Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Transformasi Pendidikan Jadi Kunci Peningkatan Daya Saing Bangsa

Devi Harahap
08/8/2024 21:14
Transformasi Pendidikan Jadi Kunci Peningkatan Daya Saing Bangsa
Mantan Menteri Ristek, Prof Mohamad Nasir (kiri) dan Ketua Umum Ndaru Nderek Guru, Adhitya Yusma Perdana. Dok.Devi(MI/DEVI HARAHAP)

MANTAN Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof. Mohamad Nasir mengatakan pendidikan menjadi komponen penting untuk memajukan kualitas hidup masyarakat, sehingga dibutuhkan transformasi dalam meningkatkan kualitas sistem pendidikan di Indonesia.

“Harus bisa lebih cepat, lebih bagus, dan berkualitas khususnya di bidang pendidikan. Pendidikan Dasar dan Menengah adalah basic untuk menentukan pendidikan tinggi. Apabila pendidikan dasar dan menengah kurang bagus, maka inputnya yang bergantung itu tidak akan bagus,” katanya kepada Media Indonesia di Jakarta pada Kamis (8/8).

Prof Nasir menjelaskan bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional yaitu menciptakan daya saing sebuah bangsa. Menurutnya, ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam memajukan pendidikan untuk memajukan daya saing bangsa.

Baca juga : Edukasi soal Pendidikan Tinggi, Marvin Foundation Gelar Future Leader Bootcamp di Madiun

“Pertama yaitu kelembagaan yang baik, jadi institusi harus kuat, kedua adalah sumber dayanya harus bagus dan berkualitas, ketiga yaitu infrastruktur riset harus baik karena tanpa infrastruktur yang baik kita tidak mungkin bisa maku,” jelasnya.

Elemen selanjutnya, jelas Nasir adalah pentingnya pemerintah untuk mengembangkan riset tersebut agar menghasilkan sumber daya yang berkualitas dan mendapat pengakuan baik secara nasional dan internasional. Selain itu, elemen tersebut juga harus diikuti oleh penciptaan inovasi.

“Selanjutnya yaitu inovasi, jadi semua riset yang terkait ini pada akhirnya harus bisa mendorong menjadikan national competitive atau daya saing bangsa menjadi lebih kuat,” imbuhnya.

Baca juga : Lazismu Beri Beasiswa kepada Puluhan Warga Palestina

Menurut Prof Nasir, hal penting lainnya yang juga harus mendapat perhatian dalam dunia pendidikan adalah bagaimana membangun character building dan etika bagi para siswa-siswa di sekolah dasar hingga menengah.

“Pembelajaran etika dan karakter ini sudah harus selesai pada tingkat sekolah dasar dan menengah. Dulu ada pelajaran Budi pekerti tapi saat ini tidak ada namun lebih kepada pendidikan agama. Mestinya dengan pendidikan agama yang baik, Budi Pekerti akan lebih baik, tetapi yang terjadi apa? Tidak. Inilah yang mungkin ada sesuatu yang kurang pas dan harus dievaluasi,” tuturnya.

Selain itu, Prof Nasir juga menyoroti isu komersialisasi pendidikan tinggi yang kini menjadi salah satu problematika pendidikan nasional. Menurutnya, UKT yang mengalami kenaikan merupakan kegagalan pemangku kebijakan dalam menyinkronisasikan pendidikan tinggi.

"UKT yang mengalami kenaikan itu karena pemerintah tidak melihatnya secara keseluruhan. Seharusnya perguruan tinggi diberi ruang sebagai sumber daya dalam pendidikan tinggi, salah satunya dengan mengimplementasikan subsidi silang dimana mahasiswa yang ekonominya mampu harus membantu mahasiswa dengan ekonomi lemah,” tandasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya