Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Pemerintah Perlu Jamin Pendidikan Tinggi Keluarga tidak Mampu

Putra Ananda
24/1/2024 17:45
Pemerintah Perlu Jamin Pendidikan Tinggi Keluarga tidak Mampu
Atikoh meyakini, jika pemerintah mampu memberi jaminan pendidikan tinggi untuk keluarga tidak mampu(Dok)

PEMERINTAH perlu menjamin ketersediaan akses pendidikan tinggi bagi keluar kurang mampu. Hal tersebut dibutuhkan untuk mengentaskan kemiskinan struktural sehingga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat kurang mampu. 

Pernyataan tersebut disampaikan oleh istri calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh. Atikoh menuturkan program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana awal tercetus dari pengalaman pribadi dirinya dan Ganjar yang sama-sama tumbuh dari keluarga kurang mampu. 

“Kalau untuk keluarga mampu mereka bisa dapat mengeyam pendidikan tinggi sendiri, tapi kalau untuk keluarga tidak mampu ini harus difasilitasi oleh pemerintah," kata Atikoh saat bertemu dengan masyarakat, jajaran Tim Pemenangan Cabang (TPC) Ganjar-Mahfud Banyuwangi, di Banyuwangi, Rabu (24/1). 

Baca juga : Kalbis Institute Resmi Menjadii Universitas jadi Langkah Maju Dunia Pendidikan

Atikoh meyakini, jika pemerintah mampu memberi jaminan pendidikan tinggi untuk keluarga tidak mampu, maka taraf hidup mereka sekiranya akan terangkat. 

Baca juga : Hari Pendidikan Internasional 2024: Menyoroti Pendidikan untuk Perdamaian Abadi

"Dengan seperti itu maka si anak kalau dia benar-benar memang memiliki keinginan untuk pendidikan tinggi, dia akan menjadi sumber atau sosok yang nanti akan bisa memberdayakan keluarga, bisa memperbaiki kehidupan keluarga," ujarnya. 

Lebih jauh mantan wartawati ini bercerita tentang kesulitan keluarganya maupun keluarga Ganjar dalam meraih cita-cita lewat pendidikan. 

Sebagai orang yang sama-sama berangkat dari keluarga yang sederhana, Atikoh maupun Ganjar pernah mengalami kesulitan saat mengenyam pendidikan tinggi.

"Saya berasal dari masyarakat yang sangat biasa yang berjuang luar biasa agar bisa kuliah di UGM (Universitas Gadjah Mada). Bahkan saya pernah merasakan beberapa bulan harus nunggak untuk bayar kos, karena orang tua saya sudah meninggal, tetapi saya yakin bahwa dengan tekad yang kuat, dan tentu saja pertolongan yang maha kuasa selalu akan ada jalan bagi kita," ungkap Atikoh.

Kalaupun ada siswa yang ingin langsung bekerja, dirinya menjelaskan akan ada sekolah vokasi yang terintegrasi dengan perusahaan-perusahaan ternama. Dengan demikian, maka para siswa bisa tersalurkan langsung ke dunia kerja setelah mereka lulus dari sekolah.

"Programnya itu ada sekolah vokasi. Di Jawa Tengah sudah ada. Itu adalah SMK. Semuanya gratis. Mulai dari seragamnya, tempat tinggalnya, buku, tas, sepatu, dan untuk praktik-praktik semuanya gratis. Tetapi yang boleh sekolah di situ hanya orang yang tidak mampu, dan seratus persen lulusannya yang ada di Jawa Tengah ini terserap dunia kerja dengan cepat," kata Atikoh. (Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik