Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Bayi Terlahir Prematur: Berikut 7 Masalah Kesehatan yang Sering Dihadapi

Ernest Narus
20/11/2024 17:33
Bayi Terlahir Prematur: Berikut 7 Masalah Kesehatan yang Sering Dihadapi
Masalah bayi lahir prematur(Freepik)

BAYI prematur, yaitu bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu, sering menghadapi berbagai masalah kesehatan akibat perkembangan organ tubuh yang belum sempurna.

Kesehatan bayi prematur dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk usia kehamilan, kondisi medis ibu, faktor genetik, dan kesehatan bayi itu sendiri.

Menurut Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Neonatologi Adhi Teguh, bayi prematur dengan berat lahir sangat rendah (di bawah 1.000 gram) sering menghadapi berbagai komplikasi, terutama masalah pernapasan.

Dalam sebuah acara media gathering bertajuk "Loving The Little One, Giving Our Best to Premature Babies" yang digelar oleh RSIA Bunda Jakarta pada 20 November 2024, Adhi Teguh menyampaikan bahwa gangguan pernapasan adalah masalah utama pada bayi dengan berat badan sangat rendah.

"Masalah utama pada bayi prematur adalah gangguan pernapasan. Bayi-bayi ini sering mengalami sesak napas yang memerlukan bantuan alat bantu napas, dan dalam kasus yang lebih berat, bisa memerlukan ventilator," ujar Dokter Adhi.

Selain gangguan pernapasan, bayi prematur juga menghadapi berbagai masalah kesehatan lainnya. Berikut adalah masalah kesehatan yang sering dialami bayi prematur:

Masalah Kesehatan yang Sering Dialami Bayi Prematur

1. Masalah Pernapasan

Bayi prematur sering mengalami sindrom gangguan pernapasan karena paru-paru mereka belum cukup matang untuk menghasilkan surfaktan, zat yang membantu paru-paru tetap terbuka.

Tanpa surfaktan yang cukup, bayi bisa mengalami kesulitan bernapas, yang mengharuskan mereka menggunakan ventilator atau mendapatkan pemberian surfaktan.

2. Kesulitan Menyusui

Bayi prematur biasanya belum memiliki kekuatan otot dan koordinasi yang cukup untuk menyusu dengan baik.

Hal ini membuat mereka kesulitan untuk makan baik secara langsung dari payudara atau melalui botol, yang dapat mempengaruhi asupan nutrisi mereka dan berpotensi menghambat pertumbuhan dan perkembangan.

3. Gangguan Pencernaan

Sistem pencernaan bayi prematur masih berkembang, yang membuat mereka kesulitan dalam mencerna makanan.

Akibatnya, bayi bisa mengalami malabsorpsi atau kesulitan menyerap nutrisi dengan optimal, yang berisiko menghambat pertumbuhan mereka.

4. Infeksi

Sistem kekebalan tubuh bayi prematur sangat rentan, sehingga mereka lebih mudah terjangkit infeksi, termasuk infeksi saluran pernapasan dan infeksi darah (sepsis).

Infeksi dapat memperburuk kondisi mereka dan memperlambat proses pemulihan.

5. Masalah Jantung

Beberapa bayi prematur dapat mengalami patent ductus arteriosus (PDA), yaitu kondisi di mana saluran pembuluh darah yang seharusnya menutup setelah kelahiran tetap terbuka.

Kondisi ini dapat mengganggu aliran darah ke paru-paru dan tubuh, sehingga mempengaruhi kesehatan jantung mereka.

6. Masalah Perkembangan Otak

Bayi prematur lebih berisiko mengalami masalah pada otak, seperti perdarahan intraventrikular atau gangguan perkembangan jangka panjang, yang dapat mencakup keterlambatan motorik atau masalah belajar di kemudian hari.

7. Gangguan Penglihatan

Bayi prematur juga berisiko mengalami retinopati prematuritas (ROP), sebuah kondisi mata yang bisa menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani dengan tepat.

Mengingat berbagai masalah kesehatan yang dapat terjadi pada hampir seluruh organ tubuh bayi prematur, Dokter Adhi menekankan pentingnya perawatan intensif di unit perawatan intensif neonatus (NICU).

Perawatan ini memungkinkan pemantauan yang lebih cermat terhadap kondisi bayi prematur dan penanganan masalah kesehatan mereka agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Selain itu, perawatan untuk bayi prematur tidak berhenti setelah mereka keluar dari rumah sakit. Ibu perlu terus memantau perkembangan bayi secara rutin, termasuk berat badan, kemampuan motorik, dan aspek perkembangan lainnya.

Apabila ada tanda-tanda keterlambatan atau masalah, segera konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya