Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Karakteristik Ruam yang Kerap Muncul pada Penderita Mpox

Basuki Eka Purnama
23/8/2024 09:34
Ini Karakteristik Ruam yang Kerap Muncul pada Penderita Mpox
Dua petugas kesehatan menyosialisasikan penyakit cacar monyet kepada masyarakat di Puskesmas Kedaung, Tangerang Selatan, Banten.(ANTARA/Sulthony Hasanuddin)

DOKTER spesialis kulit dan kelamin lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Fitria Agustina mengatakan ada karakteristik gejala klinis yang cukup khas pada penderita cacar monyet atau Mpox.

Fitria, Kamis (22/8), menyebut, berdasarkan laporan wabah 2022, lesi dan ruam yang dijumpai pada pasien Mpox sering terjadi di area genital, anorektal, atau di dalam mulut, dan biasanya berawal dari wajah.

Ia juga menyebut ruam tidak selalu menyebar di banyak tempat di tubuh.

Baca juga : Ini Karakteristik Ruam Klinis yang Kerap Dijumpai pada Penderita Mpox

"Ruam mungkin terbatas pada beberapa lesi atau hanya satu lesi, tidak selalu muncul di telapak tangan dan telapak kaki," jelasnya.

Fitria mengatakan, lesi pada cacar monyet sering digambarkan sebagai nyeri, kecuali saat penyembuhan pasien sering mengeluhkan gatal. Biasanya lesi juga timbul bersamaan pada berbagai stadium atau disebut asinkron.

Adanya lesi pada area genital juga menyebabkan gejala pada rektal atau dubur seperti tinja yang bernanah atau berdarah, nyeri, atau pendarahan di sekitar dubur.

Baca juga : Mengenal Ruam Klinis pada Mpox, Gejala Khas, dan Penanganan Efektifnya

Fitria menjelaskan cacar air dan cacar monyet sama-sama menyebabkan ruam, namun ruam pada cacar monyet lebih padat, lepuhannya berisi cairan dan berakhir menjadi luka keropeng.

"Lesi biasanya lebih besar dan lebih seragam daripada cacar air, dan disertai gejala demam tinggi, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar
getah bening yang lebih dominan dibandingkan dengan cacar air," ungkap Fitria.

Fitria mengatakan cacar monyet biasanya berlangsung selama 2-4 minggu.

Baca juga : WHO Kembali Tetapkan Mpox Sebagai Kegawatdaruratan Global, Ini Gejalanya

Meskipun gejalanya terlihat ringan, cacar monyet bisa menyebabkan komplikasi hingga kematian terutama pada anak-anak, ibu hamil dan pasien dengan gangguan sistem imun.

Komplikasinya meliputi infeksi sekunder, pnuemonia, endefalitis, infeksi kornea hingga hilangnya penglihatan.

Pengobatan cacar monyet, kata Fitria, merupakan simtomatik yang fokus mengurangi gejala demam dan nyeri. Vaksin yang digunakan untuk cacar (smallpox) juga mampu memberikan perlindungan terhadap cacar monyet.

Berdasarkan data WHO pada 2022, pemberian vaksin cacar monyet lebih fokus pada individu yang berisiko tinggi cacar monyet seperti yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu, tenaga kesehatan yang berisiko terpapar, petugas laboratorium, dan seseorang yang kontak erat dalam waktu empat hari sejak paparan.

"Vaksinasi ini bertujuan untuk mencegah munculnya gejala atau meminimalkan keparahan penyakit. Ketentuan lebih lanjut penggunaan vaksin di Indonesia akan diatur sesuai ketentuan yang berlaku," pungkas Fitria. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya