Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
STRES adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan kita, terutama di tempat kerja. Keringat dingin di telapak tangan, pikiran yang berlomba-lomba, dan dorongan mendesak untuk pergi ke toilet sebelum rapat penting adalah beberapa tanda stres yang familiar bagi banyak orang.
Namun, tahukah Anda stres bisa merusak tubuh Anda secara mendalam, menyebabkan kerusakan jangka panjang yang serius?
Penelitian terbaru mengungkapkan stres tidak hanya memengaruhi kesehatan mental tetapi juga merusak organ-organ vital seperti jantung, otak, dan sistem kekebalan tubuh.
Baca juga : Dampak Judi Online terhadap Kesehatan Mental Menjadi Bahaya Laten
Menurut Health and Safety Executive, stres kini menjadi salah satu penyebab paling umum dari cuti sakit jangka panjang di tempat kerja. Pada 2021/22, stres dan kecemasan terkait pekerjaan menyumbang lebih dari 17 juta hari kerja yang hilang di Inggris, atau 51% dari semua kasus penyakit terkait pekerjaan di negara tersebut.
Stres di tempat kerja dapat menggandakan risiko Anda terkena gangguan irama jantung yang berpotensi mematikan. Penelitian dari Laval University di Quebec, Kanada, menunjukkan orang yang menghadapi tekanan kerja tinggi dan kurang menikmati pekerjaan mereka lebih mungkin mengembangkan atrial fibrillation (AFib) atau fibrilasi atrium. Risiko ini meningkat hingga 97% dibandingkan dengan pekerja yang tidak mengalami stres. AFib, yang merupakan jenis aritmia paling umum, dapat menyebabkan stroke, gagal jantung, serta masalah jantung serius lainnya.
Stres juga berdampak besar pada kesehatan mental. Studi Inggris menemukan bahwa pekerjaan yang penuh tekanan membuat pekerja muda dua kali lebih mungkin mengalami depresi berat. Sekitar satu dari enam orang Inggris mengalami depresi, dengan perempuan memiliki risiko dua kali lipat dibandingkan pria. Penelitian dari King's College London menunjukkan peningkatan kasus gangguan depresi berat pada orang dengan pekerjaan yang sangat menuntut, dengan 14% perempuan dan 10% pria terpengaruh.
Baca juga : Yuk Nikmati Mindfulness, Menikmati Setiap Momen Hidup
Stres terkait pekerjaan dapat memengaruhi kesuburan. Studi tahun 2014 dalam jurnal Human Reproduction menemukan perempuan yang sangat stres memiliki peluang 29% lebih rendah untuk hamil dibandingkan mereka yang kurang stres. Stres dapat mengganggu ovulasi pada perempuan dan memengaruhi kualitas sperma pada pria, yang dapat menyulitkan pasangan untuk hamil. Namun, hubungan antara stres dan infertilitas masih perlu penelitian lebih lanjut.
Stres kronis dapat merusak sistem kekebalan tubuh Anda. Penelitian dari University of Wisconsin-Madison menemukan stres dapat menurunkan efektivitas sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan kadar kortisol. Stres jangka panjang dapat menyebabkan peradangan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit.
Satu cara sederhana mengurangi stres adalah dengan berkomunikasi dengan orang terdekat. Sebuah studi di AS menemukan berbicara dengan teman, bahkan hanya melalui pesan teks atau obrolan online, dapat mengurangi tingkat stres Anda.
Penelitian menunjukkan interaksi sosial melepaskan hormon perasaan bahagia. Menghabiskan waktu bersama orang yang Anda sukai lebih efektif dalam meningkatkan kesejahteraan dibandingkan dengan berinteraksi dengan orang yang kurang dikenal atau tidak disukai.
Menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan waktu pribadi, serta mencari dukungan sosial, dapat membantu mengurangi dampak negatif stres pada kesehatan Anda. Jangan remehkan kekuatan komunikasi sederhana dalam menjaga kesehatan fisik dan mental Anda. (The Sun/Z-3)
Seiring mobilitas yang semakin tinggi dan hadirnya beragam profesi, figur ayah di rumah terasa kurang dan membuat ikatan emosional antar ayah dan anak berkurang
Tren gaya hidup tanpa alkohol semakin berkembang di tengah masyarakat, dengan banyak orang memilih untuk mengurangi atau bahkan menghentikan konsumsi alkohol.
Ternyata, terdapat sebuah penelitian baru yang menunjukkan bahwa rajin berolahraga bisa membantu menutunkan tingkat depresi.
Hari terakhir di sekolah bisa membawa kesedihan bagi anak. Mereka harus berpisah dengan guru dan teman-teman akan memberikan tantangan emosional.
Pada orang dengan hoarding disorder, penimbunan sering kali dilakukan secara acak dan sembarangan. Mereka merasa aman saat bisa menumpuk sampah karena merasa sayang saat membuangnya.
Salah satunya ialah muncul stresor pada penderita OCD. Stresor merupakan faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya respons stres.
Ada 5 gejala skoliosis yang wajib diketahui para orang tua agar dapat ditangani sedini mungkin.
Lupus merupakan penyakit inflamasi kronis yang disebabkan oleh sistem imun tubuh yang bekerja menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri bukannya melindungi.
Anak perempuan memiliki risiko lebih tinggi terkena lupus dibandingkan anak laki-laki.
Tanpa disadari, hipertensi bisa merusak organ selama bertahun-tahun sebelum ada gejala. Apabila tidak diobati, hipertensi dapat menyebabkan disabilitas.
Bayi prematur, yaitu bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu, sering menghadapi berbagai masalah kesehatan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved