Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
GENERASI muda harus memahami nilai-nilai perjuangan yang telah diwariskan oleh para pendahulu. Hal itu disampaikan penulis sekaligus sejarawan Agus Setiawan di sela acara bedah buku 'Konferensi Meja Bundar', Senin (20/5) di Universitas Indonesia, Depok Jawa Barat.
"Saat ini, hampir tidak ada lagi tokoh pergerakan yang masih hidup, namun mereka telah meninggalkan warisan berupa semangat perjuangan yang menjadi pondasi bagi kemerdekaan Indonesia saat ini," kata Agus kepada Media Indonesia.
Agus yang juga penulis Buku 'Konferensi Meja Bundar' itu menambahkan bahwa kesadaran tentang sejarah perjuangan bangsa sangat penting untuk membangun karakter dan nasionalisme generasi muda.
Baca juga : 20 Mei Diperingati Sebagai Hari Kebangkitan Nasional, Begini Sejarahnya
"Anak-anak muda sekarang ini takut sekali kalau misalnya membaca, kemudian melihat lagi nilai-nilai perjuangan itu," katanya.
Menurutnya, ketakutan ini perlu diatasi dengan cara kreatif dan menarik agar generasi muda lebih tertarik untuk mempelajari sejarah. Dia menyarankan agar peringatan Hari Kebangkitan Nasional tidak hanya sebatas seremonial, tetapi juga melalui kegiatan-kegiatan yang mencerminkan semangat perjuangan.
Ia juga menyebutkan bahwa generasi milenial cenderung lebih responsif terhadap kegiatan yang bersifat praktis dan visual. "Salah satu cara untuk merayakan Hari Kebangkitan Nasional adalah dengan mengadakan pameran foto dan artefak sejarah, serta pertunjukan teater atau musik yang mengangkat tema sejarah perjuangan bangsa," ujarnya.
Baca juga : Harkitnas: Sejarah Budi Utomo
Menurutnya, kegiatan-kegiatan semacam ini dapat membantu generasi muda memahami dan menghargai sejarah dengan cara yang lebih menyenangkan dan mendalam.
Selain itu, Agus menyoroti pentingnya kemandirian bangsa dalam segala bidang untuk mencegah terulangnya kondisi kolonialisme di masa lalu. Dia menekankan bahwa generasi muda harus memiliki visi yang jauh ke depan dan peduli terhadap kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
"Kita harus bagi tugas, ada yang berperan dalam diplomasi, ada yang ahli ekonomi, semua disiplin ilmu pada saat ini sudah sangat beragam. Dulu, semua masih sangat sederhana," jelasnya.
Baca juga : Harkitnas 2024, Bangkit untuk Indonesia Emas dengan Inovasi dan Teknologi
Dalam kesempatan itu, Agus memberikan beberapa rekomendasi tentang cara mencintai sejarah bagi generasi muda.
Mencintai sejarah dapat dimulai dengan langkah-langkah sederhana seperti:
1. Membaca Buku Sejarah
Membaca buku sejarah yang menarik dan mudah dipahami dapat menjadi langkah awal yang baik. Buku-buku ini tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga membuka wawasan tentang perjuangan dan pengorbanan para pendahulu.
Baca juga : Kesadaran yang Menyejarah
2. Mengunjungi Museum dan Situs Bersejarah
Mengunjungi museum dan situs bersejarah dapat memberikan pengalaman langsung tentang masa lalu dan membuat sejarah terasa lebih nyata dan dekat.
3. Mengikuti Diskusi dan Seminar Sejarah
Mengikuti diskusi dan seminar sejarah dapat membantu memahami konteks dan makna dari peristiwa-peristiwa sejarah yang penting.
4. Membuat Konten Sejarah
Membuat konten kreatif seperti video, blog, atau media sosial yang mengangkat cerita-cerita sejarah bisa menjadi cara yang efektif untuk menginspirasi orang lain.
5. Bergabung dengan Komunitas Sejarah
Bergabung dengan komunitas atau klub sejarah dapat menambah semangat dan motivasi dalam mempelajari sejarah.
Selain itu, Agus menjelaskan bahwa memahami sejarah sangat penting karena:
- Identitas Bangsa
Sejarah membantu kita memahami identitas dan jati diri sebagai bangsa. Ini adalah landasan untuk membangun rasa kebanggaan dan cinta tanah air.
- Pembelajaran dari Masa Lalu
Sejarah memberikan pelajaran berharga dari masa lalu yang dapat digunakan untuk menghadapi tantangan masa depan.
- Inspirasi untuk Masa Depan
Kisah-kisah perjuangan dan keberhasilan tokoh-tokoh sejarah dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi generasi muda.
Agus juga memberikan beberapa rekomendasi tentang cara merayakan Hari Kebangkitan Nasional yang dapat dilakukan oleh generasi muda, seperti :
1. Menyelenggarakan diskusi tentang sejarah untuk memahami lebih dalam tentang perjuangan para pahlawan.
2. Mengadakan ziarah ke makam pahlawan untuk menghormati jasa-jasa mereka.
3. Melakukan doa bersama sebagai bentuk penghormatan dan refleksi atas perjuangan para pendahulu.
4. Mengadakan kegiatan sosial seperti donor darah atau aksi bersih lingkungan sebagai bentuk nyata dari semangat gotong royong dan kepedulian sosial.
5. Membuat konten seputar Hari Kebangkitan Nasional dengan tema "Bangkit untuk Indonesia Emas" yang dapat dibagikan melalui media sosial untuk meningkatkan kesadaran sejarah di kalangan generasi muda.
Dia berharap, dengan berbagai kegiatan dan upaya untuk menghidupkan kembali semangat perjuangan, generasi muda Indonesia dapat lebih menghargai dan memahami pentingnya sejarah dalam membentuk masa depan bangsa. "Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan meneruskan semangat perjuangan para pendiri bangsa demi kemajuan Indonesia," pungkasnya.
Hari Kebangkitan Nasional diperingati setiap tahun untuk mengenang berdirinya organisasi Boedi Oetomo (Budi Utomo) yang didirikan pada 20 Mei 1908 oleh Dr. Sutomo dan mahasiswa School Tot Opleiding Van Indische Artsen (STOVIA). Organisasi ini menjadi titik awal dari pergerakan nasional Indonesia menuju kemerdekaan. (P-5)
MENEMUKAN kembali identitas Indonesia, demikian ide penulisan sejarah yang diusung oleh Kementerian Kebudayaan dengan melibatkan 113 sejarawan dan arkeolog.
ANGGA Dwimas Sasongko bersama Visinema Pictures meneruskan ambisinya untuk menggarap film epik tentang Pangeran Diponegoro berjudul Perang Jawa.
PENGENALAN dan pemahaman atas sejarah dan objek bersejarah serta aturannya selayaknya diketahui masyarakat Depok, terutama para pelajar dan guru sejarahnya sebagai stakeholders.
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Wali Kota juga menegaskan pentingnya memberi ruang dan wadah untuk anak-anak muda di Kupang agar terus berkarya, berani tampil, dan mengekspresikan diri.
Laporan keuangan tidak hanya berfungsi sebagai dokumen formal, tetapi juga sebagai alat komunikasi strategis kepada masyarakat dan calon investor.
RATUSAN kader Pemuda Katolik dari berbagai daerah mengikuti Diklat Dasar Pasukan Komando Pemuda Katolik (Diklatsar Paskokat) yang digelar di Wisma Kinasih, Bogor
Banyak anak muda memilih menggunakan uang untuk hal-hal yang dirasa dapat membuat mereka melupakan tekanan hidup, misalnya dengan belanja online.
Wamenag Romo R Muhammad Syafi’i mengungkapkan masjid harus menjadi pusat pembinaan umat yang holistik, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi sebagai episentrum transformasi sosial
Kemendikdasmen mengapresiasi AIA Healthiest Schools 2025, kompetisi yang bertujuan untuk mencetak generasi penerus Indonesia yang lebih sehat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved