Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DUA ekor gajah sumatra koleksi satwa Solo Safari kedapatan mati. Sejauh ini belum ada kejelasan penyebab kematiannya. DPRD Kota Solo pun langsung sidak ke lokasi, begitu mendapatkan informasi terkait kematian dua koleksi satwa langka yang dilindungi itu.
Ketika sidak unsur pimpinan sementara DPRD Solo ke lokasi destinasi wisata Solo Safari, pada Rabu (21/8), ikut hadir pejabat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah, dan ditemui petugas bagian menejemen Solo Safari.
Ketua DPRD Sementara Budi Prasetyo mengakui, informasi kematian dua koleksi satwa gajah itu datang justru dari masyarakat, dan bukan dari pihak Solo Safari. "Kami dapat informasi dari masyarakat, dan terus menindaklanjuti di lapangan," kata Budi kepada Media Indonesia.
Baca juga : Konservasi Gajah di Indonesia: Tantangan dan Upaya Perlindungan
Budi sidak bersama unsur pimpinan lain, Sugeng Riyanto dan anggota YF Sukasno. "Penjelasan yang kami dapat, bahwa dua gajah mati pada waktu berbeda. Satu pada Juli lalu, dan satunya lagi pada minggu silam," tukas politisi PDIP itu.
Yang menarik bahwa gajah kedua bernama Manohara itu mati pada suasana rangkaian perayaan Hari Gajah Sedunia, yang juga digelar di Solo Safari. Saat itu, berita kematian gajah kedua tersebut juga belum didengar DPRD Solo.
Dari sidak, Budi bersama dua koleganya belum mendapatkan informasi konkrit tentang sebab-sebabnya. Saat ini pihak Solo Safari masih menunggu sampel kasus kematian, dari uji laboratorium UGM Yogyakarta.
Baca juga : Seekor Gajah Sumatra Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau
DPRD Kota Solo, lanjut Budi sangat berharap sampel dari pemeriksaan bisa segera keluar, sehingga bisa segera diketahui penyebabnya, dan evaluasi untuk langkah langkah kedepan.
“Apalagi kasus tersebut terjadi pada rentang waktu yang tidak terlalu lama. Dengan kematian gajah Innova dan Manohara ini, maka koleksi gajah Solo Safari tinggal dua ekor," imbuh Budi sekali lagi.
Kepada Seksi BKSDA Wilayah I, Sudadi yang mengikuti proses sidak DPRD Solo mengakui, sejauh ini, sebab sebab kematian gajah asal Sumatera ini masih belum pasti, mengingat sampelnya masih dalam proses uji laboratorium.
Baca juga : Seekor Anak Gajah Sumatera Lahir di Taman Nasional Way Kambas
“BKSDA mendapat informasi tentang kematian gajah betina di Solo Safari pada 23 Agustus. Penanganan dilakukan ahlinya di sini, namun penyebabnya masih harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium," tukas dia
Terpisah Kepala BKSDA Jateng Darmanto ketika dikonfirmasi lewat telepon mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil uji lab Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta.
“Apakah karena virus atau hal lain tunggu saja. Nanti kalau semua sudah pasti penyebabnya anda bisa konfirmasi langsung ke atasan kami di BKSDA Jakarta," beber Darmanto.
Baca juga : Dua Gajah Liar di Pelalawan Riau Berhasil Dievakuasi
Ia tidak bersedia mengomentari terkait pengelolaan manajemen Solo Safari atas koleksi satwanya di Taman Solo Safari. "Nanti nanti," lugas Darmanto.
BKSDA sendiri menurut Sudadi, selain koleksi gajah mati, ternyata ada pula rusa yang mati. Hanya penyebab kematian rusa itu, BKSDA juga tidak mengetahui, karena menjadi ranah pihak provinsi.
Yang jelas, ada pengawasan khusus dari BKSDA pasca kematian koleksi satwa di Solo Safari. Menurut Sudadi akan ada monitoring yang dilakukan pihaknya ke Solo Safari. (Z-9)
Gajah yang ditemukan mati tersebut berjenis kelamin betina, berumur berkisar tujuh hingga delapan tahun dengan berat badan sekitar satu ton
GAJAH Sumatra (Elephas Maximus Sumatranus) bernama Rimbani berumur 8 tahun ditemukan mati di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Kabupaten Pelalawan, Riau.
Ia menuturkan berbagai aspek sedang ditelaah, terkait habitat, ekologi hingga aspek sosial.
Dia menilai sikap mencintai hewan yang dimiliki Presiden Prabowo ini menjadi teladan bagi masyarakat. Hal ini lantaran kehadiran hewan atau satwa merupakan bagian dari ekosistem.
Keberhasilan satwa hamil hingga melahirkan membuktikan TWA Buluh Cina masih kondusif untuk mendukung kelestarian satwa yang dilindungi
Kelompok masyarakat tersebut kini mendapatkan solusi jangka panjang mengatasi persoalan gajaH, yakni dengan menjalankan program agroforestri.
BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mendapatkan laporan dari pihak pengelola Lembaga Konservasi (LK) Kasang Kulim terkait kelahiran satwa langka hampir punah, orangutan.
Survei keanekaragaman hayati pertama di Taman Nasional Virachey, Kamboja, mengungkapkan keberadaan spesies langka dan terancam punah.
Pulau Rambut menjadi rumah bagi 32 spesies burung air, 48 spesies burung darat, tiga jenis kadal, satu spesies biawak, empat jenis ular, dan tiga jenis cicak dan penyu sisik.
Indonesia adalah rumah bagi banyak spesies hewan langka yang kini terancam punah. Kerusakan habitat, perburuan liar, dan perubahan iklim menjadi ancaman utama.
Rekaman dari kedalaman Palung Tonga baru-baru ini menangkap momen langka ketika cumi-cumi sirip besar terlihat bergerak dengan tentakelnya di kedalaman 10.800 kaki (3.300 meter).
PERAMBAHAN hutan lindung di wilayah Tlekung, Batu, Jawa Timur, mengancam kelestarian lutung jawa (Trachypithecus auratus) yang hidup di kawasan tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved