Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pemerintah Jawab Keraguan Masyarakat Soal Judi Online vs Gim Simulasi Kartu

Basuki Eka Purnama
10/6/2024 15:42
Pemerintah Jawab Keraguan Masyarakat Soal Judi Online vs Gim Simulasi Kartu
Ilustrasi(MI/Duta)

MASYARAKAT masih bingung terkait kontroversi bermain gim simulasi karena banyak yang belum memahami aturan dan batasan gim yang melibatkan unsur tersebut. 

Kekhawatiran akan dampak negatifnya pun semakin meningkat, terutama bagi anak-anak dan remaja di tengah peningkatan akses internet dan penggunaan perangkat digital. 

Data statistik terbaru menunjukkan lonjakan signifikan dalam perjudian online di Indonesia, dengan total Rp327 triliun terlibat pada 2023, dan mencapai 100 triliun rupiah dengan 3,2 juta orang terlibat dalam kuartal pertama 2024.

Baca juga : Pengenaan Denda kepada Platform Digital Bakal Lebih Efektif Berantas Judi Online

Sebagai respons terhadap situasi ini, Kemenkominfo telah melakukan tindakan proaktif dengan memblokir sekitar 1,5 juta situs terkait perjudian sejak Juli 2022 hingga Maret 2024. 

Selain itu, sebagai upaya mengatur industri gim di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No 2 Tahun 2024 tentang Klasifikasi Gim. 

Peraturan ini bertujuan mengklasifikasikan gim berdasarkan usia pengguna, dengan kriteria yang jelas tentang konten yang dapat diakses oleh setiap kelompok usia.

Baca juga : Yuk Mengenal Ancaman Judi Online dan Bedanya dengan Gim Online

Klasifikasi gim ini juga berdasarkan berbagai faktor, termasuk konten yang berpotensi merugikan seperti rokok, alkohol, narkotika, kekerasan, dan judi

Gim yang melibatkan unsur simulasi dan/atau kegiatan pertaruhan/peruntungan akan dikategorikan untuk usia 18 tahun ke atas. Penerbit gim juga diwajibkan melakukan klasifikasi ulang saat terjadi pembaruan konten.

Pakar Hukum Universitas Trisakti, Prof Trubus Rahadiansyah, menyampaikan, Adanya regulasi yang menetapkan usia minimal 18 tahun untuk bermain gim dengan unsur taruhan, tanpa keterlibatan uang, adalah langkah yang penting. Namun, yang paling krusial adalah memastikan tidak ada keterlibatan uang dan bahwa permainan tersebut tidak melanggar norma sosial, agama, dan kesusilaan yang berlaku.”

Baca juga : Kemenkominfo Berkolaborasi dengan Komunitas IEC Promosikan Gaya Hidup yang Bahagia dengan Menghindari Judi Online

Prof Trubus juga menyoroti perlunya jaminan usia untuk mencegah remaja bermain gim yang tidak sesuai, sambil menggarisbawahi pengawasan harus dilakukan secara ketat untuk mencegah penyalahgunaan, baik oleh pemain maupun platform penyedia.

Sebagai contoh, sebelumnya, Higgs Games Island (HGI) sempat menjadi sorotan. Fitur Kirim HGI telah disalahgunakan beberapa individu dengan niat buruk, yang mengakibatkan pemblokiran gim tersebut. 

Namun, sesuai arahan Kominfo, HGI telah menghapus fitur tersebut di wilayah Indonesia dan membatasi IP Indonesia pada versi global mereka. Tindakan ini menunjukkan komitmen HGI untuk menjadi platform mini-game yang legal dan beragam di Indonesia.

Baca juga : OJK Minta Perbankan Blokir Rekening yang Terkait Judi Online

Prof Trubus menegaskan peraturan ini sangat baik dan penting untuk memberikan batasan yang jelas antara platform judi online dan gim simulasi kartu. 

Dengan adanya peraturan ini, diharapkan masyarakat dapat memahami perbedaannya dan tidak terjebak dalam aktivitas perjudian.

Perlu dicatat HGI dipastikan tidak melanggar peraturan menteri Kominfo No 2 Tahun 2024. Gim ini menampilkan aktivitas permainan yang bersifat simulasi kartu, tetapi tidak menggunakan alat pembayaran yang sah, mata uang asing, uang elektronik, atau aset digital yang dapat diperdagangkan, sehingga tetap dapat diakses oleh pengguna sesuai ketentuan yang berlaku.

Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah, apakah keberadaan gim simulasi tidak justru memicu orang untuk bertaruh dengan uang sungguhan? Kekhawatiran ini menjadi semakin relevan mengingat banyaknya kesalahpahaman di masyarakat terkait aturan dan batasan gim simulasi judi.

Menurut psikolog Wahyu Aulizalsini, bermain gim online memiliki banyak manfaat, seperti mengembangkan kemampuan berpikir kritis, mengurangi stres jika dimainkan dengan santai dan dinikmati, serta melatih keterampilan teknologi bagi pemain gim online sehingga tidak menjadi gagap teknologi.

Wahyu menekankan, “Di era digital ini, gim online sangat diminati hingga banyak yang menjadi kecanduan. Kontrol diri yang positif sangat penting untuk mencegah kecanduan, membantu seseorang tetap disiplin dan mengendalikan diri.”

Sejatinya, gim diciptakan untuk bersenang-senang saja. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menikmati manfaat positif dari bermain gim sambil tetap menjaga kontrol diri agar terhindar dari kecanduan, serta selalu mematuhi peraturan dengan memainkan gim sesuai usia yang diatur. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya