Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Faktor Pemicu Kecanduan Judi Online

Basuki Eka Purnama
29/7/2024 05:30
Ini Faktor Pemicu Kecanduan Judi Online
Warga melihat iklan judi online melalui gawainya di Bogor, Jawa Barat.(ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

DOKTER spesialis jiwa konsultan dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, Kristiana Siste, menyampaikan bahwa keinginan untuk memperoleh uang dan kesenangan segera mendorong orang mengakses layanan peminjaman uang dan judi online.

Dalam acara diskusi daring, dikutip Senin (29/7), Kristiana Siste mengemukakan bahwa pinjaman online maupun judi online sama-sama bisa mendatangkan uang dan kesenangan segera.

"Yang mendasari adalah kebutuhan secara instan, yang ingin mendapatkan uang secara segera dan mendapatkan kesenangan secara segera," kata dokter pendidik di Program Studi Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

Baca juga : Tata Laksana dan Pencegahan Kambuh Orang Kecanduan Judi Online

Awalnya, bisa saja judi online dianggap sebagai jalan memperoleh uang secara instan untuk melunasi utang. Namun, perasaan senang saat menang dan mendapat uang selanjutnya dapat membuat orang jadi ingin terus melakukannya.

"'Kalau aku sudah menang sekali, aku bisa berhenti'. Namun, kenyataannya ketika menang atau kalah dia tidak akan berhenti bermain judi, sehingga ini membawa kita pada suatu ranah tentang adiksi," ujar Siste.

Siste menjelaskan kecanduan terjadi karena interaksi kompleks yang melibatkan faktor perilaku, genetik, dan sirkuit otak.

Baca juga : Dampak Candu Judi Online pada Otak Sama dengan Narkoba

Otak bagian depan yang belum matang, ungkapnya, membuat orang berusia remaja dan dewasa muda berisiko tinggi melakukan perilaku impulsif yang selanjutnya dapat membuat mereka mengalami adiksi.

"Ketika emosinya labil, tapi otak bagian depannya belum mature, maka terjadi perilaku-perilaku impulsif yang dia gunakan untuk memperbaiki emosinya, salah satunya ke judi online," katanya.

Siste memandang kecanduan judi online sebagai masalah kesehatan jiwa serius yang penanganannya membutuhkan dukungan dari tenaga profesional.

"Memang masalahnya bukan masalah yang kecil untuk kecanduan judi ini," katanya.

"Kalau kita lihat, 2% dari populasi Indonesia itu jumlahnya sangat banyak. Jadi, ini benar adalah masalah serius. Bahkan, saya bisa mengatakan sebagai bencana nasional dalam hal ini," pungkasnya. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya