Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
MENTERI Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan harga obat yang tinggi di Indonesia terjadi karena banyak faktor salah satunya mayoritas bahan baku obat berasal dari luar negeri.
"Kita itu memang masih ada masalah besar dengan obat-obatan karena 90% lebih bahan baku obat impor termasuk juga kita belum memiliki pabrik untuk fraksionasi plasma. Diharapkan tahun ini sudah berdiri pabrik itu sehingga kita tidak tergantung dengan berbagai macam kebutuhan plasma darah termasuk obat," kata Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Rabu (3/7).
Rencana pembangunan pabrik fraksionasi plasma berlokasi di kawasan industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Pembangunan pabrik juga berkolaborasi antara Kementerian Kesehatan, Palang Merah Indonesia (PMI) dengan PT Triman-Green Cross Biopharma dan PT Medquest.
Baca juga : Tidak Setuju RUU POM, Menkes Nilai Pengawasan Obat sudah Komprehensif
"Karena itu kita sekarang sedang mendorong penggunaan obat fitofarmaka atau obat tradisional tapi yang sudah memiliki standar farmasi. Sudah ada beberapa universitas tinggi yang membuka jurusan fitofarmaka dan memang perlu percepatan dan saya berharap pemerintahan kesehatan sigap untuk merespon ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur," ujar dia.
Kementerian Kesehatan juga sedang melakukan transformasi besar-besaran terutama untuk wilayah-wilayah 3T untuk pengadaan alat-alat kesehatan yang dibutuhkan terutama cathlab karena fatalitas terbesar di Indonesia adalah jantung, stroke, dan kanker.
"Masalah SDM untuk operasionalkan cathlab terutama dokter spesialis. Oleh karena itu membuka sebesar-besarnya fakultas kedokteran dan rumah sakit menyelenggarakan program spesialis (hospital based)," pungkasnya. (Z-8)
Kontroversi terkait obat generik di Tiongkok mencuat setelah kekhawatiran dokter mengenai ketidakefektifan obat-obat tersebut.
Meskipun nama merek dapat bervariasi, kandungan obat generik harus sesuai dengan spesifikasi obat patennya.
Ketua Umum PP IAI menilai izin edar tidak mempengaruhi harga obat yang tersebar di Indonesia.
Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia Noffendri Roestam menjelaskan tidak ada perbedaan antara obat paten dan generik. Keduanya memiliki kualitas setara.
YLKI juga melihat selama ini bahan baku obat masih impor dan dikenai bea masuk yang tinggi.
Obat generik memiliki kualitas produk yang setara obat paten. Produksinya mengikuti standar internasional, Good Manufacturing Practises (Cara Pembuatan Obat yang Baik).
Figur yang kerap membongkar kandungan produk skincare, Doktif, kini harus menerima kenyataan, empat produk yang terafiliasi dengannya dicabut izin edarnya oleh BPOM.
Belakangan ini merebak kosmetik beredar dengan komposisi yang tidak sesuai dengan yang tercantum pada kemasan.
Ada pula produk yang dicabut izinnya karena Nomor Izin Edar (NIE) telah dibatalkan dan diproduksi berdasarkan kontrak produksi.
Ada pula produk yang dicabut izinnya karena Nomor Izin Edar (NIE) telah dibatalkan dan diproduksi berdasarkan kontrak produksi.
DARI hasil pengawasan Badan POM ditemukan 21 produk kosmetik yang diproduksi tidak sesuai dengan data yang didaftarkan
NESTLE Indonesia menerima kunjungan dari Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar beserta jajaran di Pabrik Nestlé Karawang, Jawa Barat. Produk olahan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved