Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
ROKOK mentol yang memberikan sensasi dingin dan segar, memang banyak diminati. Namun, dibalik rasa yang menyenangkan ini, terdapat risiko serius bagi kesehatan khususnya pada paru-paru.
Baik rokok biasa maupun yang diberi tambahan seperti mentol, buah, atau kopi, semuanya tetap berbahaya. Penelitian menunjukkan bahwa rokok mentol justru dapat meningkatkan dampak negatif dibandingkan rokok tanpa rasa tambahan.
Sensasi mentol yang dicampur dengan tembakau ternyata dapat menurunkan kepekaan reseptor di saluran pernapasan yang berfungsi mendeteksi iritasi akibat nikotin.
Temuan ini berasal dari penelitian para ilmuwan di Universitas Georgetown, Amerika Serikat, yang dipublikasikan dalam jurnal medis Molecular Pharmacology.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa mentol dalam rokok berperan seperti penghilang rasa sakit pada saraf yang mengirimkan sinyal efek asap rokok ke otak.
Berikut merupakan bahayanya rokok mentol bagi kesehatan yang perlu diketahui:
Nikotin merupakan zat adiktif dalam tembakau yang dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, batuk, dan berkontribusi pada penyakit paru-paru serius seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan kanker.
Mentol dalam rokok membuat sensasi iritasi ini terasa lebih ringan, sehingga perokok cenderung menghirup lebih dalam dan lebih lama. Efek ini juga mempermudah nikotin untuk mencapai otak, meningkatkan risiko kecanduan dan memperparah paparan zat berbahaya bagi tubuh.
Menurut Journal of The American Heart Association, rokok mentol dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Mentol diketahui dapat memicu inflamasi dan disfungsi endotel, yaitu lapisan dalam pembuluh darah, yang berpotensi menyebabkan berbagai masalah serius seperti aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), serangan jantung, dan stroke.
Mentol diyakini dapat meningkatkan adiksi nikotin karena membantu penyerapan nikotin dalam tubuh sekaligus menutupi rasa tidak nyaman saat merokok.
Merokok, termasuk rokok mentol dapat menurunkan kualitas sperma pada pria dan meningkatkan risiko gangguan kesuburan pada wanita. Pada wanita hamil, merokok dapat menyebabkan kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, serta gangguan pada perkembangan janin.
Mentol dalam rokok membuat ketergantungan pada nikotin lebih kuat, sehingga perokok mengalami kesulitan untuk berhenti dan memiliki risiko lebih tinggi untuk kambuh setelah mencoba berhenti.
Batuk perokok terjadi karena tubuh berusaha membersihkan saluran napas dari bahan kimia rokok. Batuk ini biasanya terdengar basah atau mengi, menghasilkan lebih banyak lendir, dan jika perokok rutin merokok, batuk bisa menjadi kronis dan merusak tenggorokan serta paru-paru.
GERD atau penyakit asam lambung umumnya dialami oleh lansia, dan salah satu faktor yang memicu adalah kebiasaan merokok, baik yang biasa maupun yang mentol.
Kebiasaan merokok dapat menyebabkan, rusaknya selaput lendir, memicu produksi asam lambung yang berlebih. Merokok juga mengurangi air liur yang berperan menetralkan asam, dan meningkatkan risiko terjadinya kanker esofagus.
Dengan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, kebiasaan merokok mentol tidak hanya merugikan paru-paru dan jantung, tetapi juga meningkatkan kecandua nikotin.
Oleh karena itu, penting untuk menghentikan kebiasaan merokok untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Sumber: Alodokter, Halodoc, Klikdokter
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Peradangan gusi dan kehilangan gigi menjadi masalah yang paling sering ditemui pada perokok aktif. Rokok dapat berefek pada lemahnya jaringan penyangga gigi atau jaringan periodontal.
Sebanyak 12% remaja laki-laki usia 12–19 tahun merupakan perokok aktif, sementara 24% menggunakan rokok elektronik.
Baru-baru ini terjadi perdebatan antara ustaz yang merokok dan yang mengharamkan rokok. Untuk lebih jelasnya berikut paparan pendapat ulama tentang hukum rokok.
Ketua Tim Kerja Pengendalian Penyakit Akibat Tembakau Kemenkes Benget Saragih mengatakan saat ini tengah diupayakan dalam hal pengendalian rokok lewat standardisasi kemasan rokok.
Berbicara mengenai kanker, dikutip dari laman Alodokter kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan sel yang tumbuh tidak normal dan tidak terkendali di dalam tubuh.
Orangtua perlu membangun komunikasi dalam diskusi yang terbuka, tidak menghakimi, dan tidak langsung marah saat mengetahui anak mencoba merokok.
Rokok tidak hanya berbahaya bagi kesehatan para perokok, tetapi juga bagi kesehatan orang-orang di sekeliling mereka.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Aktivitas ini dilakukan dengan cara membakar salah satu ujung rokok dan mengisap asapnya melalui ujung lainnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved