Mengenal Ruam Klinis pada Mpox, Gejala Khas, dan Penanganan Efektifnya

 Gana Buana
22/8/2024 14:03
Mengenal Ruam Klinis pada Mpox, Gejala Khas, dan Penanganan Efektifnya
Ciki khas ruam cacar monyet(Freepik)

MPOX atau cacar monyet, merupakan penyakit yang masih menjadi perhatian di Indonesia, terutama setelah merebaknya wabah global pada tahun 2022. Ada karakteristik ruam klinis yang sering dijumpai pada penderita penyakit ini.

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Fitria Agustina menjelaskan, salah satu gejala khas dari Mpox adalah lesi dan ruam yang umumnya muncul di area genital, anorektal, atau di dalam mulut, meskipun seringkali berawal dari wajah.

Berbeda dengan penyakit kulit lainnya, ruam pada penderita Mpox tidak selalu menyebar di seluruh tubuh.

Baca juga : WHO Kembali Tetapkan Mpox Sebagai Kegawatdaruratan Global, Ini Gejalanya

"Ruam mungkin terbatas pada beberapa lesi atau hanya satu lesi, dan tidak selalu muncul di telapak tangan dan telapak kaki," kata Fitria dikutip dari Antara Kamis (22/8).

Lesi yang timbul pada cacar monyet ini seringkali digambarkan sebagai nyeri, terutama pada awal munculnya. Namun, saat fase penyembuhan, pasien justru sering merasakan gatal yang intens.

Hal yang menarik, lesi pada Mpox juga muncul secara asinkron, yaitu lesi timbul bersamaan namun pada berbagai stadium yang berbeda.

Baca juga : Kemenkes Catat 57 Kasus MPox di Indonesia, Terbanyak di DKI Jakarta

Lebih lanjut, Fitria menjelaskan bahwa adanya lesi di area genital dapat memicu gejala tambahan pada rektum, seperti tinja yang bernanah atau berdarah, serta nyeri atau pendarahan di sekitar dubur.

Ia juga menegaskan perbedaan penting antara ruam pada cacar air dan cacar monyet, di mana ruam Mpox cenderung lebih padat, berisi cairan, dan berakhir menjadi luka keropeng yang lebih besar dan lebih seragam.

Meskipun cacar monyet biasanya berlangsung selama 2-4 minggu, Fitria memperingatkan bahwa penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti infeksi sekunder, pneumonia, ensefalitis, infeksi kornea, hingga hilangnya penglihatan. Kelompok yang paling rentan terhadap komplikasi ini adalah anak-anak, ibu hamil, dan pasien dengan gangguan sistem imun.

Baca juga : 9 Cara Pencegahan Penularan Mpox

Cara Pengobatan

Untuk pengobatan, Fitria menyebutkan bahwa pendekatan yang digunakan bersifat simtomatik, dengan fokus pada pengurangan gejala seperti demam dan nyeri.

Vaksin smallpox, yang digunakan untuk mencegah cacar, juga diketahui dapat memberikan perlindungan terhadap Mpox.

Berdasarkan data dari WHO tahun 2022, vaksinasi Mpox difokuskan pada individu berisiko tinggi, seperti mereka yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu, tenaga kesehatan yang berisiko terpapar, petugas laboratorium, dan individu yang kontak erat dengan penderita dalam empat hari sejak paparan.

"Vaksinasi ini bertujuan untuk mencegah munculnya gejala atau meminimalkan keparahan penyakit," ujar Fitria, menambahkan bahwa penggunaan vaksin di Indonesia akan diatur lebih lanjut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dengan terus berkembangnya situasi terkait Mpox, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan memahami gejala-gejala khas penyakit ini, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil untuk melindungi diri dan orang-orang terdekat. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya