Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
DOKTER Spesialis Anestesi dan Konsultan Perawatan Intensif Pratista Hendarjana mengatakan penggunaan obat antibiotik secara asal atau tidak tepat dapat berakibat fatal pada tubuh manusia.
Pratista mengatakan antibiotik sebetulnya umum digunakan pada pasien yang telah sakit parah atau menghadapi penyakit yang mengancam nyawa.
"Antibiotik itu dipakai kalau ada infeksi bakteri, untuk penangan kondisi yang mengancam nyawa, yang mungkin ada tanda infeksi," kata Pratista, dikutip Rabu (31/1).
Baca juga : Asosiasi Dokter Herbal Minta Fitofarmaka Bisa Diresepkan untuk Pasien BPJS Kesehatan
Hal itu, menurut Pratista perlu disampaikan, mengingat, hingga saat ini, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang menelan antibiotik saat sakit, bahkan ketika sakit ringan di rumah, tanpa resep dokter.
Bila salah digunakan, seperti takaran dosis atau jenis obat yang tidak sesuai, obat keras tersebut dapat menimbulkan Resistensi Antimikroba atau Antimicrobial Resistance (AMR).
AMR merupakan kondisi ketika bakteri, virus, jamur, dan parasit tidak lagi merespon obat-obatan antimikroba. Kuman biang penyakit menjadi kebal atau resisten terhadap antibiotik, yang akhirnya menyebabkan pasien sulit sembuh di kemudian hari.
Baca juga : Kombinasi Obat dan Vitamin B Bisa Kurangi Dampak Neuropati perifer
Masalah ini adalah salah satu ancaman kesehatan masyarakat yang serius, bahkan, organisasi kesehatan dunia WHO telah memperkirakan akan terjadi 10 juta kematian pada 2050 karena peningkatan kasus AMR.
"WHO sebenarnya sudah lama menggaungkannya untuk mencegah pemakaian antibiotik yang sembarangan, untuk mencegah terjadinya resistensi pada antibiotik. Diungkapkan, kematian karena AMR ini sampai 1,27 juta di seluruh dunia pada 2019," ungkap Pratista.
AMR dapat diderita semua usia dan sering kali tidak disadari, bisa saja terjadi ketika dalam kondisi sehat.
Baca juga : Artis Sarwendah Berbagi Tips Berkomunikasi Efektif Hindari AMR di ICU
Pratista mengatakan tidak pula semua penyakit dapat diatasi dengan antibiotik tertentu, mengingat ada berbagai macam jenis obat antimikroba yang berbeda sesuai peruntukkannya.
Oleh sebab itu, Pratista mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati ketika membeli obat-obatan secara mandiri tanpa pendampingan dokter. (Ant/Z-1)
Baca juga : Tidak Semua Demam Butuh Antibiotik
Pasien TB RO harus minum lebih banyak obat setiap hari dan menjalani pengobatan dalam jangka yang lebih lama sesuai dengan rekomendasi dari tim ahli klinis agar bisa sembuh.
Kanker payudara triple-negatif mencakup 15% hingga 20% dari semua kasus kanker payudara. Kanker ini tumbuh lebih cepat dan lebih mungkin kambuh setelah perawatan.
Jemaah haji akan diberangkatkan ke Arafah mulai 8 Zulhijah atau 4 Juni pagi. Jadwal keberangkatan akan diatur oleh pihak syarikah atau perusahaan pelayanan haji.
Penyakit hati merupakan masalah yang terus berkembang, dan kondisi ini dapat disembuhkan dengan pendekatan yang tepat.
Sosok PMO biasanya berasal dari keluarga serumah, tetangga atau kerabat terdekat dari pasien tuberkulosis.
Pasien TB yang tidak tuntas berobat harus diperiksakan juga Mycobacterium tuberculosis paru dan resistensi OAT melalui pemeriksaan TCM, serta dilakukan pemeriksaan foto toraks
ANAK perempuan yang diberi antibiotik selama tahun pertama kehidupan mereka, terutama dalam tiga bulan pertama, lebih mungkin memasuki masa pubertas pada usia lebih dini.
Meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotik telah menjadi tantangan besar dalam pengobatan jerawat.
Temuan penting menyatakan bahwa pasien penyakit Lyme tetap mengalami gejala persisten meskipun telah menjalani pengobatan antibiotik.
Antibiotik dikenal sebagai penyelamat dalam dunia medis—efektif melawan berbagai infeksi, dari flu hingga pneumonia. Namun, studi terbaru mengungkap sisi gelap penggunaan berulang.
Penelitian terbaru menunjukkan antibiotik, antivirus, dan vaksin dapat berpotensi mengurangi risiko demensia, membuka jalan baru dalam pengobatan penyakit neurodegeneratif ini.
Kamil bersama petugas kesehatan lainnya nampak sedang mengobati seorang petugas yang kakinya terluka akibat terkena batu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved