Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Masa remaja sering disebut-sebut sebagai masa pencarian jati diri, suatu fase kehidupan yang penuh dengan dinamika dan tantangan. Pada periode ini, remaja mulai mengembangkan identitas pribadi mereka, mengeksplorasi minat dan nilai-nilai hidup, serta menghadapi perubahan fisik dan emosional yang signifikan.
Tidak heran jika masa remaja sering dipenuhi dengan kebingungan dan ketidakpastian. Namun, di balik semangat eksplorasi dan pertumbuhan tersebut, terdapat berbagai masalah yang bisa berdampak serius pada kesejahteraan fisik dan mental remaja.
Masalah-masalah ini, meski kadang terlihat sepele, bisa berkembang menjadi isu yang lebih serius jika tidak ditangani dengan baik. Ironisnya, tidak sedikit orangtua yang masih kurang menyadari atau memahami permasalahan remaja masa kini.
Baca juga : Polisi Amankan 169 Remaja Konvoi Sambil Nyalakan Petasan di Jakarta Pusat
Padahal, orangtua adalah sosok utama yang seharusnya menjadi sandaran anak untuk membantu mereka menghadapi berbagai tantangan tersebut. Dukungan, pemahaman, dan keterlibatan orangtua sangat diperlukan untuk membantu remaja melewati fase ini dengan lebih baik.
Menjadi orangtua yang baik bagi remaja bukanlah tugas yang mudah. Dibutuhkan kesabaran, pengertian, dan keterbukaan untuk bisa benar-benar memahami apa yang dirasakan dan dihadapi oleh anak-anak mereka. Tanpa dukungan yang memadai, remaja bisa merasa terisolasi, kehilangan arah, atau bahkan mengalami masalah kesehatan mental yang serius.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk membekali diri dengan pengetahuan mengenai berbagai masalah yang sering dihadapi oleh remaja, serta cara-cara efektif untuk membantu mereka.
Baca juga : Masalah Perundungan Merupakan Fenomena Gunung Es yang tidak Terselesaikan
Berikut adalah sembilan masalah remaja yang umumnya terjadi dan perlu mendapat perhatian serius dari orangtua. Dengan memahami dan mengatasi masalah-masalah ini, orangtua dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan anak mereka untuk berkembang menjadi individu yang sehat, bahagia, dan produktif.
1. Masalah Penampilan
Remaja sangat memperhatikan penampilannya, sering kali dipengaruhi oleh perubahan hormon yang bisa menyebabkan jerawat dan perubahan fisik lainnya. Mereka mungkin merasa rendah diri karena berat badan atau penampilan fisik yang tidak sesuai dengan standar ideal. Orangtua harus mendukung dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya kesehatan dan menerima diri sendiri.
2. Masalah Akademis
Kesulitan dalam akademis adalah masalah klasik yang sering dialami remaja. Mereka bisa merasa tertekan oleh tuntutan nilai bagus dan prestasi tinggi. Orangtua perlu memberikan dukungan dan membantu anak menemukan metode belajar yang efektif serta memberikan motivasi tanpa memberikan tekanan berlebihan.
Baca juga : Psikolog: Tawuran Remaja Jadi Fenomena Rutin dengan Alasan yang Sama
3. Depresi
Depresi di kalangan remaja semakin meningkat. Penyebabnya bisa berasal dari tekanan akademis, masalah keluarga, atau ketidakbahagiaan dengan kehidupan mereka. Orangtua harus peka terhadap tanda-tanda depresi dan segera mencari bantuan profesional jika diperlukan.
4. Masalah dengan Orang Terdekat
Remaja bisa mengalami konflik dengan orang tua atau teman-teman karena perasaan yang lebih sensitif. Penting bagi orangtua untuk tetap tenang, mendengarkan dengan empati, dan mencari solusi bersama tanpa memberikan hukuman yang berlebihan.
5. Bullying atau Perundungan
Bullying, termasuk cyberbullying, dapat menyebabkan stres dan depresi pada remaja. Orangtua harus aktif dalam memantau interaksi sosial anaknya, baik di dunia nyata maupun maya, dan segera mengambil tindakan jika mendapati tanda-tanda bullying.
Baca juga : 7 Remaja Aceh Ditangkap Usai Foto Acungkan Senjata Tajam Viral di Medsos
6. Masalah Percintaan dan Aktivitas Seksual
Remaja mulai mengeksplorasi hubungan romantis dan mungkin terlibat dalam aktivitas seksual. Orangtua perlu memberikan pendidikan seks yang komprehensif dan menjelaskan risiko yang terkait dengan hubungan seksual di usia muda, seperti penyakit menular seksual dan kehamilan dini.
7. Kecanduan Gawai
Kecanduan gawai membuat remaja kurang aktif secara fisik dan lebih suka menyendiri. Orangtua harus menetapkan batasan waktu penggunaan gawai dan mendorong aktivitas fisik serta interaksi sosial yang sehat.
8. Tekanan dari Teman Sebaya
Tekanan dari teman sebaya bisa mendorong remaja melakukan hal-hal negatif, seperti bolos sekolah atau tawuran. Orangtua harus mengajarkan anak untuk berani mengatakan tidak dan memilih teman yang memberikan pengaruh positif.
9. Rokok dan Minuman Keras
Penggunaan rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang adalah masalah serius di kalangan remaja. Orangtua perlu memberikan edukasi tentang bahaya zat-zat tersebut dan memantau pergaulan anak untuk menghindari pengaruh buruk.
Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?
Untuk membantu remaja mengatasi berbagai masalah di atas, orangtua bisa melakukan beberapa hal berikut:
- Pastikan anak merasa aman dan dicintai.
- Tunjukkan empati dan pahami perasaan mereka.
- Ajak anak mengobrol dan buat mereka nyaman untuk berbagi masalah.
- Percayai anak dan berikan dukungan dalam menghadapi masalah.
- Jika anak melakukan kesalahan, tanyakan alasannya dan beri teguran yang tepat.
- Berikan pesan positif dan dukungan moral.
- Lakukan aktivitas menyenangkan bersama, seperti makan atau berolahraga.
- Jika diperlukan, ajak anak menemui psikolog atau psikiater untuk bantuan profesional.
Dengan perhatian dan dukungan yang tepat, orangtua bisa membantu anak remajanya melewati masa-masa sulit dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dan kuat. (P-5)
FSGI menilai hal itu merupakan kebijakan instan, tidak menyentuh akar masalah, dan berpotensi tidak berdampak jangka panjang dalam perubahan perilaku.
Enam remaja yang hendak tawuran di kawasan Jalan Pal Putih, Kelurahan Kramat, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, ditangkap Polres Metro Jakarta Pusat.
Dedi Mulyadi merencanakan program militer bagi orang dewasa yang kerap nongkrong di perempatan, mabuk-mabukan, tawuran, hingga pelaku tindak pidana ringan.
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi meninjau langsung pelaksanaan kegiatan pendidikan karakter bagi pelajar bermasalah, Sabtu (3/5).
POLRES Purbalingga menggagalkan perang sarung yang dilakukan sejumlah remaja dengan sejata tajam di Desa Dawuhan, Kecamatan Padamara, Purbalingga, Jawa Tengah pada Sabtu (1/3)
Respons yang cepat dan deteksi dini dapat minimalisir dampak lebih buruk dari perilaku bullying, baik bagi korban, dan juga yang melakukan bullying.
Film Rumah Untuk Alie akan tayang mulai 17 April 2025 di biskop.
KETUA Komnas Perlindungan Anak, Agustinus Sirait menyebut tindak kekerasan anak terus bertambah. Bahkan catatan di tahun 2024, meningkat 34 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Melalui ToT Program Tagar Ayo Balas Baik, diharapkan lahir 20 fasilitator baru yang siap menjadi agen perubahan dalam mengampanyekan budaya antikekerasan di dunia pendidikan.
PENGURUS Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama pada 31 Januari - 2 Februari 2025.
KEMENTERIAN Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) telah berkoordinasi dengan pihak terkait, perihal kasus pengeroyokan santri yang berujung kematian di Banyuwangi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved