Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MUSIM haji tahun ini segera tiba. Salah satu persiapan yang penting dilakukan calon jemaah adalah memastikan kodisi kesehatan siap untuk menjalankan ibadah haji. Oleh karena itu, medical check up (MCU) sebelum haji atau umrah menjadi sangat penting.
Dokter Umum RS Permata Depok dr Muhammad Dhiyaulhadi menjelaskan, pengecekan kesehatan jemaah haji bertujuan untuk mengetahui kesiapan mereka secara fisik maupun mental.
“Bila terdapat sejumlah faktor risiko yang menimbulkan potensi masalah saat haji/umrah, bisa terdeteksi sedini mungkin,” kata dr Dhiyaulhadi baru-baru ini.
Baca juga : Dukung Kesehatan Jemaah, Digital Hospital Luncurkan Produk Hajj Umra Healthcare
Ia memaparkan, pemeriksaan MCU untuk haji dan umrah cukup lengkap. Pertama adalah skrining dasar dari dokter umum, meliputi kondisi kesehatan saat ini, riwayat penyakit, obat-obatan yang pernah/sedang dikonsumsi, hingga riwayat penyakit di keluarga. Dilanjutkan pemeriksaan fisik dari atas sampai bawah.
Selanjutnya ada pemeriksaan darah lengkap. “Itu dicek semua, HB-nya, leukosit (sel darah putih) apakah ada infeksi atau tidak, fungsi ginjal, fungsi hati, semuanya harus dicek,” kata Dhiyaulhadi.
Yang tak kalah penting adalah rontgen thorax untuk mengecek apakah ada pneumonia atau radang paru-paru, serta rekam jantung. “Jadi memang di kita MCU-nya cukup lengkap untuk umrah dan haji agar nyaman dan aman,” katanya.
Baca juga : Sertifikat Vaksin Meningitis Bisa Diunduh di Satu Sehat Mobile, Ini Caranya
Hal yang lazim dilakukan sebelum haji atau umrah adalah suntik vaksin meningitis. Dhiyaulhadi menjelaskan, meningitis adalah peradangan pada selaput otak yang bisa disebabkan bakteri maupun virus.
Penyakit tersebut bisa menimbulkan nyeri kepala, demam, mual, muntah, kejang-kejang, bahkan sampai penurunan kesadaran. Jika dibiarkan ia akan berdampak pada gangguan sistem saraf seperti gangguan kognitif, jadi pelupa, gangguan bicara, gangguan penglihatan, ketulian, bahkan kematian.
Alasan jemaah haji atau umrah diberi vaksin tersebut karena Timur Tengah termasuk Arab Saudi termasuk wilaya dengan endemi meningitis terbanyak, selain Afrika Selatan.
Baca juga : Meski tidak Diwajibkan, Jemaah Umrah Disarankan Tetap Vaksin Meningitis
“Haji dan umrah itu jutaan umat muslim dari seluruh dunia (datang ke satu tempat). Jadi kita tidak tahu apakah saudara-saudara kita itu pembawa dari negara asalnya atau bagaimana. Jadi memang harus preventif dicegah dengan vaksin meningitis,” jelasnya.
Jemaah haji disebut wajib mendapatkan vaksin meningitis karena volume jemaah yang sangat masif. Sementara umrah tidak wajib. Namun, dr Dhiyaulhadi menyarankan jemaah umrah tetap melakukan vaksinasi meningitis tersebut.
Setelah selesai medical check-up dan dinyatakan siap berangkat ke Tanah Suci, serta mendapatkan vaksin, hal selanjutnya yang harus dilakukan calon jemaah adalah menjaga kondisi tubuh tetap prima.
Baca juga : Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Kesehatan Jelang Keberangkatan ke Arab Saudi
Dhiyaulhadi menyarankan olahraga kecil-kecilan yang intensitasnya disesuaikan dengan umur.
“Bila masih antara 40-50 tahun bisa jalan kaki setiap pagi, senam, yoga, atau senam kesehatan jantung. Di atas 50 bisa melakukan pekerjaan rumah yang ringan, berjalan kaki, mengikuti senam lansia,” tuturnya.
Selain itu adalah tidur yang cukup, mengelola stres, dan menjaga pola makan. (Z-6)
Generasi Beta: Pahlawan atau korban revolusi teknologi? Mari kita bahas.
Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Kalian harus perbanyak minum air putih. Air putih bermanfaat baik untuk kesehatan kulit. Dengan asupan cairan tubuh yang baik maka badan dan kulit menjadi terwat.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, pada kurun 2018-2023 lebih dari 1,8 juta anak Indonesia belum mendapat imunisasi rutin lengkap. Apa risiko bahayanya?
Untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup, perempuan harus menerima vaksin sebelum menikah dan hamil
Vaksin HPV bagi laki-laki mencakup perlindungan terhadap risiko terjadinya kutil anogenital hingga 90 persen.
Jangan meninggalkan sampah di dalam dan luar rumah karena bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk dan telur
Melakukan suntik 3 vaksin sebelum menikah akan melindungi diri sendiri, pasangan dan keturunan.
Vaksinasi sebelum aktivitas seksual dapat mencegah hingga 90% kanker terkait HPV, sementara pada wanita yang sudah aktif secara seksual, vaksin tetap mengurangi risiko kanker serviks.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved