Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
KANKER paru-paru diketahui menjadi salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada pria. Lalu kenapa pria lebih sering terkena kanker paru-paru? Mari simak penjelasannya.
Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Subspesialis Onkologi Toraks Wily Pandu Ariawan menjelaskan bahwa sekitar 90% kasus kanker paru-paru terjadi pada individu yang merokok.
"Kanker paru ternyata pada orang cancer paru itu 90% lebih itu perokok. Nah, perokok itu paling banyak untuk saat ini itu pada pria," kata Wily dalam acara Exclusive Media Interview via daring, Rabu (31/7).
Baca juga : Hormon hingga Asupan Gizi Jadi Kunci Tinggi Badan Anak yang Optimal
"Meskipun pada kenyataannya, terkadang kita juga bisa menemukan, terutama di ras Asia tidak merokok (perempuan) dia kena kanker paru, ada juga yang seperti itu. Jadi artinya kemungkinan besar kenapa pria, karena rata-rata 90 persen itu perokok," tambahnya.
Sementara itu, selain perokok, kaitan dengan hormon atau gen tertentu, Wily menjelaskan sampai saat ini penelitian masih menghubungkannya.
"Sampai saat ini sih penelitiannya masih menghubungkan itu. Tapi kalau misalkan kaitannya itu dengan ras dan jenis kelamin yang kita ketahui ada populasi orang dengan kanker paru yang tidak perokok, tidak menjadi perokok pasif, dan Asia (perempuan), nah pada populasi ini, ketika diperiksa molekulernya, ternyata banyaknya itu sebagian besar pada populasi tersebut EGFR (Epidermal Growth Factor Receptor) nya mutasinya positif. Sehingga pada kelompok tersebut biasanya karena mutasinya positif, berarti kita bisa kasih obat yang bekerja sebagai bronkodilator atau target terapi," jelasnya.
Baca juga : Perokok Indonesia Bertambah, Kanker Paru Meningkat
Selan itu, jika berbicara gender, Wily mengungkapkan secara umum, angka kejadian kanker paling banyak setelah kanker payudara adalah kanker paru-paru. Di mana kelompok laki-laki menjadi angka paling tinggi. Sementara perempuan berada di urutan kelima.
Oleh karena itu, Wily menekankan pentingnya pengurangan risiko dengan cara memperbaiki gaya hidup, termasuk menghindari merokok dan memperbaiki pola makan. Karena, tak hanya pria saja yang harus waspada terhadap kanker paru-paru, namun perempuan pun juga sama.
"Karena gini, waspadanya tanpa dia merokok pun, ketika dia memang rasnya orang Asia, dia bisa terkena kanker. Jadi, kembali lagi mengurangi risiko, makanan, dan lifestyle nya diperbaiki," pungkasnya. (Z-10)
Peradangan gusi dan kehilangan gigi menjadi masalah yang paling sering ditemui pada perokok aktif. Rokok dapat berefek pada lemahnya jaringan penyangga gigi atau jaringan periodontal.
Sebanyak 12% remaja laki-laki usia 12–19 tahun merupakan perokok aktif, sementara 24% menggunakan rokok elektronik.
Baru-baru ini terjadi perdebatan antara ustaz yang merokok dan yang mengharamkan rokok. Untuk lebih jelasnya berikut paparan pendapat ulama tentang hukum rokok.
Ketua Tim Kerja Pengendalian Penyakit Akibat Tembakau Kemenkes Benget Saragih mengatakan saat ini tengah diupayakan dalam hal pengendalian rokok lewat standardisasi kemasan rokok.
Kemenkes mengimbau masyarakat untuk mulai berhenti kebiasaan merokok konvensional maupun elektrik, karena rokok dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular.
metode Tobacco Harm Reduction (THR) memfokuskan peralihan konsumsi rokok dengan menggunakan langkah alternatif yang lebih rendah risiko.
Ada beberapa jenis makanan yang telah terbukti secara ilmiah mampu meningkatkan suasana hati dan membantu mempertahankan semangat kerja sepanjang hari.
Peneliti menemukan otak perempuan mengalami perubahan signifikan selama pubertas, kehamilan, dan perimenopause akibat fluktuasi hormon.
Melatonin merupakan hormon yang bikin mengantuk hingga seseorang akhirnya bisa tertidur.
Hormon pertumbuhan mulai keluar pada awal fase tidur non-Rapid Eye Movement atau non-REM ketika fase tidur dalam, kurang lebih 1,5 sampai 3,5 jam setelah mulai tidur dalam pada malam hari.
Penelitian menunjukkan, satu dari dua laki-laki yang menderita diabetes tipe 2 atau obesitas menderita sindrom defisiensi testosteron.
SEJUMLAH orang kerap mengunyah permen karet. Rasa permen karet yang manis dan kenyal saat digigit membuatnya disukai banyak orang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved