Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pakar Manajemen Air UGM Ingatkan Potensi Banjir Bandang di Awal Musim Hujan

Ardi Teristi Hardi
06/12/2023 17:00
Pakar Manajemen Air UGM Ingatkan Potensi Banjir Bandang di Awal Musim Hujan
Pakar Manajemen Air UGM Agus Maryono(MI/Ardi Teristi Hardi)

PAKAR manajemen air Universitas Gadjah Mada Agus Maryono memperingatkan potensi banjir bandang. Pemeriksaan aliran sungai hingga hulu  perlu dilakukan untuk meminimalkan korban akibat banjir bandang.

"Banjir Bandang berpotensi akan meningkat di berbagai tempat akibat musim hujan setelah musim kemarau panjang," papar dia, Rabu (6/12).

Ia pun mengingatkan masyarakat akan risiko banjir bandang di awal musim penghujan. Banjir bandang bisa disebabkan beberapa hal, seperti sumbatan alur sungai yang bisa disebabkan tanah longsor atau faktor alamiah, dua aliran banjir yang bertemu, bendungan jebol, hingga hujan ekstrem.

Baca juga : Pemkab Humbahas Tambah Alat Berat untuk Evakuasi Lokasi Banjir Bandang

“Yang sering terjadi, pemicu banjir bandang adalah longsor," kata dia.

Langkah antisipasi secara sistematis perlu mulai dilakukan, termasuk salah satunya dengan menggerakkan berbagai elemen masyarakat. Dengan koordinasi BPBD, mereka bisa melakukan susur sungai untuk memeriksa timbunan material longsoran di sepanjang aliran sungai yang berpotensi terbawa arus deras sungai.

Baca juga : Pengungsi Banjir Bandang Humbas Dipusatkan di Aula Kecamatan Baktiraja

"Kalau lokasi di mana ada sumbatan ditemukan masyarakat bisa segera digerakkan untuk membersihkan. Jika aliran lancar kembali maka risiko banjir bandang akan hilang,” terang dia.

Sungai berukuran kecil dan menengah di daerah berbukit dengan tebing yang terjal lebih berisiko longsor dan banjir bandang dibandingkan dengan sungai-sungai besar. Risiko banjir bandang juga lebih tinggi di sungai yang pernah terjadi banjir bandang.

Susur sungai perlu dilakukan, utamanya, di sungai-sungai yang melewati pemukiman atau perkampungan. Selain untuk memeriksa aliran sungai dari sumbatan, susur sungai juga bisa bermanfaat untuk memetakan potensi alam yang bisa dikembangkan untuk ekowisata.

“Masyarakat diajak dan hasilnya didiskusikan dengan masyarakat agar mereka paham dan merasa memiliki sungai tersebut. Jika tidak ada banjir bandang masyarakat sejahtera dan dapat memanfaatkan sungai untuk wisata, perikanan, hingga pertanian,” jelas dia.

Di DI Yogyakarta, risiko banjir bandang dapat terjadi di sejumlah sungai terutama sungai kecil di daerah hulu yang memiliki tebing yang curam, seperti di daerah Kulonprogo. Namun, banjir material erupsi Gunung Merapi juga berpotensi terjadi di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Ancaman banjir bandang di DIY relatif bisa diantisipasi karena keberadaan berbagai komunitas sungai yang turut berkontribusi mengedukasi dan menggerakkan masyarakat untuk menjaga lingkungan sungai dan mengantisipasi berbagai risiko bencana banjir bandang. (Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya