Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DIREKTUR Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek), Nunuk Suryani mengatakan bahwa program prioritas Guru Penggerak menjadi pilar utama kesuksesan transformasi pendidikan di Lampung.
Nunuk Suryani mengungkapkan bahwa Provinsi Lampung termasuk daerah yang sangat progresif dalam mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar. Ia menyampaikan terima kasih kepada Guru Penggerak yang telah menjadi ujung tombak transformasi pendidikan di Provinsi Lampung.
“Saya senang bisa menghadiri kegiatan ini dan bisa bertemu langsung dengan Bapak-Ibu guru. Terima kasih sudah menjadi pemimpin pembelajaran di Provinsi Lampung,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Jumat (30/8).
Baca juga : Balai Guru Penggerak Mesti Menjalin Kolaborasi dan Kemitraan Secara Baik dengan Pemda
Di samping itu, Nunuk Suryani menambahkan bahwa Ditjen GTK terus berkomitmen untuk memastikan kesejahteraan dan pengembangan kompetensi guru. Salah satunya dengan pengangkatan guru ASN PPPK.
“Berdasarkan data capaian program prioritas Ditjen GTK untuk Provinsi Lampung, sebanyak 315 guru berhasil menjadi ASN PPPK, dan 5.742 ASN PPPK telah ditempatkan dalam kategori ASN PPPK 2021-2023,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Utara, Sukatno, menyampaikan dukungan terhadap kebijakan Kurikulum Merdeka. Pemerintah Daerah terus berupaya untuk meningkatkan kompetensi dan membekali para guru terutama kepala sekolah agar mampu memajukan sekolahnya masing-masing melalui gerakan Merdeka Belajar,” ujarnya.
Baca juga : Pantau Capaian Program Merdeka Belajar, Dirjen Guru Kunjungi Sulawesi Tenggara
Dalam sesi dialog bersama Guru Penggerak, beberapa guru memberikan testimoni terkait praktik baik yang telah dilakukan serta dampak yang dirasakan oleh peserta didik dari kebijakan yang telah dijalankan. Seneng, seorang guru honorer yang diangkat menjadi ASN PPPK di SD Negeri 2 Sindang Anom, menyampaikan bahwa menjadi Guru Penggerak merubah pola pikirnya ke arah yang lebih positif. Sehingga, ia jadi lebih tahu tentang keunggulan yang ada di sekolahnya. Selain itu, dengan adanya Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) dalam pendidikan Guru Penggerak juga membuatnya lebih memahami tentang emosional para peserta didik.
“Saya mulai bisa memahami anak-anak, bahwa mereka adalah aset yang harus kita bangun, bukan kita arahkan, tapi kita gerakkan,” tutur Seneng.
Dalam kesempatan yang sama, Tri Nurul Fajarotun, seorang Guru Penggerak yang diangkat menjadi Kepala Sekolah di SMA Negeri 1 Way Bungur, turut mengungkapkan perubahan luar biasa yang ia rasakan. Setelah ia diangkat menjadi kepala sekolah, ia langsung mendaftarkan guru di sekolahnya dalam Komunitas Belajar (Kombel) di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Dari sana, guru yang awalnya kurang percaya diri untuk berbagi peran, akhirnya mulai tergerak untuk saling berbagi praktik baik melalui Kombel di PMM.
Baca juga : 92.888 Guru Lulus Program Pendidikan Guru Penggerak
“Melalui Kombel di PMM, semua orang bisa saling menginspirasi demi meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik,” ucap Tri.
Ditjen GTK meluncurkan PMM sebagai platform pembelajaran inklusif bagi guru se-Indonesia, yang bertujuan untuk membantu para guru untuk meningkatkan kompetensi, mendapatkan bahan pengajaran yang sesuai dengan konteks, dan berbagi praktik terbaik dengan rekan sejawat. Sejak diluncurkan, lebih dari 4 juta GTK (guru dan kepala sekolah aktif, administrator dan instruktur sekolah) telah mengunduh aplikasi ini untuk mengakses konten, seperti video dan bahan bacaan, menghadiri webinar, terhubung dengan sesama guru, serta mengakses materi pelatihan.
Pada hari kedua kunjungan kerjanya, Dirjen GTK mengunjungi SD Negeri 2 Pesawaran untuk memantau secara langsung pelaksanaan Kurikulum Merdeka dan program Guru Penggerak. Nunuk Suryani juga menyempatkan diri untuk berdiskusi dan mendengarkan pengalaman para guru dan siswa. Guru mata pelajaran PPKN, Neni Purnamasari, menyampaikan harapannya terhadap program Guru Penggerak agar bisa terus dilanjutkan guna mencetak generasi pendidik yang lebih berkompeten dan bermanfaat. “Program ini sangat layak untuk dilanjutkan agar dapat mencetak pendidik yang dapat memerdekakan peserta didik di sekolah,” ucap Neni.
Dengan hadirnya program Guru Penggerak, para guru menjadi lebih percaya diri dalam memimpin pembelajaran di kelas. Sehingga mampu menghasilkan dampak positif, seperti penerapan positif disiplin dalam pembelajaran dan kualitas pengajaran yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan hasil survei dengan menggunakan Teach Primary yang menunjukan bahwa lulusan Guru Penggerak memiliki kualitas pengajaran yang lebih baik dibandingkan dengan guru di Indonesia lainnya.
Program ini akan menyasar guru berusia 50-55 tahun dan akan mendapatkan keistimewaan karena pengalaman mengajar mereka yang sudah lama.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Nunuk Suryani, memastikan bahwa sistem pengelolaan kinerja di PMM tidak akan menambah beban guru.
Peranan tenaga pendidik sangat penting dalam menanamkan sikap positif terhadap sawit sejak dini.
pembuatan siaran pers itu mengacu pada praktik-praktik jurnalistik, karena pada dasarnya memang tak bisa lepas dari pola kerja para jurnalis
Dirjen GTK turut mendorong pemerintah daerah agar bersama memiliki komitmen yang tinggi dan berpartisipasi aktif.
PULUHAN ribu guru dan penjaga rumah ibadah mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Provinsi Kaltim (Kaltim) pada Rabu (25/6).
Lewat proyek Peta Virtual Wisata Kota Semarang, guru Ayu Kusumadiyastuti ubah pembelajaran teks deskriptif jadi teknologi petualangan.
Kondisi kesejahteraan guru secara umum, saat ini masih terbilang rendah dan belum sebanding dengan pengabdian yang mereka berikan.
PEMERINTAH telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 7 Tahun 2025 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.
Satriwan menekankan bahwa Permendikdasmen 7/2025 ini secara egaliter memberikan kesempatan yang sama untuk membuat guru dapat menjadi kepala sekolah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved