Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Indonesia - Tiongkok Galang Kolaborasi, Kemitraan Industri dan Pendidikan Vokasi

Syarief Oebaidillah
26/4/2024 22:01
Indonesia - Tiongkok Galang Kolaborasi, Kemitraan Industri dan Pendidikan Vokasi
Dalam kurun waktu 1,5 jam, total terdapat 160 letter of intent yang dapat ditindaklanjuti.(Dok Kemendikbud-Ristek)

DAYA tarik industri asal Tiongkok telah menciptakan ratusan potensi kerja sama dengan pendidikan tinggi vokasi di Indonesia. Melalui kegiatan Business Matching 2024 "Indonesia Education - China Industri Talk" yang digelar Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Kemendikbudristek berkolaborasi dengan GoStudy, sebanyak 31 industri investasi dari Tiongkok di Indonesia berhasil didatangkan untuk menginisiasi kemitraan dengan 77 pendidikan tinggi vokasi yang menjadi partisipan kegiatan.

Potensi kerja sama yang dilakukan kedua belah pihak meliputi rekrutmen lulusan, kesempatan magang, up skilling, joint research, dan lain sebagainya. Pada penyelenggaraan business matching kali ini, perguruan tinggi vokasi yang hadir perlu berupaya meyakinkan industri untuk sama-sama memiliki itikad baik untuk bermitra lebih lanjut, yaitu melalui penandatanganan letter if intent.

Dalam kurun waktu 1,5 jam, total terdapat 160 letter of intent yang berarti menunjukkan jumlah potensi kerja sama yang nanti bisa ditindaklanjuti dalam bentuk MoU/PKS.

Baca juga : Penentuan UKT Harus Pertimbangkan Kemampuan Ekonomi Masyarakat

Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Kemendikbud-Ristek, Uuf Brajawidagda mengatakan, business matching diselenggarakan sebagai salah satu ikhtiar mencari ruang kelas baru, yaitu di industri itu sendiri. Menurutnya, baik industri maupun satuan pendidikan vokasi pertama harus mau saling terbuka untuk dapat berkolaborasi.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud-Ristek , Kiki Yuliati mengutarakan, pendidikan vokasi dibangun untuk relevan dengan kebutuhan industri. Kiki mengakui masih terjadi beberapa tantangan yang dialami satuan pendidikan vokasi dalam bermitra dengan Dunia Usaha dan Dunia Pendidikan Tinggi (DUDI). Ia menyebut, biasanya hal ini terjadi disebabkan oleh kekurangpahaman pendidikan vokasi terhadap calon mitranya.

"Pendidikan vokasi membutuhkan kemitraan yang strategis. Bahkan strategis pun tidak cukup karena kemitraan yang dibangun antar-kedua belah pihak harus bermakna sehingga keduanya dapat merasakan manfaatnya," papar Kiki dalam sambutan acara tersebut di Gedung D, Kemendikbud-Ristek, Jakarta, kemarin.

Baca juga : Lulusan Politeknik Sahid Jakarta Diharap Jadi Katalisator Pertumbuhan Pariwisata

Industri asal Tiongkok yang hadir dalam acara business matching perlu dijajaki serius oleh perguruan tinggi vokasi. Pasalnya, Kiki mengatakan Tiongkok saat ini menjadi negara yang maju dalam bidang teknologi.

"Beberapa waktu lalu saya sempat berkunjung ke salah satu industri maju yang ada di Eropa. Saya bertanya apakah teknologi yang mereka kembangkan adalah yang pertama di dunia? Ternyata jawabannya yang kedua karena yang pertama dikembangkan di Tiongkok," ungkap Kiki.

Saat ini Tiongkok dapat disebut sebagai hub inovasi yang memiliki perkembangan cukup impresif. Pertumbuhan ekonomi negara ini sebagian besar karena tumbuhnya industri teknologi dan manufaktur.

Baca juga : Program Pemadanan Dukungan Perkuat Daya Saing Industri dengan Pendidikan Vokasi

Bahkan dalam Future of Jobs Survey 2023 World Economic Forum (WEF), Tiongkok merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan industri digital paling cepat karena memiliki kemungkinan besar dalam menciptakan lapangan kerja baru di bidang akses dan perdagangan digital. Sebagian besar responden memperkirakan pertumbuhan tranformasi digital di industri Tiongkok sampai 32% dengan tingkat adaptasi teknologi mutakhir sampai 45%. Data WEF ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan di Asia Selatan.

"Ini menunjukkan bahwa industri Tiongkok merupakan salah satu industri yang unggul di dunia dalam menciptakan peluang kerja di masa depan," tandas Kiki.

Pada kesempatan sama, Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Kemendikbud-Ristek, Uuf Brajawidagda mengatakan, business matching diselenggarakan sebagai salah satu ikhtiar mencari ruang kelas baru, yaitu di industri itu sendiri. Menurutnya, baik industri maupun satuan pendidikan vokasi pertama harus mau saling terbuka untuk dapat berkolaborasi.

Sementara itu Executive Director of International Affairs GoStudy, Echo Qin mengungkapkan, potensi kerja sama pada kegiatan tersebut sangat besar karena industri yang hadir masih membutuhkan banyak sumber daya manusia untuk menjalankan bisnisnya. Selain itu para dosen juga memiliki kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya dengan praktisi industri dari Tiongkok. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya