Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Spesies Langka dan Terancam Punah Ditemukan di Taman Nasional Virachey, Kamboja

Thalatie K Yani
22/1/2025 12:39
Spesies Langka dan Terancam Punah Ditemukan di Taman Nasional Virachey, Kamboja
Survei keanekaragaman hayati pertama di Taman Nasional Virachey, Kamboja, mengungkapkan keberadaan spesies langka dan terancam punah.(Flora & Fauna)

DI dalam Pegunungan Annamite yang membentang di Laos, Vietnam, dan timur laut Kamboja, menjadi tempat tinggal beragam satwa langka. Survei keanekaragaman hayati yang komprehensif pertama di taman ini, mengungkapkan spesies langka dan terancam punah yang hidup di sana, termasuk pangolin Sunda, macan tutul berbulu awan, dan beruang matahari.

Survei ini dipimpin organisasi konservasi Fauna & Flora, yang menyebut pegunungan Annamite sebagai "Amazon-nya Asia," juga mendokumentasikan sembilan spesies yang sebelumnya belum pernah tercatat di Kamboja, seperti muntjak bertanduk besar yang terancam punah, cicak kaca Sokolov, dan tokek kaki-daun Vietnam.

"Wilayah ini hampir tidak pernah dijelajahi dan hampir tidak ada informasi tentang keanekaragaman hayati di Taman Nasional Virachey," kata Pablo Sinovas, direktur negara program Fauna & Flora di Kamboja, dalam wawancara video dengan CNN. 

"Kami menemukan beberapa spesies yang terancam punah yang, berdasarkan definisi, tidak berkembang dengan baik baik di tingkat global maupun di negara ini. Taman ini memiliki potensi untuk menjadi benteng yang kuat untuk memastikan bahwa mereka tidak punah."

"Dalam suatu hal, ini semacam Perahu Nuh-nya satwa liar," tambahnya.

Namun, taman ini menghadapi berbagai ancaman, termasuk deforestasi, degradasi hutan, fragmentasi habitat, dan jerat (menggunakan tali kawat tipis untuk menangkap hewan). Selama tiga dekade terakhir, Kamboja telah kehilangan lebih dari 30% tutupan hutan primer. Meskipun ditetapkan sebagai taman nasional pada  1993, penyelidikan organisasi non-profit mengklaim mengungkapkan penebangan ilegal berskala besar di dalam Virachey.

Sinovas berharap data keanekaragaman hayati ini akan membantu memperkuat pengelolaan taman dan strategi konservasi. "(Survei ini) mengonfirmasi relevansi wilayah ini sebagai titik panas keanekaragaman hayati dan memetakan beberapa spesies ini, yang berarti kita bisa melestarikannya dengan cara yang lebih terarah," katanya. "Ini adalah langkah pertama: mengetahui apa yang ada sangat penting untuk dapat melindunginya."

"Langka dan Menarik"

Keterpencilan taman ini membuat pengumpulan data menjadi tantangan, sehingga tim menggunakan berbagai metode selama beberapa tahun, menyusun berbagai studi. Mereka bekerja sama dengan komunitas adat lokal, yang menurut Sinovas "paling mengenal hutan," namun bahkan mereka belum pernah menginjakkan kaki di beberapa area yang sedang disurvei.

Lebih dari 150 perangkap kamera dipasang untuk merekam spesies yang sulit dijangkau, seperti muntjak bertanduk besar, yang tertangkap kamera pada 2021. Meskipun spesies rusa ini pertama kali dijelaskan tahun 1994, sebelumnya hanya tercatat di Laos dan Vietnam.

"Menemukan mamalia besar di suatu negara untuk pertama kalinya benar-benar sangat langka dan menarik," kata Sinovas.

Perangkap kamera juga membantu mengidentifikasi ancaman, seperti keberadaan anjing peliharaan di beberapa area dan penggunaan jerat; beberapa spesies yang terancam punah, seperti beruang hitam Asia dan macaque ekor babi utara, difoto dengan anggota tubuh yang hilang.

Tim juga mengekstraksi DNA dari sampel air dan mengujinya untuk mengungkapkan keberadaan 161 spesies, termasuk ikan loach kerdil (ikan air tawar yang terancam punah), kura-kura tempurung lunak Asia, dan beruang hitam Asia. Mereka juga melakukan penilaian populasi khusus untuk beberapa spesies, seperti gibbon bermahkota pipi kuning utara, primata yang terancam punah yang hanya ditemukan di daerah hutan Laos selatan, Kamboja utara, dan Vietnam tengah. 

Survei ini memperkirakan bahwa ada sekitar 2.000 kelompok gibbon di Taman Nasional Virachey, menjadikannya benteng terpenting bagi spesies ini.

Sinovas juga menyoroti nilai taman ini dalam memberikan mata pencaharian bagi masyarakat lokal dan sebagai penyerap karbon.

"Taman ini terletak di inti salah satu hutan terbesar di daratan Asia Tenggara: itu penting untuk keanekaragaman hayati, tetapi juga untuk iklim dalam hal penyerapan karbon," katanya. "Ini juga penting dari perspektif manusia ... di sekitar perbatasan taman, ada komunitas adat yang telah bergantung pada sumber daya alam dari wilayah tersebut selama bertahun-tahun. Sangat penting agar sumber daya tersebut dilestarikan dan terus dikelola secara berkelanjutan." (CNN/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya