Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TIDAK ada sedikitpun firasat yang menghampiri perasaan Maria Magdalena Wandadaya saat mengantar suami tercintanya Orgenes Sapranim melaut kala itu. Setiap hari, selepas subuh, Maria tidak pernah absen membantu sang kekasih mempersiapkan kapal dan benang nylon yang jadi senjata utamanya melaut berburu tuna.
Seraya melambaikan tangan, Maria melangkah pulang ke rumahnya di Kampung Kendate, Jayapura untuk bersiap menjajakan roti buatannya dan melepas anak-anaknya pergi ke sekolah.
Siang pun mulai berganti malam, namun hingga pagi menjelang, pria yang dikasihinya tidak kunjung menampakkan muka. Hati Maria mulai gelisah dan ia membulatkan tekat melapor ke pihak kepolisian. Suaminya hilang di tengah lautan.
Baca juga : Minimalisir Kecelakaan Kerja, BPJS Ketenagakerjaan Sumbagsel Gelar Promotif dan Preventif
Tim pencarian pun mulai diterjunkan, dan 5 hari berselang, tepatnya 22 Februari 2024 kabar yang dinanti akhirnya datang. Alih-alih kabar gembira yang didengar, melainkan kenyataan pahit yang harus ditelan Maria.
MI/HO--Maria bersama dua anaknya
Kepolisian laut negara tetangga dari Papua Nugini melaporkan menemukan Orgenes dengan kondisi meninggal dunia. Korban ditemukan di perairan Vanimo yang berada sejauh 135 kilometer dari desa tempatnya tinggal.
Baca juga : Disaksikan Wapres, BAZNAS RI Serahkan Beasiswa untuk Guru di Papua
Tangis Maria pecah seketika, hatinya hancur mendapati pria yang dicintai telah tiada. Sesekali terlintas di pikirannya soal masa depan pendidikan anak-anaknya kelak setelah ditinggal sang pencari nafkah.
Pendapatannya sebagai pekebun dan penjaja roti tentu tak akan cukup memenuhi kebutuhan keluarga. Terlebih dirinya juga harus menanggung biaya pemulasaran dan ibadah penghiburan bagi mendiang suaminya.
“Waktu mama dikasih tunjuk foto bapak (ditemukan) di air, mama langsung menangis. Saya berpikir nanti biaya pendidikan anak-anak siapa yang akan membantu. Buat makan saja beras mahal,”ujar Maria.
Baca juga : BPJS Ketenagakerjaan DKI Jakarta Dorong Serikat Buruh Desak Pemberi Kerja agar Taati Aturan
Sepekan berselang, kegalauan yang berkecamuk di hati Maria pun seketika sirna. Ganefo, Ketua Koperasi Nelayan Kampung Kendate, mengabarkan seluruh nelayan di koperasinya telah dilindungi BPJS Ketenagakerjaan, termasuk Orgenes, yang terdaftar sejak November 2023 lalu.
Musibah yang menimpanya merupakan kecelakaan kerja dan Maria berhak mendapatkan manfaat sebesar 48 kali upah yang dilaporkan, biaya pemakaman, dan santunan berkala. Selain itu ada pula bantuan beasiswa untuk dua anak yang masih bersekolah. Total seluruh manfaat yang diberikan mencapai Rp210 juta.
Susana, yang saat ini duduk di kelas 2 SMK, dan Falentina, yang masih mengenyam pendidikan di bangku SMP, akhirnya terjamin bisa terus bersekolah hingga lulus sarjana.
Baca juga : Petugas Bandara Terjatuh dari Pintu Pesawat, BPJS Ketenagakerjaan Tanggung Seluruh Biaya Perawatan
Maria berharap mereka mampu membuat mendiang sang ayah bangga dengan menggapai mimpinya masing-masing menjadi pelaut dan perawat.
“Terima kasih banyak untuk semua (manfaat) yang sudah diberikan ini. Akhirnya ada yang membantu anak-anak untuk bisa melanjutkan sekolahnya dan untuk kebutuhan kami sehari-hari. Karena saya sendiri pasti tidak akan sanggup untuk memenuhi semuanya,”imbuh Maria.
Beasiswa merupakan salah satu manfaat dari program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan sesuai mandat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 82 Tahun 2019 dan Permenaker Nomor 5 Tahun 2021.
Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Roswita Nilakurnia membeberkan dari tahun ke tahun jumlah penerima manfaat beasiswa tersebut terus mengalami peningkatan. Selama 2023 saja jumlah penerimanya mencapai 82.275 anak dengan total nominal Rp346 miliar.
Roswita menjelaskan manfaat tersebut diberikan kepada 2 anak dari peserta yang mengalami cacat total tetap akibat Kecelakaan Kerja atau Penyakit Akibat Kerja. Selain itu, peserta yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja maupun tidak, juga berhak mendapatkan manfaat ini.
Besaran beasiswa yang diberikan kepada setiap anak per tahunnya yakni sebesar:
“Manfaat beasiswa ini menjadi upaya negara melalui BPJS Ketenagakerjaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menjamin seluruh generasi muda bisa mendapatkan pendidikan yang layak meski telah ditinggal orang tua. Dengan demikian diharapkan mampu membentuk SDM yang unggul dan pekerja yang Kerja Keras Bebas Cemas sehingga di tahun 2045 cita-cita Indonesia Emas bisa terwujud,” pungkas Roswita. (RO/Z-1)
Seorang ibu kader dasawisma di Jakarta Timur, Ita Handriyani, 52, meninggal akibat sakit di belakang punggungnya. Ahli waris menerima santuna JKM BPJS Ketegakerjaan Rp42 juta.
Saat ini sedang dijajaki pembahasan dengan BPJS Ketenagakerjaan menyangkut anggaran yang dibutuhkan sebagai premi jaminan sosial ketenagakerjaan.
Kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen BPJS Ketenagakerjaan dalam memberikan jaminan sosial bagi seluruh tenaga kerja di Indonesia
Perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pilkada 2024
Perlindungan tersebut untuk mengoptimalkan pemanfaatan dana pembayaran premi perlindungan sosial bagi buruh tani tembakau.
Inisiatif ini sekaligus menjadikan McDonald’s Indonesia sebagai pelopor restoran cepat saji yang memberikan perlindungan ketenagakerjaan kepada lebih dari 100 mitra petan
Malaria akan sangat berbahaya bagi anak-anak. Pasalnya, imunitas anak-anak belum cukup kuat sehingga terkena malaria akan membahayakan nyawa.
senjata tradisional papua yang biasa digunakan dalam peperangan maupun sebagai alat rumah tangga yang memiliki fungsi ganda
makanan khas Papua yang terbuat dari bahan-bahan asli Papua, juga terdapat makanan ekstrem yang tidak lazim ditemukan di daerah lain
Aksi fashion show Papua Youth Creative Hub di Hari Anak Nasional buat Jokowi kagum
Eston berkomitmen untuk melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) dan Progran Magister (S2) pada Program Studi (prodi) Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI
NASIB Tanah Papua tidak seindah kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Ironis memang, sumber daya alam begitu melimpah, tetapi kesejahteraan masyarakat Papua nyaris stagnan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved