Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KESEHATAN mental remaja merupakan aspek krusial dari perkembangan mereka yang sering kali mendapatkan perhatian dari orangtua. Namun, meskipun orangtua mungkin merasa telah memberikan dukungan yang memadai, sering kali terdapat kesenjangan antara persepsi mereka dan kenyataan yang dirasakan oleh anak-anak mereka.
Setiap orangtua pasti tahu perbedaan sikap seperti keheningan dan tatapan kosong yang dialami oleh anak remaja saat melakukan sesuatu. Pasti anda berusaha memberikan perhatian dengan bertanya keadaan sang anak dan melakukan upaya terbaik untuk memberikan dukungan terhadap anak.
Dilansir dari parents.com, studi terbaru dari Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa upaya dukungan sosial dan emosional kita mungkin belum memadai. Survei yang dilakukan antara Juli 2021 dan Desember 2022 menunjukkan bahwa hanya 27,5% remaja berusia 12-17 tahun merasa selalu mendapatkan dukungan yang mereka perlukan.
Baca juga : JCDC Bantu Penuhi Hak Anak untuk Berkembang Secara Maksimal
Sebaliknya, 76,9% orangtua merasa anak mereka selalu mendapat dukungan yang cukup. Studi ini, yang mencakup remaja dari berbagai latar belakang di Amerika Serikat (AS), menemukan bahwa orangtua cenderung menganggap dukungan anak mereka lebih memadai dibandingkan dengan persepsi anak itu sendiri.
Lalu bagaimana kita dapat menjembatani kesenjangan antara yang kita pikir dibutuhkan anak kita dan yang sebenarnya mereka butuhkan. "Seiring remaja mengeksplorasi jati diri mereka, membangun kemandirian mereka, dan memasuki wilayah emosional yang belum dipetakan, mereka membutuhkan dukungan yang berbeda dari orangtua dibandingkan saat mereka masih anak-anak. Hal ini dapat menjelaskan perbedaan antara yang orangtua rasa mereka berikan dan yang dialami remaja," jelas Aaron Weiner, PhD, ABPP, psikolog berlisensi dan bersertifikat yang tinggal di Illinois.
Dr. Weiner mengatakan tugas kita sebagai orangtua beralih dari memberi tahu menjadi mendengarkan dan penting untuk hadir dan memvalidasi perasaan anak remaja kita alih-alih menghakimi. "Anak-anak tidak boleh mendapat masalah karena mendatangi Anda dengan suatu masalah atau kekhawatiran," Dr. Magen. "Meskipun mendengar kesalahan yang dilakukan anak Anda membuat frustrasi, penting untuk memastikan anak Anda merasa senang saat mendatangi Anda."
Baca juga : Orangtua Berperan Penting dalam Kesehatan Mental Anak dan Remaja
Pada akhirnya, Dr. Magen mengatakan seorang remaja ingin merasa didengarkan dan diterima dan bahkan jika mereka melakukan kesalahan, Anda melihat mereka sebagai orang baik. Menunjukkan bahwa Anda percaya pada remaja Anda bahkan ketika mereka tidak dapat sangat menyembuhkan. "Anda kemudian dapat menawarkan nasihat, dengan lembut, jika mereka siap mendengarnya."
Membangun suasana yang hangat bersama anak anda untuk menghilangkan tekanan, membangun kepercayaan, memberikan ruang pada remaja, dan sekadar bersenang-senang untuk melepas penat ialah cara lain untuk terciptanya hubungan yang baik dengan anak remaja anda.
Bagaimana cara mengetahui kapan harus mendapatkan bantuan lebih lanjut? Berikut beberapa tanda dari para ahli yang perlu Anda perhatikan untuk menentukan remaja Anda sedang dalam krisis dan membutuhkan dukungan dari profesional kesehatan mental.
• Menghindari teman dan aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati.
• Perubahan dalam tidur atau nafsu makan.
• Menunjukkan emosi yang ekstrem.
• Mengatakan, "Kamu tidak mengerti."
• Sering merasa cemas.
Hal penting ialah percaya pada intuisi anda sebagai orangtua. "Anda mengenali anak anda dengan baik. Jika anda merasa ada yang tidak beres, meskipun anda tidak dapat menjelaskannya, kemungkinan anda benar," ujarnya. (Z-2)
Seiring mobilitas yang semakin tinggi dan hadirnya beragam profesi, figur ayah di rumah terasa kurang dan membuat ikatan emosional antar ayah dan anak berkurang
Tren gaya hidup tanpa alkohol semakin berkembang di tengah masyarakat, dengan banyak orang memilih untuk mengurangi atau bahkan menghentikan konsumsi alkohol.
Ternyata, terdapat sebuah penelitian baru yang menunjukkan bahwa rajin berolahraga bisa membantu menutunkan tingkat depresi.
Hari terakhir di sekolah bisa membawa kesedihan bagi anak. Mereka harus berpisah dengan guru dan teman-teman akan memberikan tantangan emosional.
Pada orang dengan hoarding disorder, penimbunan sering kali dilakukan secara acak dan sembarangan. Mereka merasa aman saat bisa menumpuk sampah karena merasa sayang saat membuangnya.
Salah satunya ialah muncul stresor pada penderita OCD. Stresor merupakan faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya respons stres.
Angka prevalensi jerawat 85% pada orang dewasa muda berusia 12–25 tahun. Karenanya, orangtua harus bisa memberikan solusi terbaik untuk menuntaskan masalah jerawat pada para remaja.
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Ada 5 gejala skoliosis yang wajib diketahui para orang tua agar dapat ditangani sedini mungkin.
Sejak diperkenalkannya vaksin HPV di Amerika Serikat pada 2006, terjadi penurunan signifikan infeksi HPV dan pra-kanker serviks pada remaja dan perempuan dewasa muda.
Remaja perempuan yang potensial perlu mempersiapkan diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masa kini.
Perfeksionisme pada remaja perempuan sering kali mengakibatkan stres, tekanan berlebihan, dan keterbatasan dalam kreativitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved