Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Berusia 15 Tahun, Gajah Manohara di Solo Safari Dilaporkan Mati

Widjajadi
21/8/2024 17:17
Berusia 15 Tahun, Gajah Manohara di Solo Safari Dilaporkan Mati
Gajah Manohara saat menghibur pengunjung di Solo Safari.(Dok. Antara)

DUA ekor gajah sumatra koleksi satwa Solo Safari kedapatan mati. Sejauh ini belum ada kejelasan penyebab kematiannya. DPRD Kota Solo pun langsung sidak ke lokasi, begitu mendapatkan informasi terkait kematian dua koleksi satwa langka yang dilindungi itu.

Ketika sidak unsur pimpinan sementara DPRD Solo ke lokasi destinasi wisata Solo Safari, pada Rabu (21/8), ikut hadir pejabat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah, dan ditemui petugas bagian menejemen Solo Safari.

Ketua DPRD Sementara Budi Prasetyo mengakui, informasi kematian dua koleksi satwa gajah itu datang justru dari masyarakat, dan bukan dari pihak Solo Safari. "Kami dapat informasi dari masyarakat, dan terus menindaklanjuti di lapangan," kata Budi kepada Media Indonesia.

Baca juga : Konservasi Gajah di Indonesia: Tantangan dan Upaya Perlindungan

Budi sidak bersama unsur pimpinan lain, Sugeng Riyanto dan anggota YF Sukasno. "Penjelasan yang kami dapat, bahwa dua gajah mati pada waktu berbeda. Satu pada Juli lalu, dan satunya lagi pada minggu silam," tukas politisi PDIP itu.

Yang menarik bahwa gajah kedua bernama Manohara itu mati pada suasana rangkaian perayaan Hari Gajah Sedunia, yang juga digelar di Solo Safari. Saat itu, berita kematian gajah kedua tersebut juga belum didengar DPRD Solo.

Dari sidak, Budi bersama dua koleganya belum mendapatkan informasi konkrit tentang sebab-sebabnya. Saat ini pihak Solo Safari masih menunggu sampel kasus kematian, dari uji laboratorium UGM Yogyakarta.

Baca juga : Seekor Gajah Sumatra Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau

DPRD Kota Solo, lanjut Budi sangat berharap sampel dari pemeriksaan bisa segera keluar, sehingga bisa segera diketahui penyebabnya, dan evaluasi untuk langkah langkah kedepan.

“Apalagi kasus tersebut terjadi pada rentang waktu yang tidak terlalu lama. Dengan kematian gajah Innova dan Manohara ini, maka koleksi gajah Solo Safari tinggal dua ekor," imbuh Budi sekali lagi.

Kepada Seksi BKSDA Wilayah I, Sudadi yang mengikuti proses sidak DPRD Solo mengakui, sejauh ini, sebab sebab kematian gajah asal Sumatera ini masih belum pasti, mengingat sampelnya masih dalam proses uji laboratorium.

Baca juga : Seekor Anak Gajah Sumatera Lahir di Taman Nasional Way Kambas

“BKSDA mendapat informasi tentang kematian gajah betina di Solo Safari pada 23 Agustus. Penanganan dilakukan ahlinya di sini, namun penyebabnya masih harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium," tukas dia

Terpisah Kepala BKSDA Jateng Darmanto ketika dikonfirmasi lewat telepon mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil uji lab Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta.

“Apakah karena virus atau hal lain tunggu saja. Nanti kalau semua sudah pasti penyebabnya anda bisa konfirmasi langsung ke atasan kami di BKSDA Jakarta," beber Darmanto.

Baca juga : Dua Gajah Liar di Pelalawan Riau Berhasil Dievakuasi

Ia tidak bersedia mengomentari terkait pengelolaan manajemen Solo Safari atas koleksi satwanya di Taman Solo Safari. "Nanti nanti," lugas Darmanto.

BKSDA sendiri menurut Sudadi, selain koleksi gajah mati, ternyata ada pula rusa yang mati. Hanya penyebab kematian rusa itu, BKSDA juga tidak mengetahui, karena menjadi ranah pihak provinsi.

Yang jelas, ada pengawasan khusus dari BKSDA pasca kematian koleksi satwa di Solo Safari. Menurut Sudadi akan ada monitoring yang dilakukan pihaknya ke Solo Safari. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya