Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KESEHATAN mental remaja merupakan aspek krusial dari perkembangan mereka yang sering kali mendapatkan perhatian dari orangtua. Namun, meskipun orangtua mungkin merasa telah memberikan dukungan yang memadai, sering kali terdapat kesenjangan antara persepsi mereka dan kenyataan yang dirasakan oleh anak-anak mereka.
Setiap orangtua pasti tahu perbedaan sikap seperti keheningan dan tatapan kosong yang dialami oleh anak remaja saat melakukan sesuatu. Pasti anda berusaha memberikan perhatian dengan bertanya keadaan sang anak dan melakukan upaya terbaik untuk memberikan dukungan terhadap anak.
Dilansir dari parents.com, studi terbaru dari Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa upaya dukungan sosial dan emosional kita mungkin belum memadai. Survei yang dilakukan antara Juli 2021 dan Desember 2022 menunjukkan bahwa hanya 27,5% remaja berusia 12-17 tahun merasa selalu mendapatkan dukungan yang mereka perlukan.
Baca juga : JCDC Bantu Penuhi Hak Anak untuk Berkembang Secara Maksimal
Sebaliknya, 76,9% orangtua merasa anak mereka selalu mendapat dukungan yang cukup. Studi ini, yang mencakup remaja dari berbagai latar belakang di Amerika Serikat (AS), menemukan bahwa orangtua cenderung menganggap dukungan anak mereka lebih memadai dibandingkan dengan persepsi anak itu sendiri.
Lalu bagaimana kita dapat menjembatani kesenjangan antara yang kita pikir dibutuhkan anak kita dan yang sebenarnya mereka butuhkan. "Seiring remaja mengeksplorasi jati diri mereka, membangun kemandirian mereka, dan memasuki wilayah emosional yang belum dipetakan, mereka membutuhkan dukungan yang berbeda dari orangtua dibandingkan saat mereka masih anak-anak. Hal ini dapat menjelaskan perbedaan antara yang orangtua rasa mereka berikan dan yang dialami remaja," jelas Aaron Weiner, PhD, ABPP, psikolog berlisensi dan bersertifikat yang tinggal di Illinois.
Dr. Weiner mengatakan tugas kita sebagai orangtua beralih dari memberi tahu menjadi mendengarkan dan penting untuk hadir dan memvalidasi perasaan anak remaja kita alih-alih menghakimi. "Anak-anak tidak boleh mendapat masalah karena mendatangi Anda dengan suatu masalah atau kekhawatiran," Dr. Magen. "Meskipun mendengar kesalahan yang dilakukan anak Anda membuat frustrasi, penting untuk memastikan anak Anda merasa senang saat mendatangi Anda."
Baca juga : Orangtua Berperan Penting dalam Kesehatan Mental Anak dan Remaja
Pada akhirnya, Dr. Magen mengatakan seorang remaja ingin merasa didengarkan dan diterima dan bahkan jika mereka melakukan kesalahan, Anda melihat mereka sebagai orang baik. Menunjukkan bahwa Anda percaya pada remaja Anda bahkan ketika mereka tidak dapat sangat menyembuhkan. "Anda kemudian dapat menawarkan nasihat, dengan lembut, jika mereka siap mendengarnya."
Membangun suasana yang hangat bersama anak anda untuk menghilangkan tekanan, membangun kepercayaan, memberikan ruang pada remaja, dan sekadar bersenang-senang untuk melepas penat ialah cara lain untuk terciptanya hubungan yang baik dengan anak remaja anda.
Bagaimana cara mengetahui kapan harus mendapatkan bantuan lebih lanjut? Berikut beberapa tanda dari para ahli yang perlu Anda perhatikan untuk menentukan remaja Anda sedang dalam krisis dan membutuhkan dukungan dari profesional kesehatan mental.
• Menghindari teman dan aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati.
• Perubahan dalam tidur atau nafsu makan.
• Menunjukkan emosi yang ekstrem.
• Mengatakan, "Kamu tidak mengerti."
• Sering merasa cemas.
Hal penting ialah percaya pada intuisi anda sebagai orangtua. "Anda mengenali anak anda dengan baik. Jika anda merasa ada yang tidak beres, meskipun anda tidak dapat menjelaskannya, kemungkinan anda benar," ujarnya. (Z-2)
Puasa Daud tak hanya mendekatkan diri pada Tuhan, tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan fisik, mental, dan spiritual.
WHO menyatakan bahwa stres merupakan respons alami manusia saat menghadapi tekanan atau perubahan dalam kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami stres.
Temukan 6 kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari dapat meningkatkan hormon stres kortisol. Pelajari cara menghindarinya untuk menjaga kesehatan mental dan fisik Anda tetap optimal.
Dari 314 kasus kematian akibat bunuh diri pada 2024 di Singapura, 202 kasus atau 64,3% adalah laki-laki, sementara 112 kasus atau 35,7% sisanya adalah perempuan.
Baby blues merupakan kondisi yang terjadi akibat perubahan hormon, kelelahan serta mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan peran baru sebagai ibu.
Media sosial dapat memperburuk kondisi emosional penderita bipolar. Ketahui tiga dampak negatif utamanya.
Melalui pembaruan fitur Pelibatan Keluarga, TikTok berupaya agar orangtua dan wali dapat lebih terlibat dalam mendampingi pengalaman digital anak remaja mereka
Anak dan remaja membutuhkan ruang yang aman dan suportif untuk menyalurkan tekanan emosional yang mereka rasakan, terutama pada masa transisi seperti awal tahun ajaran baru.
Keterlibatan remaja sejak awal menjadi fondasi utama Gerakan RAW termasuk dalam merumuskan nama, nilai, dan arah strategis yang mencerminkan suara dan kebutuhan mereka.
Kasus diabetes pada anak muda makin meningkat akibat pola makan buruk dan gaya hidup pasif. Kenali penyebab, dampak, dan cara pencegahannya sejak dini.
Banyak orang tua lupa memeriksakan kesehatan remaja secara rutin. Padahal, masa remaja rentan terhadap masalah pubertas
3 masalah mental remaja: identitas diri, emosi, dan sosial. Peran orang tua krusial dalam masa tumbuh kembang usia 10–18 tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved