Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEPALA Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. memberi pembekalan kepada para Perwira Siswa (Pasis) Sesko TNI di Markas Komando Sesko TNI, Bandung, Senin (9/10).
Di hadapan 159 Perwira Menengah TNI dan Polri, Yudian menuturkan, saat ini Pancasila tengah menghadapi tantangan serius bila tidak diantisipasi. Bukan hanya kepada perwira TNI dan Polri, di antara mereka juga terdapat Perwira Angkatan Bersenjata negara sahabat, seperti Singapura, India, Pakistan, dan Australia.
Kepala BPIP juga menuturkan, bangsa Indonesia harus memahami sejarah perjuangan dan perjalanan bangsanya agar dapat memaknai dan menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara yang hakiki.
Baca juga: Romo Benny: Toleransi Harus Jadi Cara Berpikir Semua Generasi
“Tanpa sadar, kita menghadapi tantangan eksternal yg luar biasa. Tanpa sadar kita telah memasuki fase kaburnya sejarah. Ini perlu kita antisipasi,” ungkapnya.
Santri lulusan Harvard Law School ini menuturkan, ada hal krusial pascareformasi 1998, di antaranya, hilangnya mata ajar Pancasila dan BP7 dibubarkan. Hal ini yang menjadi pemicu selama hampir 20 tahun lebih lost generation terhadap ideologi Pancasila.
“Sehingga Pancasila praksis menjadi tafsir bebas anak-anak kita. Sehingga Pancasila menjadi asing di negeri kita sendiri. Padahal Pancasila telah digaung-gaungkan Bung Karno jauh lebih lama”, tuturnya.
Yudian meminta kepada para Perwira, pemahaman suatu bangsa terhadap sejarah bangsanya mutlak dipahami.
“Di tengah situasi serba tidak mungkin itulah Bangsa Indonesia proklamasi. Di tengah Perang Dunia II, kalah teknologi militernya, dan waktunya hanya 59 detik. Apa hasilnya? Hasilnya proklamasi kita di bawah Pancasila berhasil mempersatukan,” jelas Yudian.
Baca juga: Punya Alasan Historis, BPIP Selenggarakan Penganugerahaan Ikon Prestasi Pancasila 2023 di Bandung
Sementara itu, Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan BPIP, Tonny Agung Arifianto, S.E., M.A.B. memaparkan, BPIP terus berupaya mengembalikan Pancasila agar dibahas dan dipelajari kembali, di ruang-ruang formal, nonformal, maupun informal.
Dirinya mengaku, saat ini Mata Ajar Pendidikan Pancasila akan diberikan kembali kepada para siswa PAUD hingga Perguruan Tinggi setelah 20 tahun lost generations.
“Langkah konkret. BPIP melakukan suatu pengkajian dan penilaian bahwa moral berasal dari pendidikan. Alhamdulilah bersama Kemenristekdikbud, lahir PP 4 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mengembalikan Pancasila sebagai mata ajar wajib”, ungkap Tonny.
Dirinya menambahkan, mata ajar Pendidikan Pancasila akan mulai berlaku tahun ajaran 2023-2024 pada semua jenjang pendidikan, mulao dari PAUD hingga Perguruan Tinggi.
“Pendidikannya seperti apa? Konsep yg dibangun, belajar dari mulai sejarah. Komposisi 30 persen kognitif, 70 persennya psikomotorik dan afektif, bentuk Pancasila dalam tindakan. Karena Pancasila bukan hapalan, melainkan implementasi atau tindakan”, tambahnya.
Dalam penyeberluasan dan pembumian Pancasila kepada seluruh kelompok masyarakat, BPIP akan mengadakan sertifikasi pengajar Pancasila yang akan bertugas kepada kelompok-kelompok masyarakat di seluruh penjuru negeri.
“Kalau dulu ada Manggala. Kita sekarang, dalam waktu yang tidak lama, akan ada sertifikasi pengajar Pancasila yg namanya adalah Maheswara artinya, orang yang berbudi pekerti luhur,” ungkapnya.
Baca juga: BPIP Ajak Masyarakat Jadi Pemilih Cerdas dan Kritis Demi Indonesia Maju
Tonny menjelaskan, ada klasifikasi bagi para pengajar dan fasilitator Diklat PIP. Termasuk membuka peluang kepada para perwira TNI dan Polri untuk dapat menjadi pengajar Pendidikan Pancasila melalui program sertifikasi tersebut.
“Klasifikasi pengajar diklat PIP ada clusternya. Dasar, menengah, dan utama. Bedanya penceramah dan pengajar adalah kapasitas berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, dan jabatannya.
Penceramah untuk penguatan PIP yang terdiri dari orsospol, ormas, perguruan tinggi, komunitas, dan perorangan. Sementara pengajar merupakan para TNI, Polri, ASN,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Hubungan Antarlembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Ir. Prakoso menuturkan, TNI dan Kepolisian merupakan tulang punggung dalam menjaga teritorial Indonesia.
Dirinya mengajak para perwira untuk menyadari bahwa Negara Indonesia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus selalu dipertahankan dengan persatuan dan kesatuan.
“Kita bersama-sama di sini untuk menjaga hati. Di sini harus ada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” tuturnya.
Gayung bersambut, hal tersebut ditanggapi Komandan Sesko TNI, Marsekal Madya TNI Samsul Rizal, S.I.P., M.Tr. (Han.). Ia meminta agar BPIP dapat memberi pembekalan kepada para perwira dan anggota TNI, khususnya anggota yang bertugas di teritori Indonesia.
“BPIP dapat masuk ke TNI untuk memberikan tugas kepada perwira atau anggota di teritorial untuk menjadi ujung tombak dalam sosialisasi kepada masyarakat. Dimana anggota di teritori bersentuhan langsung dengan masyarakat”, pintanya.
Ia juga meminta agar BPIP dapat selalu berkontribusi dalam program serupa kepada para TNI.
“Kita melihat antusiasme para Pasis begitu tinggi karena kita punya semangat yg sama. Tentu, akan kita teruskan karena ini sangat penting”, ungkapnya. (RO/S-4)
Salah satu alasan di balik usulan penyempurnaan konstitusi, yakni terkait dengan pemantapan ideologi Pancasila.
MOMEN Mei-Juni penting untuk disegarkan kembali.
Reformasi KUHAP harus lepas dari warisan kolonial dan menjadikan Pancasila sebagai asas utama hukum acara pidana.
Sebagaimana dirumuskan para pendiri bangsa, demokrasi Indonesia dibangun di atas kesepakatan kebangsaan—yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
DALAM rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, politikus PDI Perjuangan Ancilla Hernani menggelar Festival Pancasila dan Pekan Kebudayaan Daerah di Kota Metro, Lampung, Rabu (4/6).
PADA 1 Juni bangsa Indonesia memperingati hari lahir Pancasila. Sebagai filosofi, dasar dan ideologi negara, sudah sepantasnyalah hari lahir Pancasila diperingati secara nasional.
Cari tahu cita-cita & tujuan bangsa Indonesia! Temukan secara rinci di mana rumusan ideal tersebut termuat. Klik sekarang untuk wawasan lengkapnya! klik disini
Tindak pidana terhadap ideologi negara dalam KUHP Pasal 188–190 perlu diatur lebih lanjut, khususnya terkait tindak pidana terorisme.
Meski banyak negara komunis runtuh setelah Perang Dingin, lima negara masih mempertahankan ideologi ini dalam sistem pemerintahan mereka.
Sebagai wujud tanggung jawab membumikan nilai Pancasila di UP PSP menggelar acara Sosialisasi Road Mapyang yang disusun PSP tahun 2023.
Dalam menyambut Indonesia Emas 2045 merupakan tujuan terbaik untuk generasi milenial dipersiapkan saat ini menjadi penerus bangsa dalam membumikan Pancasila.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menuturkan ikhtiar untuk membangun benteng ideologi haruslah termanifestasi pada langkah-langkah yang terintegrasi pada semua lini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved