Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
FAKULTAS Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro Semarang menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya M Fakhruri, ayahanda mendiang dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Undip.
Rombongan FK Undip yang dipimpin oleh dokter Sigid Kirana hadir langsung ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panggung di Tegal, Selasa (27/8), menghadiri pemakaman ayahanda mendiang dokter Aulia. Di TPU tersebut, jenazah M Fakhruri dimakamkan berdampingan dengan putrinya, Aulia Risma Lestari.
Perwakilan FK Undip dokter Sigid Kirana menyampaikan bahwa FK Undip menyampaikan duka dan empati atas meninggalnya ayahanda mendiang dokter Aulia. Ia menyampaikan bahwa kedatangan rombongan FK Undip juga mendapatkan sambutan hangat dari keluarga almarhum saat bertamu ke rumah duka di Kota Tegal, Jateng.
Baca juga : Fokus Perundungan PPDS, Apa yang Terlewat?
"Saat kami berpamitan dan bertemu dengan ibunda dokter Aulia, penerimaan beliau sangat baik. Beliau mengucapkan terima kasih serta minta maaf bila ada kesalahan selama ini," katanya.
Ia juga menyampaikan duka yang mendalam dari seluruh pimpinan dan sivitas Undip serta berharap semua keluarga, terutama ibunda dari dokter Aulia untuk tetap tabah dan sabar. "Kami turut berduka cita atas wafatnya dokter Aulia ini. Tentunya semua ini sudah menjadi takdir ilahi dan sebagai Muslim sudah sepatutnya kita menerimanya secara positif," katanya.
Secara terpisah, Dekan FK Undip Dr. dr. Yan Wisnu Prajoko, M. Kes., Sp.B.Subsp.-onk(K) menyampaikan pula duka cita mendalam kepada keluarga almarhumah dokter Aulia. "Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Kepergian ayah dokter Aulia Risma ini tentunya menjadi duka yang mendalam bagi seluruh keluarga besar Fakultas Kedokteran Undip," katanya.
Baca juga : Insentif dan Batas Jam Kerja Peserta PPDS Perlu Diatur Ulang
Ayah dari dokter Aulia wafat setelah menjalani proses rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, Selasa, sekitar pukul 01.00 WIB.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa ayahanda mendiang dokter Aulia telah menjalani perawatan di RSUP dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, selama tiga hari.
Dalam keterangannya, ia menjelaskan bahwa sebelumnya telah mengunjungi keluarga almarhum di kawasan Tegal dan mengumpulkan informasi terkait kondisi ayah dokter Aulia. Menurut dia, saat itu kondisi kesehatan ayah dokter Aulia memprihatinkan dan menyarankan agar pasien dirujuk ke rumah sakit yang lebih baik.
Baca juga : Dekan FK Undip Akui Dokter Prathita Aryani Pernah Lakukan Perundungan
"Waktu itu pilihannya ke RSUP Kariadi, tapi sedang ada keraguan di keluarga, saya tawarkan ke RSCM. Saat saya pulang, bapaknya dibawa ke RSCM," katanya.
Akhirnya, kata dia, pasien dirujuk ke RSCM Jakarta dan dirawat selama tiga hari sebelum meninggal dunia.
Menkes Budi juga menyampaikan belasungkawa dan harapannya agar keluarga, terutama adik almarhum, dokter Nadia yang bekerja sebagai dokter di Sukabumi, diberikan kekuatan dan ketabahan.
Dokter Aulia adalah mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi FK Undip yang ditemukan meninggal dunia diduga bunuh diri pada Senin (12/8) malam, di kamar kosnya yang berlokasi di Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang. (S-1)
SISWA Kelas 6 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Maccini I/1 di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Sulawesi Selatan, meninggal dunia diduga karena mengalami perundungan oleh teman sekolahnya.
Respons yang cepat dan deteksi dini dapat minimalisir dampak lebih buruk dari perilaku bullying, baik bagi korban, dan juga yang melakukan bullying.
Sidang menampilkan tiga terdakwa yaitu Taufik Eko Nugroho, Sri Maryani, dan Zara Yupita Azra
Kasus perundungan dan pemerasan PPDS Anestesi Undip Semarang tersebut masih dalam penanganan jaksa penuntut umum.
Wildan juga mengalami pemerasan hingga Rp500 juta untuk membiayai pesta seniornya.
Dalam kasus perundungan ini, polisi telah memeriksa 36 saksi. Tak hanya itu, uang sebesar Rp97 juta juga telah disita.
Salah satu kebijakan penting yang mulai diterapkan adalah pembatasan jam kerja peserta didik maksimal 80 jam per minggu.
RUMAH sakit pendidikan di bawah naungan Kementerian Kesehatan mulai merealisasikan pemberian insentif kepada peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS).
Data tersebut dihimpun melalui jalur pengaduan resmi serta audit internal Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan
MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa sejak 2023, pihaknya sudah mengamati terkait perundungan di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Konsep yang disebutkan oleh Kementerian Kesehatan bahwa PPDS bisa melakukan praktik dokter umum sebenarnya merupakan konsep yang lama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved