Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Tata Laksana Mengatasi Kecanduan Judi Online

Basuki Eka Purnama
28/7/2024 13:30
Ini Tata Laksana Mengatasi Kecanduan Judi Online
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis jiwa konsultan dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Kristiana Siste, mengatakan orang yang mengalami kecanduan judi online bisa diberikan tata laksana awal secara komprehensif dan juga pencegahan untuk kekambuhannya.

Siste, dalam diskusi online, dikutip Minggu (28/7), mengatakan tata laksana tersebut mulai dari mencari tahu indikasi kecanduannya dari faktor kebohongan dan bet atau bertaruh, dengan pelaku judi online yang rela bertaruh lebih dari kemampuan. 

Selain itu edukasi kepada keluarga dan masyarakat, lalu melakukan diagnosis dan terapi.

Baca juga : Tata Laksana dan Pencegahan Kambuh Orang Kecanduan Judi Online

"Dan terakhir adalah relapse prevention therapy, yaitu terapi untuk pencegahan kekambuhan. Karena kalau adiksi itu adalah penyakit kronik yang sifatnya adalah relapsing disease sehingga terapi pencegahan kekambuhan sangat penting untuk digunakan. Apalagi untuk judi online, aksesnya sangat mudah," ucap dokter pendidik di Program Studi Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

Tata laksana lainnya adalah untuk memperbaiki komorbiditas dan efek samping akibat adiksi judi online, misalnya ada gejala fisik, ide mengakhiri hidup, dan gangguan depresi, memperbaiki fungsi sosial, fisik, dan mental, juga meningkatkan kualitas hidup, baik gaya hidup sehat maupun kualitas tidur yang baik.

"Selain psikoterapi, juga dapat diberikan terapi obat, karena banyak bagian-bagian otak yang mengalami kerusakan sehingga terjadi perilaku impulsif yang sangat tinggi. Obat ini untuk mengurangi impulsif tersebut sehingga psikoterapi dapat diberikan dengan lebih baik. Dan ada terapi yang terbaru juga yaitu simulasi otak," tambah Siste.

Baca juga : 6 Cara Terlepas dari Lingkaran Judi Online bagi Anak-Anak Menurut Ahli

Screening dini juga diperlukan untuk mendeteksi seseorang mengalami kecanduan judi, dan semakin cepat orang tersebut diterapi agar kerusakan otaknya tidak semakin luas.

Siste mengatakan, secara epidemiologi dunia, dikatakan sekitar 1,4% usia dewasa mengalami judi problematik yang mengarah pada kegangguan judi. Sementara di Indonesia pada usia yang sama tercatat ada 2% masyarakat yang mengalami kecanduan judi.

Bahkan remaja pun menjadi populasi yang rentan untuk mengalami kecanduan judi, yang angkanya 0,2% sampai 12,3% di dunia.

Baca juga : Dampak Candu Judi Online pada Otak Sama dengan Narkoba

Mereka yang sudah mengalami masalah pada adiksinya, dan tidak bisa lagi bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dipertaruhkannya dalam permainan judi online.

"Karena memang dia sudah memiliki faktor-faktor yang tinggi untuk mengalami kecanduan judi. Sehingga dia harus absen atau sama sekali tidak berjudi," katanya.   

Siste juga menyampaikan pemberantasan judi online membutuhkan kerja sama semua pihak, baik pemerintah yang harus memberantas website judi online, hingga tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi pencegahan. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya