelatihan membuat lulur pengantin tradisional yang disampaikan oleh Neneng Siti Silfi Ambarwati.
Serta materi Empowering Indonesian Migrant Workers in Making Wedding Gifts From The Art of Towel Folding, yaitu edukasi dan pelatihan membuat hantaran yang dikenal dengan istilah Towel Folding Art yang disampaikan oleh Elmanora Kooprodi Ilmu Kesejahteraan keluarga bersama Prasiti Laras Nugrahaeni, dan Nurlaila Abdullah Mashabi selaku dosen IKK.
“Seni merias pengantin bukan ilmu yang susah dan juga tidak mudah, ini semua perlu keterampilan yang dibiasakan dan dilatih,” tukas Elmanora. (H-2)
PEKERJA migran Indonesia memiliki potensi besar untuk berinvestasi dan memulai usaha.
Lebih dari 80 peserta, sebagian besar merupakan pekerja sektor informal, antusias mengikuti program pemberdayaan pekerja migran Indonesia.
Program 20.000 rumah subsidi untuk pekerja migran Indonesia (PMI) akan menyasar daerah-daerah yang menjadi kantong PMI.
Kegiatan ini berfokus pada sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya lingkungan rumah sehat bagi para pekerja migran Indonesia.
Banyak modus operandi TPPO yang melakukan promosi dan perekrutan pekerja migran ilegal melalui dunia maya.
INDONESIA akan mengoptimalkan penempatan pekerja migran Indonesia di sektor hospitality dan kapal pesiar.
KETAKUTAN menyelimuti para pekerja migran tidak berdokumen di Los Angeles, Amerika Serikat, menyusul razia besar-besaran yang dilakukan oleh petugas Imigrasi dan Bea Cukai (ICE).
Kegiatan bertema Socialization and Workshop of IT-Based Good Governance, Machine Learning, and Renewable Energy for Indonesian Migrant Workers, ini digelar selama tiga hari.
Ada lima negara penerima terbanyak pekerja asal Indonesia, yakni Hongkong, Taiwan, Korsel, Jepang dan Singapura.
Pembukaan penempatan pekerja migran Indonesia di Arab Saudi dinilai penting untuk meningkatkan pelindungan bagi pekerja migran Indonesia yang bekerja di sektor domestik.
Para korban rata-rata tidak memiliki dokumen resmi. Namun, tetap diberangkatkan dengan membayar sekitar Rp4,5 hingga Rp7,5 juta.
BP Tapera bersama Menteri PKP dan Menteri P2MI membahas program 3 juta rumah dan rencana penyediaan rumah subsidi bagi pekerja migran melalui skema FLPP
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved