Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Pada 2045 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, yaitu kondisi ketika mayoritas penduduk berada dalam usia produktif. Untuk memaksimalkan bonus tersebut, persiapan perlu dilakukan pada generasi muda sekarang. Sebab, merekalah yang akan menjadi generasi usia produktif di 2045 nanti.
Dari sisi kesehatan, salah satu yang perlu mendapat perhatian ialah masalah anemia. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan, 23,8% anak usia 0-4 tahun dan 15,5% perempuan usia remaja, 15-24 tahun, mengalami anemia. Anemia disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain kekurangan zat besi. Anemia dapat mengganggu tumbuh kembang anak secara kognitif, fisik, dan sosial. Selain itu, remaja putri yang mengalami anemia berisiko menjadi wanita usia subur dengan anemia. Jika kelak mereka hamil dan melahirkan anak, ada sejumlah risiko yang menyertai.
Untuk mencegah dan mengatasi masalah anemia pada anak, peran orang tua amatlah penting. “Persiapan orang tua untuk masa depan si kecil perlu mencakup upaya memastikan anak terhindar dari anemia dan stunting dengan mencukupi kebutuhan nutrisinya. Dengan kesadaran dan peran aktif keluarga, kita dapat mencegah anemia dan memastikan kesehatan generasi penerus,” ujar Direktur Yayasan Aspirasi Muslimah (Yasmina), Iis Istiqomah, dalam keterangannya baru-baru ini. Yasmina merupakan lembaga nonprofit yang memiliki visi terwujudnya perempuan dan keluarga berkualitas.
Baca juga : Cegah Stunting, Atasi Anemia pada Anak
Ia menambahkan, selama ini Yasmina aktif melakukan edukasi masyarakat, bekerja sama dengan sejumlah pihak, salah satunya Danone Indonesia dari sektor swasta. Medical Science Director Danone Indonesia, dr. Ray Wagiu Basrowi, mengungkapkan, penanganan masalah gizi membutuhkan peran semua pihak, termasuk sektor swasta.
“Menyadari hal itu, serta sejalan dengan tema Hari Keluarga Nasional 2024 yaitu Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas, kami meneguhkan komitmen dalam mendukung terciptanya keluarga berkualitas melalui aspek nutrisi untuk anak dan keluarga, pencegahan anemia di masyarakat, juga aspek perusahaan yang ramah keluarga,” kata dr. Ray.
Ia menjelaskan, Danone Indonesia berupaya mendukung pemenuhan nutrisi bangsa, antara lain melalui riset dan inovasi guna menghadirkan produk yang membantu menjawab tantangan kebutuhan gizi, termasuk kekurangan zat besi. Selain itu, sejumlah program telah dijalankan. Misalnya, membangun pemahaman akan isu anemia melalui program berbasis sekolah, seperti Sehat Bersama Isi Piringku untuk anak PAUD dan SD, serta Generasi Sehat Indonesia (Gesid) untuk remaja.
Baca juga : Pentingnya Kombinasi Zat Besi dan Vitamin C Dukung Tumbuh Kembang Anak
Selain itu, terdapat program Sekolah Sehat Generasi Maju yang mengintegrasikan edukasi gizi seimbang, pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta pemeliharaan lingkungan. Program ini selaras dengan Gerakan Sekolah Sehat yang digagas Kemendikbud Ristek.
Danone Indonesia juga menghadirkan program pemberdayaan untuk meningkatkan kesehatan dan akses pangan bergizi bagi ibu dan anak, serta peningkatan pola asuh anak dan PHBS bagi masyarakat melalui program Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting (Tangkas), Komunitas Isi Piringku, Rumah Bunda Sehat, dan Bunda Mengajar.
“Dalam program ini dilakukan penguatan kapasitas kader kesehatan dan peran perempuan dalam membangun kemandirian ekonomi. Keseluruhan program tersebut telah menjangkau lebih dari 8,6 juta penerima manfaat di Indonesia. Selain intervensi di lapangan, kami juga menghadirkan anemia screener untuk mengetahui risiko anemia pada anak yang dapat diakses melalui https://hellosehat.com. Kami berharap upaya ini dapat membantu membangun generasi emas Indonesia,” pungkas dr. Ray. (B-1)
2 dari 3 anak di Indonesia mengalami kekurangan zat besi sehingga dapat menghambat tumbuh kembang dan kecerdasan kognitifnya.
Jadi, siapa yang membutuhkan lebih banyak zat besi dan kapan waktu terbaik untuk mengonsumsi suplemen zat besi? Berikut manfaat, risiko, dan cara mengonsumsi pil zat besi dengan benar.
Beberapa faktor menjadi pemicu kondisi kekurangan zat besi, seperti kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi dan penyerapan zat besi yang buruk.
Cegah anemia saat puasa dengan pola makan sehat! Konsumsi makanan tinggi zat besi, vitamin C, dan hindari aktivitas berat agar tubuh tetap bugar selama Ramadan.
Anemia akibat kekurangan zat besi dapat menyebabkan tubuh mudah lelah, lemas, dan sulit berkonsentrasi.
Jika kadar zat besi terlalu rendah, hal ini dapat menyebabkan anemia defisiensi besi dengan gejala bervariasi. Berikut 16 tanda bahwa Anda mungkin mengalami kekurangan zat besi.
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Selain berdampak pada asupan nutrisi, bibir sumbing yang disertai kelainan langit-langit mulut juga dapat menghambat kemampuan bicara anak.
Menurut Unicef, selain membangun kedekatan, bonding dengan anak bisa meningkatkan kecerdasan emosional dan rasa percaya diri.
Orangtua seringkali mengabaikan hal-hal kecil yang terlihat sepele terkait kesehatan balita. Padahal, hal-hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak
Paparan berlebih terhadap sinar UV dapat menimbulkan masalah kulit di kemudian hari. Karena itu, penting bagi orang tua memberikan perlindungan terbaik dengan skincare anak yang tepat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved