Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KETUA Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengatakan berjalan kaki secara teratur dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan tulang pada masa kanak-kanak hingga mengurangi risiko gangguan sendi pada usia lanjut (lansia_.
"Saat jalan, ada proses gerakan otot sendi kemudian dia presure ke tulang yang merangsang untuk pembentukan tulang itu sendiri terutama pada masa pertumbuhan. Pada saat kita berjalan satu sisi kita akan menggerakkan otot dan sendi itu akan membuat stretching dan akan mengurangi risiko kita terkena gangguan sendi," jelas Adib dalam wawancara, Kamis (11/7).
Adib mengatakan jalan kaki dapat memberikan rangsangan pada lempeng pertumbuhan anak yang dapat membuatnya tumbuh tinggi.
Baca juga : Terapi Stem Cell Obati Osteoarthritis pada Lansia
Sementara pada lansia, berjalan kaki bisa mencegah munculnya pengapuran yang biasa muncul ketika usia lanjut.
Manfaat lainnya adalah dengan berjalan kaki, tubuh akan mendapatkan oksigen sehingga membuat tubuh lebih segar dan baik untuk kesehatan secara keseluruhan.
Rutin berjalan kaki paling tidak 15 menit sehari juga dapat memberi manfaat pada pasien dengan penyakit metabolik seperti diabetes karena bisa mengontrol gula darah dan juga baik untuk yang sedang menjalankan program diet karena bisa membakar ribuan kalori.
Baca juga : Keluarga Berperan Penting Tangani Osteoporosis pada Lansia
Aktivitas jalan kaki yang direkomendasikan, yaitu 1.000 langkah sehari dapat membakar sekitar 2.000-3.000 kalori.
Sementara waktu terbaik untuk berjalan kaki di luar ruangan adalah pukul 8 pagi sampai 10 pagi untuk mendapatkan manfaat vitamin D dari cahaya matahari.
Adib juga menyarankan untuk melakukan aktivitas jalan kaki secara bertahap dan tidak perlu langsung menargetkan puluhan kilometer. Cukup lakukan pagi dan sore menyesuaikan dengan kemampuan tubuh masing-masing.
"Pertama, di sela-sela pekerjaan, minimal 15 menit beraktivitas jalan kaki. Kedua endurance nggak perlu kita ikut langsung mengikuti teman kita ribuan kilometer tapi endurance itu pelan-pelan bertahap dan kita menyesuaikan dengan kemampuan tubuh," kata Adib.
Pada kondisi kelainan kaki tertentu seperti flat foot (kaki rata), kaki panjang sebelah, dan kelainan struktur kaki O atau X, Adib menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika ingin melakukan aktivitas berjalan kaki. (Ant/Z-1)
Penanganan patah tulang yang komprehensif dapat membantu dokter untuk menegakkan diagnosis terkait ada atau tidaknya patah tulang yang melibatkan pembuluh darah atau risiko komplikasi.
Tulang memiliki perannya yang penting untuk memenuhi nutrisi yang baik untuk tulang perlu dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi.
Observatorium Sinar-X Chandra NASA mendeteksi retakan pada filamen pusat galaksi yang dijuluki “Si Ular”.
Artinya, dua dari 5 penduduk Indonesia berisiko osteoporosis, dan perempuan berisiko lebih tinggi mengalami osteoporosis.
Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi lemah dan rapuh, meningkatkan risiko patah tulang.
Berikut panduan lengkap dengan latihan dan peregangan untuk menjaga lutut Anda tetap kuat dan sehat. Simak tulisan di bawah ini.
Berjalan mundur ternyata memiliki banyak manfaat kesehata. Simak tujuh manfaat berjalan mundur.
Apakah kamu tahu bahwa kebiasaan sederhana seperti berjalan kaki bisa menjadi senjata ampuh melawan kanker?
studi melibatkan 85 ribu orang dewasa di Inggris menemukan aktivitas fisik atau jalan kaki secara teratur dengan intensitas ringan, sedang, atau berat memiliki risiko kanker lebih rendah.
Penelitian dari Tiongkok dan Jepang menunjukkan berjalan kaki 7.000 hingga 12.000 langkah per hari dapat meningkatkan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronis sebelum dialisis.
Penelitian terbaru menunjukkan manfaat kesehatan signifikan sudah bisa diperoleh hanya dengan berjalan 5.000 hingga 7.500 langkah per hari.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 400. 000 peserta yang telah diamati selama lebih dari sepuluh tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang berjalan cepat memiliki risiko
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved