Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Wantim MUI Himbau Umat Tidak Gaduh Dalam Membangunkan Sahur Puasa

Syarief Oebaidillah
27/3/2024 23:30
Wantim MUI Himbau Umat Tidak Gaduh Dalam Membangunkan Sahur Puasa
Sejumlah warga memainkan alat musik rebana keliling kampung(Antara)

IBADAH puasa Ramadan sejatinya memberikan kedamaian bagi umat yang melaksanakan. Namun video viral terkait aktivitas sekelompok masyarakat yang membangunkan sahur dengan cara yang justru mengganggu ketenangan masyarakat menghilangkan esensi sesungguhnya dari ibadah puasa. 

Wakil Ketua Wantim MUI Zainut Tauhid Sa'adi menyayangkan kegiatan membangunkan sahur yang mengganggu orang lain. Setiap orang kini sudah memiliki alat pengingat waktu seperti alarm untuk bangun tidur. 

" Menurut saya membangun sahur dengan cara seperti itu sudah tidak tepat lagi, dan sudah saatnya ditertibkan. Sekarang hampir setiap orang sudah punya alat pengingat waktu atau alarm untuk membangunkan orang tidur. Apakah alarm itu dari jam atau pun telepon genggam, " kata Zainut Tauhid melalui keterangan tertulis kepada Media Indonesia, Rabu (27/3) .

Baca juga : Bear Brand Bagi Susu Gratis di 700 Masjid di Nusantara selama Ramadan

Sebelumnya viral melalui media sosial adanya kegiatan warga yang membangunkan sahur namun mendapat penolakan warga lainnya karena dinilai mengganggu kondisi warga sekitar.

Hemat Zainut Tauhid, pada masa dulu mungkin cara seperti itu tepat, disaat belum ada alat yang canggih untuk membangunkan orang, tapi untuk era sekarang sebaiknya cara-cara seperti itu sudah harus ditinggalkan.

" Maksud membangunkan orang sahur memang baik tapi harus dengan cara yang baik pula. Tidak boleh dengan cara yang mengganggu ketertiban dan ketenangan masyarakat.

Baca juga : Setelah Sahur Sebaiknya tidak Langsung Tidur Agar Gula Darah tidak Naik

Kita hidup di tengah masyarakat yang majemuk, baik suku, adat, budaya dan agama. Untuk itu kita harus mengembangkan sikap toleransi, tepo seliro, arif dan bijaksana dalam hidup bersama, " tegas mantan Wakil Menteri Agama ini.

Dia mengingatkan, kita harus berlaku adil kepada orang lain. Tidak semua orang memiliki kewajiban berpuasa. Boleh jadi ada saudara kita yang tidak berpuasa karena berbeda agama, ada yang sedang sakit, ada bayi, anak-anak atau ada orang yang perlu istirahat karena seharian bekerja dan masih banyak yang orang memiliki kebutuhan lain sehingga membutuhkan suasana yang tenang untuk istirahat pada malam hari.

Jadi, ia melanjutkan, tidak boleh atas nama tradisi tapi dalam praktiknya dapat menimbulkan perselisihan di masyarakat bahkan mengganggu ketentraman dan ketertiban masyarakat. Agama melarang setiap hal yang dapat menimbulkan mudharat, menderitakan dan merugikan orang lain.

" Untuk hal itu, kami menghimbau kepada tokoh agama, ustadz, kyai untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk meninggalkan cara membangunkan sahur seperti itu. Lebih baik diganti dengan kegiatan yang lebih maslahat dan tidak merugikan masyarakat," pungkas Zainut. (Z-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya