Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PENYAKIT parasit pada hewan merupakan salah satu ancaman yang harus dihadapi oleh peternak. Hal itu disebabkan kondisi cuaca Indonesia yang beriklim tropis dengan kelembaban tinggi yang merupakan salah satu faktor pendukung timbulnya penyakit parasit di hewan.
“Penyakit pada hewan dapat bersifat infeksius atau non-infeksius. Secara umum, penyakit hewan dapat dikelompokkan berdasarkan jenis organisme penyebabnya, antara lain bakteri, virus, parasit, jamur dan lainnya,” ungkap Indi Dharmayanti, Kepala Organisasi Riset Kesehatan (ORK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Senin (3/6).
Kesehatan hewan sangat penting untuk memastikan manfaat dan peran tersebut dapat tercapai secara optimal. Ketika hewan sakit akan timbul kerugian ekonomi, sosial dan dampak kesehatan bagi manusia.
Baca juga : Senegal Laporkan Wabah Flu Burung H5N1
Penyakit hewan akan sangat merugikan sehingga perlu diatur secara ketat oleh organisasi internasional maupun oleh pemerintah suatu negara. Organisasi Kesehatan Hewan dunia atau World Organization of Animal Health (WOAH) menyusun daftar penyakit infeksi dan infestasi yang wajib dilaporkan oleh negara-negara anggotanya.
“Penyakit parasit biasanya jarang menyebabkan kematian tinggi tetapi tetap menimbulkan kerugian ekonomi cukup besar. Parasit merupakan organisme yang hidupnya menempel pada inangnya. Penyakit parasit pada hewan dapat disebabkan oleh endoparasit dan ektoparasit,” imbuh Indi.
Indi menjelaskan endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam tubuh inang, contohnya adalah cacing, protozoa. Sedangkan ektoparasit adalah parasit yang hidup di luar tubuh inang (kulit, rambut, bulu), contohnya adalah kutu, tungau, nyamuk, lalat dan lainnya. Ektoparasit dapat berperan sebagai vektor atau pembawa bibit penyakit, menyebabkan ternak gelisah karena rasa gatal, menyebabkan luka pada ternak, iritasi dan penurunan kualitas kulit, penurunan nafsu makan hingga produktivitas ternak pun menurun, serta mengganggu pekerja dan masyarakat sekitar peternakan.
Baca juga : Aktivis Perlindungan Hewan Suarakan Kandang Ayam Petelur
“Beberapa jenis penyakit parasit yang bersifat zoonosis atau dapat ditularkan ke manusia antara lain scabies, cryptosporidiosis, leishmaniasis, schistosomiasis, filariasis, toxoplasmosis dan lainnya. Penyakit parasit dapat mengakibatkan dampak negatif bagi kesehatan hewan dan manusia, sehingga harus diwaspadai dan diperlukan adanya deteksi cepat dan tepat, pencegahan dan pengendaliannya,” tutup Indi.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Pusat Riset Veteriner, ORK BRIN Harimurti Nuradji menyampaikan kesehatan hewan penting dari berbagai aspek kehidupan termasuk kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, kesejahteraan hewan dan ekonomi.
Dikatakan Harimurti, hewan yang sehat dapat mencegah penyebaran zoonosis yang dapat menular ke manusia, sehingga melindungi kesehatan manusia. Selain itu, hewan ternak yang sehat dapat menghasilkan produk pangan yang aman dan berkualitas seperti daging, susu dan telur. Hal ini sangat penting untuk ketersediaan pangan Indonesia.
“Deteksi parasit pada hewan sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, ketahanan pangan dan juga kesehatan masyarakat. Dengan deteksi secara dini dapat mencegah penyebaran menular yang dapat mengancam populasi hewan dan manusia. Segi ekonomi deteksi penyakit sejak awal pada hewan dapat mengurangi kerugian yang mengakibatkan penurunan produksi dan biaya perawatan yang tinggi. Dengan demikian deteksi kesehatan hewan merupakan langkah krusial dalam upaya Kesehatan hewan, manusia dan lingkungan secara keseluruhan atau yang kita kenal One Health atau One Health Approach,” ungkap Harimurti.
Lebih lanjut, Harimurti menjelaskan parasit yang umum pada hewan di Indonesia yaitu cacing nematoda dan hewan ektoparasit lainnya. Hewan peliharaan seperti anjing dan kucing juga rentan penyakit worm dan kutu. Untuk mengatasi ini diperlukan langkah - langkah pencegahan dan pengendalian yang komprehensif termasuk pemberian obat anti parasit secara rutin dan kebersihan lingkungan, edukasi peternak dan juga deteksi penyakit parasit itu sendiri. (Ata/P-5)
Kementan kembali mengimbau pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit hewan menular strategis (PHMS), termasuk penyakit mulut dan kuku (PMK).
SEMBILAN ekor sapi milik peternak di Kota Semarang diduga terkena serangan Bovine Ephemeral Fever (BEF) atau kerap disebut demam tiga hari.
PENYAKIT brucellosis pada hewan ternak sapi yang berpotensi menular ke hewan dan manusia atau zoonosis terdeteksi di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
RATUSAN Ekor kerbau milik warga di Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari, Jambi mati mendadak. Ratusan kerbau itu diduga terserang penyakit ngorok.
KASUS kematian sapi akibat antraks muncul di Desa Watuagung, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, belum lama ini, dan langsung disikapi dengan tindakan penguburan
Kemenkes memastikan belum ada kasus flu burung pada manusia di Indonesia.
Diketahui total kasus DBD pada 2022 mencapai 143 ribu kasus dengan total kematian mencapai 1.236 kasus. Sementara itu, secara kumulatif pada 2023 terdapat 114.720 kasus dengan 894 kematian.
Masyarakat tidak bisa memukul rata tiap kasus TB yang terlacak pada usia anak-anak. Hal itu disebabkan spektrum dari penyebutan usia anak amat sangat ekstrem dan luas.
Cacar monyet atau mpox dapat menular antarmanusia melalui droplet atau percikan ludah jarak dekat kurang dari dua meter atau kontak mulut langsung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved