Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DATA Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pada 2020 terdapat 13,4 juta bayi lahir prematur di dunia, atau sekitar lebih dari 1 dari setiap 10 bayi yang lahir. WHO juga mencatat sekitar 900 ribu anak meninggal pada 2019 karena komplikasi akibat kelahiran prematur.
Di sisi lain, Riset Kesehatan Dasar 2018 menyatakan prevalensi kelahiran prematur di Indonesia mencapai 29,5 per 1.000 kelahiran hidup. Indonesia menduduki peringkat kelima tertinggi di dunia dengan sekitar 657.700 kasus kelahiran prematur per tahun.
Merespons itu, AstraZeneca Indonesia bersama Yayasan Premature Indonesia melakukan edukasi bertemakan Menjaga Kualitas Hidup Bayi Prematur: Kini dan Nanti.
Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tantangan yang dihadapi bayi prematur serta pentingnya perawatan yang tepat untuk mendukung kualitas hidup bayi prematur.
"Sebagai perusahaan yang senantiasa berkomitmen mendukung kesehatan masyarakat, kami percaya edukasi mengenai bayi prematur serta infeksi RSV (respiratory syncytial virus) amat penting sehingga bisa membantu meningkatkan kualitas hidup bayi prematur di Indonesia di masa mendatang,” kata Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia Esra Erkomay.
Ia mengatakan bayi prematur memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang sehingga mereka rentan atas berbagai infeksi. Salah satu infeksi paling berbahaya adalah infeksi RSV. RSV adalah virus pernapasan umum yang bisa menyebabkan bronkiolitis dan pneumonia pada bayi dengan risiko tinggi terutama di bawah usia satu tahun.
Infeksi RSV dapat mengakibatkan gejala parah dan berpotensi fatal terutama pada bayi prematur yang lahir sebelum minggu ke-29 kehamilan. "Karena itu, penting bagi orang tua dan tenaga kesehatan untuk waspada terhadap tanda-tanda infeksi RSV dan segera mencari perawatan medis jika diperlukan," ucap Esra.
Konsultan Neonatologi Prof Dr dr Rinawati Rohsiswatmo SpA(K) menekankan pentingnya perawatan khusus bagi bayi prematur. "Bayi prematur berisiko tinggi terkena berbagai infeksi. Perawatan bayi prematur harus dengan pendekatan multidisiplin yang melibatkan orang tua dan tim medis untuk mengurangi risiko komplikasi serius.”
“Salah satunya adalah RSV, yang jika tidak ditangani dapat menyebabkan Lower Respiratory Tract Infection (LRTI) seperti pneumonia dan bronkiolitis,” tambah Prof Rinawati.
Dalam salah satu studi multicentre 2022 terkait epidemiologi community-acquired pneumonia (CAP) di Indonesia, RSV jadi satu dari lima pathogen utama yakni sebanyak 27,1% dan menempati urutan ke-2 penyebab CAP pada anak usia di bawah 5 tahun.
"Demikian juga pada kasus mix infection dan single infection akibat virus, RSV ialah patogen yang sering ditemui di studi ini," ujarnya. Bayi prematur pun memiliki kemungkinan dua kali lebih tinggi mengalami rawat inap terkait RSV dalam tahun pertama kehidupan ketimbang bayi berisiko rendah.
Selain itu, infeksi RSV dapat mengakibatkan berkurangnya transfer oksigen. Hal itu dapat memperburuk kemampuan difusi dan perfusi oksigen yang sudah terganggu pada bayi dengan Bronkopulmoner displasia yang berhubungan dengan kelahiran prematur (BPD) atau penyakit jantung bawaan (Congenital Heart Disease).
Prof Rina mengingatkan minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang bahaya penyakit akibat RSV. Termasuk orang tua dengan anak berisiko tinggi terhadap RSV yakni infeksi RSV dan pneumonia sebagai kunci dari RSV.
Dia menyampaikan momen World Prematurity Day jadi pengingat bagi orang tua dan tenaga kesehatan guna menjaga kualitas hidup bayi prematur. “Penting bagi kita untuk memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur, memantau kesehatannya, termasuk menjaga dari infeksi. Ke depannya, mereka harus bisa bersaing dengan anak lainnya sehingga kita perlu menjaga kualitas hidupnya, saat kini dan nanti,” tutupnya. (H-2)
Berdasarkan riset kesehatan dasar (2018), prevalensi angka kelahiran prematur di Indonesia 2018 sebanyak 29.5% dari 1.000 kelahiran hidup.
Penelitian terbaru dari Vanderbilt University mengungkap mekanisme regenerasi paru-paru yang dapat menjadi kunci dalam pengobatan penyakit paru-paru yang mengancam bayi prematur.
Keberadaan fasilitas milik RSCM ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas perawatan bayi dengan memastikan akses terhadap ASI, baik dari ibu maupun donor, berlangsung dengan aman.
Fungsi motilitas, yang bertugas menggerakkan makanan melalui saluran cerna, di bayi prematur belum matang. Akibatnya, pencernaannya menjadi lebih lambat dan kurang efisien
Peran nutrisi, stimulasi, dan pemantauan intensif dalam seribu hari pertama kehidupan bayi prematur menjadi hal yang penting.
Penelitian dari The Ohio State University mengembangkan tes darah yang mampu memprediksi risiko kelahiran prematur dengan akurasi hingga 97,5% sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Salah satu faktor penyebab turunnya angka harapan hidup adalah kualitas udara yang buruk.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved