Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
KETUA Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari mengatakan secara global lebih dari 190 negara sudah sepakat dalam Framework Convention on Tobacco Control bahwa rokok memiliki dampak buruk terhadap kesehatan.
“Beberapa negara sudah sepakat untuk menerapkan 4 upaya lindungi kesehatan masyarakat dari konsumsi rokok. Pertama adalah peringatan bergambar dalam bungkus rokok yang merupakan dampak negatif penggunaannya. Kedua adalah kawasan bebas rokok. Ketiga pelarangan iklan rokok. Sayangnya ini belum maksimal. Keempat regulasi cukai rokok,” ungkapnya dalam Webinar Dampak Filter Plastik Puntung Rokok Terhadap Kesehatan dan Lingkungan, Selasa (27/2).
Lebih lanjut, Indonesia dikatakan menjadi negara dengan penerimaan cukai rokok yang tinggi atau mencapai sebanyak Rp126 triliun. Kendati demikian, penanganan penyakit rokok bisa mencapai 3 kali lipat dari pendapatan tersebut.
Baca juga : Penghapusan Tembakau, Perang Kepentingan Bisnis dengan Kesehatan Masyarakat
Selain dampak terhadap kesehatan, dampak rokok terhadap lingkungan rupanya juga sangat berat. Sejak 2017 WHO sudah meluncurkan tinjauan dampak negatif rokok pada lingkungan. Kemudian pada 2022 WHO dalam peringatan hari tanpa tembakau sedunia juga mengangkat isu konsumsi rokok terhadap lingkungan. Di tahun yang sama,
“WHO juga ada kolaborasi dengan UNEP mengenai kampanye laut bersih. Karena banyak temuan filter rokok mengandung filter plastik dan banyak ditemukan di laut. Indonesia menjadi salah satu negara yang join dalam kampanye tersebut. Targetnya mengurangi 70% sampah di lautan,” ujar Lisda.
Di tempat yang sama, Komite Nasional Pengendalian Tembakau Advisor Jalal menambahkan, pada 2004 WHO mengatakan bahwa tanggung jawab perusahaan atau CSR dan industri rokok merupakan hal yang kontradiktif. Pasalnya, industri rokok menurut WHO tidak dapat dianggap bertanggung jawab karena produk yang dikonsumsi dapat menyebabkan orang sakit dan meninggal.
Baca juga : Jutaan Masyarakat Resah Akibat Aturan Tembakau di RPP Kesehatan
“Tapi CSR ini seringkali disalahartikan sebagai berdonasi. Padahal arti yang benar adalah tanggung jawab perusahaan atas dampak yang ditimbulkan dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan. Jadi bukan banyak-banyakan uang yang digelontorkan ke orang. Tapi dampak dari produksi dan konsumsi dari produk yang mereka hasilkan kepada masyarakat,” ucap Jalal.
Tujuan tanggung jawab sosial dikatakan harus berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Jadi jika perusahaan tidak bisa mempertanggungjawabkan dan malah bertentangan dengan pembangunan berkelanjutan, hal itu bertentangan dengan ide tanggung jawab sosial.
“Berdasarkan ISO 26000 tahun 2010 terdapat 4 tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan yaitu mencegah polusi, pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta perlindungan terhadap lingkungan, keanekaragaman hayati dan restorasi habitat yang terganggu,” tegasnya.
Baca juga : Pengamat Sebut Aturan Produk Tembakau Akan Timbulkan Kerugian Negara Lebih Besar
Dari data WHO, dampak tembakau terhadap lingkungan itu terjadi mulai dari penanaman sampai menjadi produk rokok untuk dikonsumsi, di mana ini memakai 27,2 juta ton material, menghabiskan energi 62,2 giga joule, mengonsumsi 5,3 juta hektare lahan, menghasilkan 84 mega ton CO2, dan sebagainya.
“Lingkungan yang paling menderita akibat dampak tembakau ini adalah negara tempat tembakau dihasilkan termasuk Indonesia. Jadi pertanian dan pengeringan tembakau itu membuat masalah lingkungan yang besar,” kata Jalal.
“Voulvoulis menghitung jika orang merokok 20 batang sehari selama 50 tahun, dampaknya seperti mengonsumsi 1,4 juta liter air, 3.200 meter persegi tanah, menghasilkan 5,1 ton CO2, dan lainnya,” sambungnya.
Baca juga : Pedagang Sebut Pasal Tembakau di RPP Kesehatan Menghambat Usaha
Untuk itu, Jalal merasa, saat ini pemerintah memerlukan data dampak rokok baik secara positif dan negatif. Perlu juga dilakukan kampanye publik dan advokasi kebijakan terkait dampak lingkungan produksi dan konsumsi rokok, terutama kepada generasi muda.
“Perlu juga aturan terkait pertanian tembakau dengan tujuan untuk melindungi lahan dari deforestasi dan degradasi lahan. Lalu petani tembakau juga dibantuin beralih kepada tanaman berkelanjutan termasuk beralih produk,” ujar Jalal.
“Cukai rokok juga perlu dihitung yang bener sehingga dia mencerminkan dampak kesehatan dan lingkungan yang menyeluruh dari rokok. Industri rokok juga harus dikenakan extended producer responsibility (EPR) karena regulasi di Indonesia juga ada. Industri rokok juga bisa dituntut atau dampak terhadap lingkungan dan kesehatan atas produksi dan konsumsi dari rokok,” lanjutnya.
Baca juga : Kemenparekraf Rangkul Industri Kreatif Diskusikan Dampak RPP Kesehatan
Sementara itu, Senior Advisor Nexus3 Foundation Yuyun Ismawati menekankan, puntung rokok merupakan benda yang paling jahanam karena paling berserakan di seluruh dunia baik di air, laut, sungai dan tanah. Dari berbagai referensi, racun dari rokok itu sangat banyak sekali.
“Kalau rokok terlepas ke lingkungan ada yang namanya lethal concentration (LC50). Jadi kalau dia terlepas ke air misalnya, dia bisa membunuh 50% populasi yang ada. Dalam studi yang dilakukan Slaughter, dia menguji beberapa ikan air tawar dan menguji puntung rokok untuk dicampur ke dalam air, dia bisa membunuh 50% populasi ikannya,” tegas Yuyun.
“Jadi EPR itu perlu diterapkan sehingga puntung rokok bisa diambil dan dibawa kembali ke tempat produsen dengan biaya mereka. Jadi jangan dibebankan kepada pemerintah. Mereka juga harus menunjukkan bagaimana mereka dapat mengelola itu. Pemerintah juga harus kembangkan roadmap penanganan puntung rokok karena ini menjadi top 10 limbah yang selalu ada di Indonesia,” tandasnya. (Z-5)
Salah satu ciri kulit terlalu sering dieksfoliasi adalah kulit terasa seperti tertarik setelah mencuci muka.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 29% remaja usia 10–19 tahun di Indonesia mengalami gejala gangguan kesehatan mental.
Justin Timberlake mengungkap diagnosis penyakit Lyme yang dideritanya. Sang istri, Jessica Biel, disebut menjadi pendukung utama dalam proses pemulihannya.
Penelitian Universitas Negeri Ohio ungkap warga yang tinggal dekat laut punya harapan hidup lebih panjang. Faktor lingkungan dan sosial jadi kunci utama.
Pemkab Manggarai Barat, NTT, mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan tes VCT (Voluntary Counselling and Testing) guna mendeteksi HIV secara dini.
Latihan beban atau latihan kekuatan, tidak hanya memberi manfaat pada kesehatan otot dan tulang, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan otak.
Penerapan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 yang mengatur aspek strategis Industri Hasil Tembakau (IHT) menuai penolakan keras dari kalangan pekerja.
Desakan untuk membatalkan pasal-pasal tembakau dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Pengamanan Zat Adiktif semakin menguat.
Jika industri tembakau sebagai pembeli utama bahan baku terganggu, maka penyerapan hasil panen petani akan menurun drastis.
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, menegaskan bahwa sektor tembakau merupakan salah satu andalan perekonomian daerah
Presiden Prabowo selama ini selalu mengatakan bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam dan ini harus dibuktikan dengan menjadikan kekayaan itu sebagian besar menjadi milik negara.
Pemerintah kembali menuai kritik tajam atas implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved